b. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan.
Penduduk Kota Medan menurut tingkat pendidikan terdiri dari tamat SD, SLTP, SLTA, Perguruan Tinggi. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai tingkat
pendidikan penduduk Kota Medan dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan. No.
Tingkat Pendidikan Jumlah
orang Persentase
1. 2.
3. 4.
SD SLTP
SLTA Perguruan Tinggi
412,893 626,617
670,597 209,246
21.51 32.65
34.94 10.90
Jumlah 1,919,353 100
Sumber : BPS, Medan Dalam Angka 2006 Tabel 4. menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk Kota Medan
paling besar berada pada tingkat pendidikan menengah yaitu Sekolah Lanjut Tingkat Atas SLTA sebesar 670,597 orang 34.94 , Sekolah Lanjut Tingkat Pertama
SLTP sebesar 626,617 orang 32.65 , Sekolah Dasar SD berjumlah 412,893 orang 21.51 , dan Perguruan Tinggi PT 209,246 orang 10.90 .
c. Penduduk Menurut Mata Pencaharian.
Mata pencaharian penduduk Kota Medan bermacam jenisnya yaitu pegawai negeri, pegawai swasta, TNIPOLRI, tenaga pengajar, tenaga kesehatan dan masih
banyak lagi yang lain jenisnya dan macam pekerjaannya. Untuk mengetahui lebih jelas mata pencaharian penduduk Kota Medan dapat dilihat pada tabel 5.
Neny Theresia Hasibuan : Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Konsumen Akan Sayuran Organik, 2008 USU Repository © 2008
Tabel 5. Penduduk Menurut Pekerjaan. No. Mata
Pencaharian Jumlah
Orang Persentase
1. 2.
3. 4.
5. 6.
Pegawai Negeri Pegawai Swasta
TNIPOLRI Tenaga Pengajar
Tenaga Kesehatan Lain-lain
18,670 14,570
13,562 43,551
2,399 300,255
4.75 3.70
3.45
11.08 0.61
76.41
Jumlah 393,007 100
Sumber : BPS, Medan Dalam Angka 2006 Tabel 5. me4nunjukkan bahwa jumlah pekerjaan penduduk yang terbesar
adalah sebagai tenaga pengajar sebesar 43.551 orang 11,08 , pegawai negeri 18.670 orang 4,75 , pegawai swasta 14.570 orang 3,70 , TNIPOLRI 13.562
orang 3,45 , tenaga kesehatan 2.399 orang 0,61 dan pekerjaan lain-lain yaitu gabungan dari berbagai macam pekeerjaan yang tidak dapat disebutkan satu persatu
yaitu sebesar 300.255 orang 76,41 . Dari data tersebut menunjukkan bahwa dari jumlah penduduk Kota Medan yang berusia produktif hanya sebagian kecil saja yang
bekerja, setelah dikurangi penduduk Kota Medan yang bersekolah dan kuliah, masih banyak penduduk yang menganggur baik sebagai pengangguran terselubung maupun
sebagai penganggur tetap.
4.1.3 Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana sangat mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat. Semakin baik sarana dan prasarana akan mempercepat laju
pembangunan. Sarana dan prasarana di Kota Medan saat ini sangat baik, hal ini dapat dilihat dari jenis-jenis sarana yang tersedia baik sarana pendidikan, sarana
kesehatan, sarana transportasi, dan pasar yang sudah cukup memadai.
Neny Theresia Hasibuan : Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Konsumen Akan Sayuran Organik, 2008 USU Repository © 2008
Tabel 6. Sarana dan Prasarana No.
Sarana dan Prasarana Jumlah
Unit
1. Sekolah a.
SD b.
SLTP c.
SLTA d.
Perguruan Tinggi 797
335 322
28 2. Kesehatan
d. Puskesmas
e. Pustu
f. BPU
g. Rumah Bersalin
h. Rumah Sakit
39 41
375 270
68 3. Transportasi
a. Jalan Baik
b. Jalan Sedang
c. Jalan Rusak
1,869.60 Km 446.15 Km
128.37 Km 4. Pasar
a. Pasar Tradisional
b. Pasar Swalayan
56 30
Sumber : BPS, Medan Dalam Angka 2006 Sarana pendidikan di Kota Medan sangat lengkap mulai dari Play Grup,
Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar berjumlah 797 unit, sekolah Lanjut Tingkat Pertama SLTP berjumlah 335 unit, Sekolah Lanjut Tingkat Atas SLTA berjumlah
322 unit, hingga ke Perguruan Tinggi berjumlah 28 unit dengan berbagai tingkat strata. Status sekolah pun beragam mulai dari negeri, swasta, maupun sekolah luar
negeri yang tersebar di setiap sudut dan pelosok Kota Medan dengan kualitas yang beragam.
Sarana kesehatan sangat diperlukan oleh penduduk kota besar sperti Kota Medan yang berpenduduk besar. Sarana kesehatan yang ada yaitu BPU 375 unit,
rumah bersalin 270 unit, rumah sakit 68 unit, pustu 41 unit, dan puskesmas 39 unit yang tersebar di seluruh kecamatan.
Neny Theresia Hasibuan : Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Konsumen Akan Sayuran Organik, 2008 USU Repository © 2008
Sarana transportasi sangat lengkap di dalam kota, angkutan kota sangat banyak kesegala penjuru Kota Medan. Panjang jalan Kota Medan 3,078.94 km, jalan
yang dalam kondisi baik sepanjang 1,869.6 km, jalan dalam kondisi sedang sepanjang 446.15 km, jalan yang dalam kondisi rusak sepanjang 128.37 km.
Pasar tradisional maupun pasar swalayan banyak sekali terdapat di Kota Medan. Masyarakat dengan mudah memilih tempat berbelanja di pasar tradisional
atau di pasar swalayan. Pasar tradisional ada 56 unit dan pasar swalayan 30 unit yang tersebar di setiap kecamatan dengan keunggulan dan kelengkapan masing-
masing pasar yang berbeda-beda. Pasar tradisional umumnya buka pagi hari atau sore hari, sedangkan pasar swalayan buka pagi hingga malam hari. Dalam penelitian
ini yang menjadi sampel pasar adalah pasar swalayan yaitu Swalayan Brastagi Gatot Subroto, Swalayan Brastagi Mangkubumi, dan Swalayan Sumatera.
4.2 Karakteristik Pasar Lokasi Penelitian
4.2.1. Swalayan Brastagi Gatot Subroto
Swalayan Brastagi terletak di jalan Gatot Subroto. Luas Areal Swalayan Brastagi yaitu ± 4.500 m
2
. Sayur-sayuran yang dijual bermacam macam seperti sawi manis, patchoi, khailan, kangkung, bayam hijau, bayam merah, sawi pahit, dan
lain-lain. Swalayan Brastagi tidak hanya menjual sayur-sayuran tetapi juga menjual barang-barang lain seperti buah-buahan dan menjual barang-barang lain yang dijual
pada swalayan pada umumnya.
Neny Theresia Hasibuan : Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Konsumen Akan Sayuran Organik, 2008 USU Repository © 2008
4.2.2. Swalayan Brastagi Mangkubumi
Swalayan Brastagi Mangkubumi merupakan cabang dari swalayan Brastagi jalan Gatot Subroto. Swalayan ini berada di jalan Mangkubumi. Swalayan ini
menjual sayur-sayuran seperti sawi manis, patchoi, kangkung, bayam dan lain-lain; juga menjual buah-buahan dan barang-barang lain yang dijual pada umumnya.
Swalayan ini tidak sebesar swalayan Brastagi Gatsu.
4.2.3. Swalayan Sumatera
Swalayan Sumatera berada di jalan S. Parman. Adapun yang dijual adalah sayur-sayuran seperti sayur-sayuran baik itu sayur organik maupun sayur
nonorganik; buah-buahan dan jenis makanan lainnya.
4.3 Karakteristik Konsumen Sampel
Karakteristik konsumen sampel yang dimaksud adalah meliputi karakteristik sosial ekonomi yang terdiri dari umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, jumlah
tanggungan keluarga dan pendapatan. Untuk lebih jelasnya lagi dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Karakteristik Sosial Ekonomi Konsumen
No. Karakteristik Sosial
Ekonomi Satuan Range Rata-rata
1. Umur
Tahun 36 – 66
46.03 2.
Tingkat Pendidikan Tahun
9 – 17 15.78
3. Tingkat Pendapatan Keluarga
RpBulan 5,000,000- 15,000,000
10,675,675.68 4.
Jumlah Tanggungan Orang
1 – 6 3. 65
Sumber : Analisis Data Primer 2007 Lampiran 1.
Umur Konsumen sampel berkisar antara 36 – 66 tahun dengan rata-rata umur konsumen 46 tahun. Rata-rata tersebut memperlihatkan bahwa konsumen sampel
Neny Theresia Hasibuan : Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Konsumen Akan Sayuran Organik, 2008 USU Repository © 2008
masih berada dalam ketegori usia produktif sehingga potensi keputusan membeli sayuran organik semakin besar.
Pendidikan formal konsumen sampel berkisar antara 9 – 17 tahun dengan
rata-rata pendidikan konsumen 16 tahun yang menunjukkan bahwa rata-rata pendidikan konsumen sampel adalah setingkat sarjana. Hal ini menunjukkan bahwa
wawasan pengetahuan konsumen dalam mengambil keputusan membeli dan mengkonsumsi sayuran organik tergolong tinggi.
Tingkat pendapatan keluarga konsumen sampel per bulannya berkisar antara
Rp 5,000,000 – 15,000,000 dengan rata-rata Rp 10,675,675 per bulan dari rata-rata tersebut dapat diketahui bahwa tingkat penghasilan konsumen sampel tergolong ke
dalam kategori tinggi sehingga keputusan dalam membeli dan mengkonsumsi sayuran organik terpenuhi.
Jumlah tanggungan keluarga konsumen sampel berkisar antara 1 - 6 orang
dengan rata-rata jumlah tanggungan keluarga 4 orang. Rata-rata tersebut memperlihatkan bahwa jumlah tanggungan konsumen sampel cukup banyak
sehingga keputusan konsumen dalam membeli dan mengkonsumsi sayuran organik tinggi.
Neny Theresia Hasibuan : Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Konsumen Akan Sayuran Organik, 2008 USU Repository © 2008
V. HASIL PENELITIAN
5.1 Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Konsumen Terhadap Sayuran
Organik.
Berdasarkan hasil penelitian, konsumen rumah tangga sayuran organik biasanya memanfaatkan sayuran organik sebagai sumber vitamin, gizi dan lain-lain.
Sayuran organik yang diteliti adalah sayuran Sawi Manis, Patchoi, Khailan, Kangkung, Bayam Hijau dan Bayam Merah.
5.1.1. Permintaan Konsumen Sawi Manis Organik
Untuk mengetahui jumlah konsumsi sayuran organik rumah tangga dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Data Konsumsi Sawi Manis Organik Sampel Rumah Tangga 2007 Sampel Pasar
Konsumsi kgbln Jumlah Responden
Swalayan Brastagi Gatot Subroto
1.5 1.5 - 3
3 1
9 5
Jumlah 15 Swalayan Brastagi
Mangkubumi 1.5
1.5 - 3 3
3 8
1
Jumlah 12 Swalayan Sumatera
1.5 1.5 - 3
3 1
6 3
Jumlah 10 Sumber : Data Primer diolah dari lampiran 2
Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa tingkat konsumsi sawi manis organik rumah tangga cukup bervariasi. Konsumsi sawi manis organik yang terendah adalah 1
kgbln dan tertinggi 4.33 kgbln.
Neny Theresia Hasibuan : Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Konsumen Akan Sayuran Organik, 2008 USU Repository © 2008