Menurut Gitosudarmo dan Mulyono 2003, komunikasi berperan dalam tiga jenis peran manajerial, yaitu:
a. Berperan antar pribadinya, manajer bertindak sebagai simbol dan pemimpin serta sebagai koordinator unit organisasinya. Dia akan
berinteraksi dengan bawahan, pelanggan, pemasok dan rekan setingkatnya dan juga dengan atasannya.
b. Berperan informasionalnya, manajer akan selalu mencari informasi dari rekan setingkat, bawahan, pemasok dalam organisasinya, serta kontak
pribadi lainnya mengenai segala upaya yang dapat mempengaruhi pekerjaan dan tanggung jawabnya.
c. Berperan keputusannya, manajer menangani gangguan dalam unit organisasinya dan menangani pengalokasian sumber daya kepada bagian-
bagian yang membutuhkannya. Keputusannya mungkin diambil sendiri atau melibatkan bawahannya
2.2.2. Fungsi Komunikasi
Komunikasi mempunyai empat fungsi dalam sebuah kelompok atau organisasi, yaitu fungsi kendali, motivasi, pernyataan emosi, dan informasi Robbins,
2005. Komunikasi berfungsi untuk mengendalikan perilaku anggotanya dalam beberapa cara. Organisasi mempunyai otoritas hierarkis dan pedoman resmi di mana
anggota-anggotanya diwajibkan untuk mematuhinya. Komunikasi memelihara motivasi dengan memberikan penjelasan kepada para
karyawan tentang apa yang harus dilakukan, seberapa baik mereka mengerjakannya, dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja jika sedang berada
di bawah standar. Komunikasi yang terjadi dalam kelompok merupakan suatu mekanisme mendasar di mana para anggotanya dapat mengungkapkan dan
melukiskan perasaan kecewa dan rasa puas mereka. Oleh karenanya, komunikasi adalah jalan untuk menyatakan emosi perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial.
Universitas Sumatera Utara
Fungsi terakhir komunikasi berhubungan dengan perannya dalam memfasilitasi pengambilan keputusan. Fungsi tersebut memberikan informasi bagi
perseorangan atau kelompok untuk membuat keputusan dengan menyertakan data untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi pilihan.
Kemampuan berkomunikasi menunjukkan bagaimana seseorang dapat menyampaikan dan menerima informasi dengan efektif. Kemampuan tersebut
dipengaruhi gaya berkomunikasi seseorang. Wofford, Gerloff dan Cummins 1977 sebagaimana dikutip Pace dan Faules 2005, menyimpulkan enam gaya dasar
komunikasi, yaitu: gaya pengendalian, gaya penyamaan, gaya penstrukturan, gaya dinamik, gaya pelepasan dan gaya penarikan. Orang tua menggunakan gaya
pengendalian dan penstrukturan, orang dewasa menggunakan gaya penyamaan dan dinamik, anak-anak menggunakan gaya pelepasan dan penarikan.
Dalam pelaksanaan tugas sebagai pimpinan tidak jarang menemui kesulitan bagaimana cara menyampaikan gagasan, pengarahan atau perintah sehingga dapat
dimengerti, diterima dan dilaksanakan oleh bawahan. Ketidakberesan, ketidak mampuan atau ketidaklancaran pemimpin dalam berkomunikasi dengan bawahannya
menjadi petunjuk bahwa kemampuan pemimpin dalam berkomunikasi kurang baik. Menurut Hunsaker dan Alessandra 2005, penampilan diri memegang peranan
penting dalam pergaulan dan hubungan kita dengan orang lain, baik secara positif maupun negatif. Penampilan diri yang baik mempercepat perkembangan keakraban
dan saling percaya dengan orang lain. Sebaliknya penampilan yang tidak baik akan menghambat suasana hubungan pribadi dan komunikasi. Selain masalah penampilan,
Universitas Sumatera Utara
kemampuan berkomunikasi pemimpin juga dipengaruhi oleh kemampuannya dalam hal: mendengarkan bawahan, bertanya kepada bawahan, nada suara dan gerak-gerik,
serta memberi dan menerima umpan balik. Kemampuan seorang pemimpin dalam berkomunikasi dapat dilihat dari
kemampuannya membangun sebuah tim. Sudah terbukti dari teori sistem umum, bahwa kerja tim memiliki kemungkinan yang tinggi untuk membuahkan hasil dengan
kualitas yang tinggi, menurunkan biaya dan meningkatkan moral karyawan. Komunikasi adalah jembatan yang penting pada setiap kerja tim.
Komunikasi merupakan pendukung utama agar fungsi kepemimpinan bisa efektif, karena seringkali kegagalan kepemimpinan diakibatkan karena lemahnya
kemampuan berkomunikasi. Menurut Robbin 2002 bahwa kegagalan bekerja 70 diakibatkan oleh kegagalan komunikasi. Dengan demikian jelas bahwa kinerja
pegawai dipengaruhi oleh kemampuan berkomunikasi seorang pimpinan, khususnya dalam membangun kerja tim sebagai satu kesatuan untuk mencapai tujuan.
2.3. Teori tentang Komitmen Organisasi