Fungsi Pendidikan Agama Islam

26 Sesuai dengan kekhususan-kekhususan yang ada pada bahan atau materi pendidikan agama Islam, baik sifat maupun tujuan, maka diperlukan metode- metode yang sesuai antara satu materi dengan materi yang lain. Dengan tetap berpedoman bahwa metode yang digunakan harus tepat guna agar dapat menunjang kelancaran pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam pendidikan Islam, menurut Abdullah Nashih Ulwan, metode harus bersumber dari al- Qur’an dan Sunah, karena pada keduanya terdapat metode tersebut. Diantara metode tersebut adalah: a. Metode pemberian contoh dan teladan. Metode pemberian contoh sangat berpengaruh dan terbukti paling berhasil dalam mempersiapkan dan membentuk aspek moral, spiritual dan etos sosial peserta didik. Hal ini karena pendidik adalah figur dalam pandangan peserta didik, yang segala tingkah lakunya disadari atau tidak ditiru. Allah SWT telah mengajarkan bahwa Rasul SAW yang diutus mempunyai sifat-sifat luhur, baik spiritual, moral maupun intelektual, sehingga umat Islam meneladaninya. b. Metode bercerita disertai perumpamaan yang mengandung pelajaran dan nasihat. Metode ini mempunyai pengaruh tersendiri bagi jiwa dan akal dengan mengemukakan argumentasi yang logis. Al- Qaur’an memakai metode ini dibeberapa tempat, lebih-lebih dalam berita tentang Rasul SAW dan kaumnya. Allah SWT telah menceritakan kepada Rasul cerita- cerita yang baik, tentang kejadian-kejadian yang baik sebagai cermin bagi umat manusia dan menjadi peneguh Rasul SAW. c. Metode pemberian nasihat. Dengan nasihat dapat membukakan mata hati peserta luhur, menghiasinya dengan akhlakul karimah, serta membekalinya dengan prinsip-prinsip Islam. d. Metode pemberian hadiah dan hukuman. Manusia tidak bisa hidup tanpa hukum, bagi mereka yang bersalah akan mendapatkan hukuman yang setimpal. Dan bagi mereka yang mengerjakan kebajikan akan mendapatkan pahala yang setimpal. e. Metode diskusi. Metode ini bertujuan untuk merangsang peserta didik berfikir dan mengeluarkan pendapat sendiri serta ikut menyumbangkan 27 pikiran dalam satu masalah bersama yang terkadang banyak kemungkinan- kemungkinan jawabannya. Allah SAW mengajarkan agar segala sesuatu dipecahkan dasar musyawarah. f. Metode tanya jawab. Metode ini digunakan untuk mengenalkan pengetahuan fakta-fakta tertentu yang sudah diajarkan dan untuk merangsang perhatian anak dengan berbagai cara sebagaimana apresiasi, selingan, dan evaluasi. Inti ajaran Islam disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW dengan melalui tanya jawab. Demikian pula pengangkatan Mu’adz bin Jabal untuk menjadi hakim di Yaman melalui tanya jawab yang diajarkan Rasul SAW sekaligus merupakan contoh pemakaian metode tanya jawab dalam pendidikan agama Islam. 16 Menurut Al-Ghazali, seorang pendidik agar memperoleh sukses dalam tugasnya harus menggunakan pengaruhnya serta arah yang tepat arah. Diantaranya lebih menekankan pada perbaikan sikap dan tingkah laku para pendidik dalam mendidik, diantaranya adalah: 1. Guru harus bersikap mencintai muridnya bagaikan anaknya sendiri. 2. Guru tidak boleh mengharapkan upah dari pekerjaannya, karena mendidik merupakan pekerjaan mengikuti Rasul SAW yang nilainya lebih tinggi dari harta. 3. Guru harus memberi nasihat kepada muridnya agar menuntut ilmu tidak untuk kebanggaan diri atau mencari keuntungan sendiri. Melainkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. 4. Guru harus mendorong muridnya untuk mencari ilmu yang bermanfaat. 5. Guru harus memberi contoh yang baik dan teladan yang indah di mata anak didik sehingga anak didik senang untuk mencontoh tingkah lakunya. 6. Guru harus mengajarkan apa yang sesuai dengan tingkat kemampuan anak. 7. Guru harus mengamalkan ilmunya. 8. Guru harus memahami jiwa anak didiknya. 9. Guru harus dapat mendidik keimanan ke dalam pribadi anak didiknya sehingga akal pikirannya tunduk kepada ajaran agama. 17 16 Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Pustaka Setia Armani, 1955, cet ke 1, hlm 1. 17 H. M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bina Aksara, 1987, hlm 103. 28

4. Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam

Dasar-dasar yang digunakan dalam pendidikan agama Islam adalah: 1. Al-Qur’an Al- Qur’an adalah hakim Allah SWT yang diturunkan kepada pilihan- Nya yaitu Nabi Muhammad SAW berisi prinsip-prinsip dasar yaitu akidah dan syari’ah dan sebagai rujukan dan sumber hukum yang pertama dan utama. Muhammad Fathil Al- Jamali, mengatakan “Pada hakikatnya al-Qur’an itu adalah merupakan pembendaharaan yang besar untuk kebudayaan manusia, terutama dalam bidang kerohanian. Al- Qur’an pada umumnya merupakan kitab pendidikan kemasyarakatan, moril akhlak dan spiritual keroha nian”. Dan Al- Nadwi mempertegas dengan menyatakan bahwa “Pendidikan dan pengajaran umat Islam itu haruslah sumber pada akidah Islamiyah, menurutnya lagi kepada al- Qur’an dan Hadist, maka pendidikan itu bukanlah pendidikan agama Islam, tetapi pendidikan as ing”. 18 Al- Qur’an sebagai pendidikan agama Islam, maka berarti semua aktivitas pendidikan agama Islam harus berorientasi pada penjabaran isi al- Qur’an itu sendiri. Keistimewaan al-Qur’an selain sebagai pegangan, acuan hidup muslim, ia juga adalah kitabullah yang berlaku untuk setiap masa dan tempat. 2. Sunnah Setelah al- Qur’an, pendidikan agama Islam menjadikan sunnah sebagai dasar dan sumber hukumnya. Secara harfiah, sunah berarti jalan, metode dan program. Sedangkan istilah, sunah adalah sejumlah perkara yang dijelaskan melalui sanad yang shahih, baik itu berupa perbuatan, peninggalan, sifat, pengakuan, larangan, hal yang disukai dan dibenci, peperangan, tindak- tanduk dan seluruh kehidupan Nabi SAW pada hakikatnya. Seluruh amalan yang dikerjakan oleh Rasul SAW dalam proses perubahan sikap hidup sehari-hari menjadi sumber utama pendidikan agama 18 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1994, cet. Ke-1, hlm 14. 29 Islam, karena Allah SWT menjadikan hidup Nabi SAW sebagai tauladan bagi umatnya. 19 3. Sikap dan Perbuatan Para Sahabat Sikap dan perbuatan para sahabat Nabi SAW dijadikan sumber pendidikan agama Islam karena Allah SWT sendiri di dalam al- Qur’an memberikan pernyataan yaitu dalam QS. At-Taubah: 100.                            Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama masuk Islam dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai- sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. Dengan demikian sudah jelas bahwa perkataan dan sikap para sabahat Nabi SAW dapat dijadikan sebagai acuan dalam pendidikan Islam. Sebagai salah satu contoh adalah perilaku Umar bin Khattab yang terkenal dengan sifat jujur, adil, cakap, berjiwa demokratis dapat dijadikan panutan masyarakat. 20 4. Ijtihad Ijtihad dijadikan sumber pendidikan karena al- Qur’an dan Hadits, menggunakan ijtihad untuk menetapkan hukum tersebut. Ijtihad ini terasa sekali hubungan setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW dan beranjaknya 19 Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan di Sekolah, Rumah, dan Masyarakat, Jakarta: Gema Insani Press, cet ke 2, 1996, hlm 31. 20 Ramayulis,… hlm 42. 30 Islam mulai keluar tanah Arab karena situasi dan kondisinya banyak berbeda di tanah Arab. Majlis Mudzakarah Al- Azhar menetapkan bahwa “Ijtihad adalah jalan yang dilalui dengan memberikan semua daya dan kesungguhan oleh akal melalui ijma’, iyas, istihshan, dan dzon mendekati keyakinan untuk mengistimbathkan hukum dari dalil-dalil al- Qur’an dan Hadits untuk menentukan bahas yang dikehendaki”. Ijtihad menurut istilah ulama ushul ialah “Mencurahkan daya kemampuan untuk menghasilkan hukum syara’ dari dalil-dalil syara’ secara terperinci ”. 21 Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan ijtihad adalah penggunaan akal pikiran oleh ahli hukum Islam untuk menetapkan suatu hukum yang belum ada ketetapannya dalam al- Qur’an dan Hadits kebanyakan global, maka sering dengan perkembangan zaman dan kebanyakan permasalahan yang muncul, maka dalam hal ini ijtihad sangat diperlukan, begitu juga dalam lapangan pendidikan yang tujuannya tidak lain adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan itu sendiri. Tapi penggunaan ijtihad ini biasa dijadikan dasar pendidikan dengan catatan selama tidak bertentangan dengan dasar pokok.

5. Faktor-faktor Pendidikan Agama Islam

Dalam melaksanakan Pendidikan Agama Islam, perlu diperhatikan adanya faktor-faktor pendidikan yang ikut menentukan berhasil atau tidaknya Pendidikan Agama Islam tersebut. Faktor-faktor pendidikan itu ada 5 macam, dimana faktor yang satu dengan yang lainnya mempunyai hubungan yang erat, yaitu: 1. Anak Didik Faktor anak didik adalah merupakan salah satu faktor pendidikan yang paling penting, karena tanpa adanya faktor tersebut, maka pendidikan 21 Abdul Wahab Khallaf, Kaidah-Kaidah Hukum Islam, Jakarta: Rajawali, cet ke 2, 1997, hlm 45.

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa SMP PGRI 2 Ciputat

15 113 114

Hubungan motivasi belajar dengan hasil belajar pendidikan agama islam siswa kelas V di sdn kedaung kaliangke 12 pagi

6 106 71

Kontribusi pembelajaran pendidikan diniyah terhadap prestasi pendidikan agama islam siswa pada SDN 03 Pagi Kemanggisan Jakarta Barat

3 34 97

Hubungan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Dengan Ketataatan Beribadah Siswa : Studi Kasus SMP YPI Bintaro

0 4 106

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM.

1 5 18

PENGANTAR HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM.

0 0 8

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN METODE AMTSAL DI SDN PURWOTOMO NO. 97 Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dengan Metode Amtsal Di SDN Purwotomo No. 97 Surakarta.

0 0 13

PROBLEMATIKA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN 01 SUMBERBNDUNG PRINGSEWU

1 6 102

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

0 0 125

HUBUNGAN ANTARA PERAN SUPERVISI PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN KUALITAS PEMBELAJARAN GURU MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMPN I SLIYEG KABUPATEN INDRAMAYU - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

0 0 31