Praktek Pembagian Harta Waris Menurut Adat Minangkabau

51 1 Pewarisan harta pusako tinggi Mengenai pembagian harta pusako tinggi, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, harta ini tidak bisa dibagi- bagi namun hanya dipergunakan untuk diambil hasilnya. Seperti yang juga telah diterangkan dalam bahasan sebelumnya, dalam peralihan anak perempuan adalah ahli waris utama untuk mengelola harta pusako tinggi tersebut, sedangkan anak laki- laki bukanlah ahli waris dari harta pusako tinggi tersebut, melainkan hanya ditugaskan untuk menjaganya. Dalam hal ini, tidak ada larangan bagi anak laki- laki untuk mempergunakan mengambil hasil dari harta pusako tinggi tersebut. Pewarisan harta pusako tinggi ini selalu diteruskan oleh keturunan yang perempuan, jika keturunan perempuan sudah tidak ada lagi maka ini disebut dengan istilah putus waris. Maka warisan itu akan jatuh ke tangan orang yang berhak selanjutnya. Yaitu ahli waris menurut adat yaitu kemenakan sesuku tidak datu ranji. 2 Pewarisan harta pusako randah Sedangkan untuk harta pusako randah, sama halnya dengan harta pencaharian yang dimaksud dalam Islam. Cara pembagiannya dengan memakai hukum faraidh. Namun kebanyakan masyarakat Minangkabau lebih memilih untuk memusyawarahkannya terlebih dahulu. Mufakat yang di dapat tidak berpaling dari unsusr agama Islam, terlebih dahulu masing- masing ahli waris mengetahui bagiannya masing- masing maka barulah setelah itu dibagi menurut hasil musyawarah yang didapat. 52

BAB III KONDISI OBJEKTIF KECAMATAN BANUHAMPU

A. Tinjauan Umum dan Sejarah Singkat

Kecamatan Banuhampu pada masa penjajahan Belanda berada di bawah wilayah kekuasaan Sariak IV Koto dan beribu kota di Koto Tuo Kecamatan IV Koto sekarang dengan pimpinan pemer intahannya disebut “Asisten Demang”. Di bawah Asisten Demang adalah “Nagari” yang dipimpin oleh seorang Wali Nagari. 1 Pada era kemerdekaan wilayah Sariak IV Koto dibagi menjadi dua Kecamatan, yaitu Kecamatan IV Koto dan Kecamatan Banuhampu Sungai Puar. Sebagai pemimpin kecamatan dipilih seorang camat militer yang dalam melaksanakan roda pemerintahannya dibantu oleh sebuah badan yang disebut Musyawarah Pemerintah Rakyat Kecamatan MPRK. Ibu kota kecamatan pada waktu itu adalah Aia Kaciak. Setelah Agresi Militer Belanda II kantor camat Banuhampu Sungai Puar pindah ke Sungai Buluah. 2 Setelah berakhirnya era pemerintahan Orde Baru dan diganti oleh Pemerintahan reformasi, maka lahirlah Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah sebagai pengganti UU No. 5 Tahun 1974 dan UU No. 5 Tahun 1979 serta diringi lahirnya Peraturan daerah Provinsi Sumatera Barat 1 Koordinator Statistik Kecamatan Banuhampu 2 Koordinator Statistik Kecamatan Banuhampu 53 No. 9 tahun 2000 tentang Pemerintahan Nagari dan seiring dengan itu Pemerintahan Desa digantikan dengan Pemerintahan Nagari. Berdasarkan Perda Kabupaten Agam No. 31 tahun 2001, Perwakilan Kecamatan Pembantu Banuhampu Sungai Puar didefenisikan menjadi Kecamatan Sungai Puar sehingga Kecamatan Banuhampu Sungai Puar menjadi Kecamatan Banuhampu dan Kecamatan Sungai Puar. Kecamatan Banuhampu dengan luas 34,81 km2, dengan letak 100º 22º – 100º 25º Bujur Timur dan 0º 77º – 0º 21º Lintang Selatan. Memiliki ketinggian rata-rata dari atas permukaan laut adalah 901 – 1500 meter, temperature udara sekitar 15,3º C – 24,4º C, serta kelembaban udara sekitar 81,6 - 90,619. 3 Kecamatan Banuhampu pada masa kanagarian terbagi menjadi 6 Nagari yaitu: 1. Nagari Pakan Sinayan 2. Nagari Padang Lua 3. Nagari Cingkariang 4. Nagari Ladang Laweh 5. Nagari Taluak IV Suku 6. Nagari Kubang Putiah 7. Nagari Sungai Tanang 4 3 Koordinator Statistik Kecamatan Banuhampu 4 Iprizal S.SOS Sekretasis Camat Banuhampu, Wawancara, Kecamatan Banuhampu. 54

B. Geografis dan Demografis

Kecamatan Banuhampu adalah salah satu wilayah adat atau lingkungan adat yang terletak di Kabupaten Agam Sumatera Barat. Kecamatan Banuhampu sebagai suatu lingkungan adat, meliputi wilayah administrative Tujuh 7 Kenagarian di Kabupaten Agam yaitu Nagari Pakan Sinayan, Nagari Padang Lua, Nagari Cingkariang, Nagari Ladang Laweh, Nagari Taluak IV Suku, Nagari Kubang Putiah, Nagari Sungai Tanang. Dilihat dari sisi perdagangan, daerah kecamatan Banuhampu merupakan suatu wilayah penting di Kabupaten Agam, karena daerah yang menjadi daerah lalu lintas perdagangan antara Provinsi Sumatera Barat dengan Provinsi-provinsi yang ada di Pulau Sumatera. Keadaan tersebut dimugkinkan, Kecamatan Banuhampu merupakan daerah yang berada atau terletak disekitar atau disepanjang jalan lintas timur Sumatera. Luad daerah dan jumlah penduduk kecamatan Banuhampu dapat dilihat dari tabel di bawah ini 5 : Tabel I Luas Daerah dan Jumlah Penduduk Kecamatan Banuhampu 6 No. Nama Nagari Luas Daerah Jumlah Penduduk 1 2 3 Nagari Pakan Sinayan Nagari Padang Luar Nagari Cingkariang 5.21 Km 3.42 Km 5.07 Km 4.657 Jiwa 5.962 Jiwa 4.818 Jiwa 5 Iprizal S.SOS Sekretasis Camat Banuhampu, Wawancara, Kecamatan Banuhampu. 6 Iprizal S.SOS Sekretaris Camat Banuhampu, Wawancara, Kecamatan Banuhampu.