Sistem Kekerabatan Matrilineal Masyarakat dan Problematika Adat Minangkabau

31 penentu bagi eksistensi apakah seseorang dianggap orang Minang atau tidak. Artinya seseorang tidak dapat dipandang sebagai orang Minang, jika dia tidak mempunyai suku. Suku bagi orang Minang lebih bersifat eksogamis perkawinan di luar suku, kecuali bila tidak dapat ditelusuri lagi hubungan keluarga antara dua buah suku yang senama, tetapi terdapat di kampung yang berlainan. Lantaran orang dari suku yang sama biasanya menempati lokasi yang sama, maka suku bisa berarti geneologis dan territorial. Berbeda dengan kampung, tanpa dikaitkan ke salah satu suku tertentu, maka kampung hanyalah bersifat territorial semata. Masing-masing suku biasanya terdiri dari beberapa paruik yang dikepalai oleh seorang kapalo paruik atau tungganai, sedangkan paruik dibagi lagi kedalam jurai, dan jurai kedalam samande. 27

2. Pergumulan Adat dan Agama di Minangkabau

Sejarah telah mencatat bahwa dalam kurun waktu yang cukup panjang, Minangkabau telah tersusun rapi di bawah kekuasaan penghulu dengan pemerintahan adatnya. Masyarakat Minangkabau sudah ada sejak 5.000 tahun yang lalu lebih kurang 3000 tahun sebelum masehi. Sejak itu pula masyarakat Minangkabau telah beradat. Akan tetapi sangat sulit untuk mengungkap kepastian munculnya Minangkabau ini. Hal ini disebabkan suramnya sejarah Minangkabau dan tidak ada satu tulisan pun yang mengindikasikan kemunculan Minangkabau. 27 Mochtar Naim, Merantau: Pola Migrasi Suku Minangkabau, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1979, h. 18 32 Akan tetapi bisa sedikit diketahui dari cerita-cerita tambo, kaba dan berbagai sumber lainnya. Namun demikian melihat dari cerita-cerita tambo dan temuan beberapa peneliti bisa disimpulkan Minangkabau telah ada sebelum masehi. 28 Seperti biasa diketahui oleh banyak orang bahkan orang non Minang bahwa suku Minangkabau sangat identik dengan Islam. Mengingat begitu kuat dan mengakarnya Islam dalam kehidupan masyarakat Minang, seluruh sistem masyarakat adalah implementasi dari ajaran-ajaran Islam. Hal ini tertuang dalam falsafah orang Minang “adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah”. Untuk sampai pada Islam dijadikan ideology, Minangkabau melewati proses yang cukup lama dan mengorbankan banyak fikiran, tenaga dan nyawa, salah satunya terjadinya perang paderi antara tahun 1821 – 1837. 29

a. Kondisi Minangkabau Sebelum Masuk Islam

Sebagaimana telah disinggung di atas, bahwa sebelum Islam bahkan sebelum masuknya Budha dan Hindu ke Minangkabau, sesungguhnya Minangkabau telah mempunyai peradaban. Peradaban yang membentuk karakter manusianya. Pada masa-masa awal, masyarakat Minangkabau menjadikan alam sebagai sumber inspirasi dan dasar dari falsafahnya. Sebagai bukti dari peradaban yang pernah ada di ranah Minang, dapat dilihat dari berkembangnya pertanian dan pertukangan sebagai sumber kehidupan. 28 Amir MS, Tonggak Tuo Budaya Minang, h.206 29 Gusti Asnan, Kamus Sejarah Minangkabau, Padang: Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau, 2003, h.40