2.2 Landasan Teori
2.2.1 Distributor Penyedia Sayuran Organik Sayuran Organik
Pasar swalayan supermarket umumnya mempunyai segmen pasar tersendiri konsumen ekonomi atas. Oleh karena itu jenis dan kualitas sayuran yang
disediakan dan disalurkan bersifat selektif. Salah satu sayuran yang disediakan adalah sayuran organik Ginting, 2006 : 33.
2.2.2 Keputusan Pembelian
Proses pembelian diawali dengan pengenalan masalah dengan pembeli yang mengenali suatu masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara
keadaan aktualnya dan sebagian keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat dirangsang oleh rangsangan internal bila salah satu kebutuhan normal seseorang
muncul pada tingkat yang cukup tinggi untuk menjadi dorongan dan rangsangan eksternal yang datangnya dari luar Kotler dan Amstrong, 1997 : 174.
Sewaktu konsumen membuat keputusan membeli sering melalui lima langkah yang logis. Pertama, menyadari kebutuhan yang belum terpuaskan. Kedua,
memilih beberapa pilihan yang nalar. Ketiga, barang tersebut di identifikasi. Keempat, di evaluasi. Dan ke lima, keputusan membeli pun di buat, pada tahap ini
mencakup motif beli langganan dan citra toko pengecer Stanton, 1996 : 176. Suatu keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan
alternatif. Seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan maka ia harus memiliki pilihan alternatif. Ada empat macam perspektif dari model manusia model
Neny Theresia Hasibuan : Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Konsumen Akan Sayuran Organik, 2008 USU Repository © 2008
of man. Model manusia yang dimaksud di sini adalah model tingkah laku keputusan dari seorang individu berdasarkan empat perspektif, yaitu :
1. Manusia ekonomi
Konsep manusia ekonomi berasal dari disiplin ekonomi. Manusia dipandang sebagai seorang individu yang melakukan keputusan secara rasional. Agar seorang
individu dapat berfikir rasional, maka ia harus menyadari berbagai alternatif produk yang tersedia. Dia juga harus mempu merangking berbagai alternatif tersebut
berdasarkan kebaikan dan keburukan produk alternatif tersebut, dan mampu memilih yang terbaik dari alternatif yang tersedia. Manusia ekonomi berusaha mengambil
keputusan yang memberikan kepuasan maksimum. Keputusan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan ekonomi seperti harga, jumlah barang, dan manfaat.
2. Manusia pasif
Manusia sebagai individu yang mementingkan diri sendiri dan menerima berbagai macam promosi yang ditawarkan pemasar. Konsumen digambarkan sebagai
pembeli yang irasional dan impulsif, yang siap menyerah pada usaha dan tujuan pemasar. Model ini bertolak belakang dengan manusia ekonomi. Model manusia
pasif dianggap tidak realistis. Peran adalah mencari informasi mengenai alternatif produk dan memilih produk yang memberikan kepuasan paling besar.
3. Manusia kognitif
Model manusia kognitif menggambarkan konsumen sebagai sebuah sistem pemrosesan informasi. Pemrosesan informasi akan membawa kepada pembentukan
kesukaan preferensi dan selanjutnya pada keinginan membeli. Model ini menempatkan konsumen diantara model manusia ekonomi dan manusia pasif. Model
Neny Theresia Hasibuan : Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Konsumen Akan Sayuran Organik, 2008 USU Repository © 2008
manusia kognitif menggambarkan konsumen sebagai individu yang berfikir untuk memecahkan masalah a thinking problem solver.
4. Manusia emosionl
Model ini menggambarkan konsumen sebagai individu
yang memiliki perasaan mendalam dan emosi yang mempengaruhi pembelian atau
pemilikan barang-barang tertentu. Perasaan seperti rasa senang, takut, cinta, khawatir, fantasi, kenangan sangat mempengaruhi konsumen
Sumarwan, 2003 ; 290-292. Inti pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang
mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih prilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya. Hasil dari proses pengintegrasian ini
adalah suatu pilihan choice, yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan berprilaku Setiadi, 2003 ; 415.
Prilaku konsumen merupakan tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh, menggunakan, dan menentukan produk dan jasa,
termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan- tindakan tersebut Engel, dkk, 1990 : 3.
2.2.3 Permintaan