Masyarakat Pandangan dunia
Aplikasi
Pandangan dunia
siswa
Gambar 2.1 Enam Ranah dalam Sains Teknologi Masyarakat
e. Teori yang Mendasari Sains Teknologi Masyarakat STM
Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai bagaimana terjadinya belajar atau bagaimana proses informasi diperoleh siswa dan
bagaimana informasi diproses di dalam pikiran siswa itu. Berlandaskan teori belajar, diharapkan suatu pembelajaran dapat lebih meningkatkan perolehan siswa
sebagai hasil belajar. Teori belajar yang digunakan untuk mendukung model pembelajaran sains teknologi masyarakt STM adalah teori konstruktivisme.
Menurut Yager, yang diungkap kembali oleh Mariana 1999, model STM sejajar dengan pelaksanaan konstruktivisme dalam pembelajaran.
18
Pendekatan konstruktivisme adalah pendekatan pembelajaran yang memandang bahwa siswa belajar sains dengan cara mengkonstruksi pengertian
atau pemahaman baru tentang fenomena dari pengalaman yang telah dimiliki
18
Made Alit Mariana, Op Cit
Kreativitas
Sikap Konsep
Proses
Keterkaitan
sebelumnya.
19
Dalam pendekatan ini ditekankan bahwa siswa belajar sains melalui keaktifan untuk membangun pengetahuannya sendiri, membandingkan
informasi baru dengan pemahaman yang telah dimiliki, dan menggunakan semua pengetahuan atau pengalaman itu untuk bekerja melalui perbedaan-perbedaan
yang ada pada pengetahuan baru dan lama untuk mencapai pemahaman baru. Teori konstruktivisme dikembangkan berdasarkan gagasan Piaget dan
Vygotsky. Menurut kedua ahli tersebut perubahan kognitif hanya terjadi jika konsep-konsep yang telah dipahami sebelumnya diolah melaui suatu proses
ketidak seimbangan dalam upaya memahami informasi baru. Dalam memahami informasi baru, konstruktivisme mengasumsikan bahwa informasi tersebut
ditentukan tidak hanya olel lingkungan tetapi juga pengetahuan yang dibentuk oleh individu melalui interaksi dengan orang-orang dan lingkngan secara fisik.
Konstruktivisme beranggapan bahwa pegetahuan kita merupakan bentuk konstruksi dari diri kita.
20
Menurut konstruktivisme mengajar bukan kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa, melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan
siswa membangun sendiri pengetahuannya dengan pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa.
21
Menurut teori konstruktivisme, belajar tidak sekedar menghafal. Agar siswa benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan yang
diperolehnya maka siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan bergelut dengan ide-ide.
22
Dalam proses pembelajaran, siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam belajar mengajar. Siswa menjadi pusat
kegiatan, dan bukan guru. Di dalam kelas konstruktivisme, peran guru adalah
19
Ahmad Sofyan, Konstruktivisme dalam Pembelajaran IPASains, Prosiding Seminar Internasional Pendidikan IPA 2007 h. 8.
20
Ritawati Mahyuddin, penggunaan Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman bagi Siswa Kelas V SDN Sumbersari 3Malang, Jurnal Penelitian
21
Desak made Citrawathi, Penerapan Suplemen Bahan ajar Berwawasan Sains Teknologi Masyarakat dengan Menggunakan Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran Biologi
Untuk Meningkatkan Literasi sains dan Teknologi Siswa SMUN 1 Singaraja, 9Bali: IKIP Singaraja, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2, Th. XXXVI, April
2003, h. 15.
22
Soewolo, dkk., Pemberian Umpan Balik Terhadap Rangkuman Kuliah untuk Menungkatkan Prestasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Biologi FMIPA UM dalam Mata Kuliah anatomi dan
Fisologi Manusia, Jurnal Penelitian Kependidikan, No. 1, Tahun 14 Juni 2004, h. 41.
membantu siswa menemukan fakta, konsep, atau prinsip bagi diri mereka sendiri, bukan memberi ceramah atau mengendalikan seluruh kegiatan kelas.
23
Menurut Yager dalam Mariana, bahwa penerapan konstruktivisme dalam pembelajaran berarti menempatkan siswa pada posisi sentaral dalam keseluruhan
program pengajaran. Pertanyaan yang muncul digunakan sebagai bahan diskusi, investiagasi, dan kegiatan kelaslaboratorium. Model STM sangat memperhatikan
hal-hal tersebut di atas, bahkan memberi kesempatan siswa sebagai pengambil keputusan di samping kesadaran pada pengembangan karier.
Dari uraian-uaraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar menurut pandangan konstruktivisme adalah proses aktif, sehingga dalam pembelajaran
fisika perlu diupayakan agar dalam belajar siswa dapat mengkonstruksi pengetahuan yang diperoleh dengan memperhatikan pengatahuan awal yang
dimiliki siswa. Jika pengatahuan awal tersebuat tidak sesuai dengan konsep ilmiah miskonsepsi perlu dilakukan klarifikasi melalui kegiatan observasi, eksperimen,
atau dengan memberikan masalah masalah yang menimbulkan konflik kognitif.
f. Keunggulan Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat