Nagari Taluak IV Suku Kecamatan Banuhampu Sebagai Sampel Penelitian

63 tasarrufnya dan hasilnya dimanfaatkan untuk kepentingan umum. Penyamaan harta pusako tinggi ini dengan harta wakaf tersebut walau masih ada perbedaannya, adalah untuk menyatakan bahwa harta tersebut tidak dapat diwariskan. Karena tidak dapat diwariskan maka terhindarlah harta tersebut dari kelompok harta yang harus diwariskan menurut hukum faraidh; artinya tidak salah kalau padanya tidak berlaku hukum faraidh. Pendapat beliau ini diikuti oleh ulama lain diantaranya Syekh Sulaiman ar Rasuli. 2 Mengenai tentang sistem pewarisan adat atas harta pusako tinggi ini harta tersebut dikuasai oleh perempuan tertua di rumah itu dan hasilnya dipergunakan untuk manfaat seisi rumah. Pengawasan penggunaan harta itu berada ditangan mamak rumah, bila mamak rumah sudah tiada maka beralih kepada kemenakan yang laki-laki. Bila perempuan tertua dirumah itu sudah tiada, maka peranan penguasaan dan pengurusan beralih kepada perempuan yang lebih muda. Dalam hal ini tidak ada peralihan harta. Penerusan peranan dalam sistem kewarisan adat adalah ibarat silih bergantinya kepengurusan suatu badan yayasan yang mengelola suatu bentuk harta. Kematian pengurus itu tidak membawa pengaruh apa-apa terhadap status harta, karena yang mati hanya sekedar pengurus. Berbeda dengan pewarisan dalam hukum Islam yang berarti peralihan dari yang sudah tiada ke yang masih hidup. 2 Amir Syarifuddin, Pelaksanaan Hukum Pewarisan Islam Dalam Adat Minangkabau. H. 278 64 Ciri khas dari dari harta pusako tinggi ini adalah harta tersebut bukan milik perorangan dan bukan milik siapa-siapa secara pasti, yang memiliki harta itu ialah nenek moyang yang mula-mula memperoleh harta itu secara memancang melatah. Harta itu ditujukan untuk dana bersama bagi anak cucunya dalam bentuk yang tidak terbagi-bagi. Setiap anggota dalam kaum dapat memanfaatkannya tetapi tidak dapat memilikinya. 3 Harta pusako tinggi ini harta yang hanya boleh digadaikan dengan 4 empat syarat yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya. Namun karena Zaman lah baraliah, Tahun lah bakisah, Gadang lah balega maka harta tersebut sudah ada yang dperjual-belikan karena beberapa faktor.

B. Faktor-faktor dan Penyebab Begesernya Hukum Waris Adat Minangkabau

Dari beberapa faktor dan penyebab bergesernya Hukum Waris Adat Minangkabau khusunya jual - beli harta pusako tinggi ini terdapat beberapa faktor dan penyebab kenapa harta pusako tinggi ini diperjual-belikan diantaranya : 1. Keturunan yang punah Terputusnya generasi a. Keturunan perempuan satu-satunya yang terakhir di kaum yang sasuku saparuik dan sapayuang Harta pusako tinggi adalah suatu hal yang harus diwariskan dari generasi ke generasi selanjutnya dari niniak ka mamak dari mamak ka kamanakan. 3 Amir Syarifuddin, Pelaksanaan Hukum Pewarisan Islam Dalam Adat Minangkabau, H. 269- 270