Keunggulan Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat Tahapan Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat

membantu siswa menemukan fakta, konsep, atau prinsip bagi diri mereka sendiri, bukan memberi ceramah atau mengendalikan seluruh kegiatan kelas. 23 Menurut Yager dalam Mariana, bahwa penerapan konstruktivisme dalam pembelajaran berarti menempatkan siswa pada posisi sentaral dalam keseluruhan program pengajaran. Pertanyaan yang muncul digunakan sebagai bahan diskusi, investiagasi, dan kegiatan kelaslaboratorium. Model STM sangat memperhatikan hal-hal tersebut di atas, bahkan memberi kesempatan siswa sebagai pengambil keputusan di samping kesadaran pada pengembangan karier. Dari uraian-uaraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar menurut pandangan konstruktivisme adalah proses aktif, sehingga dalam pembelajaran fisika perlu diupayakan agar dalam belajar siswa dapat mengkonstruksi pengetahuan yang diperoleh dengan memperhatikan pengatahuan awal yang dimiliki siswa. Jika pengatahuan awal tersebuat tidak sesuai dengan konsep ilmiah miskonsepsi perlu dilakukan klarifikasi melalui kegiatan observasi, eksperimen, atau dengan memberikan masalah masalah yang menimbulkan konflik kognitif.

f. Keunggulan Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat

Adapun keunggulan dari penerapan model pembelajaran STM menurut Sayuti 2005 antara lain: 1 Siswa bersifat aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran 2 Kemampuan pemahaman siswa yang tinggi dan rendah akan meningkat 3 Meningkatnya hasil belajar tanpa tambahan waktu dan tanpa tambahan peralatanbahan yang mahal 4 Meningkatnya perhatian yang sukarela 5 Siswa menghasilkan kemampuan aplikasi dalam kehidupan

g. Tahapan Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat

Dari analisis terhadap penelitian tentang model STM yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran terlihat adanya tahap yang tidak boleh 23 JICA, Keterampilan Dasar Mengajar IPA Berbasis Kontruktivisme, malang: UNM, 2002 h.6 diabaikan yaitu adanya pemantapan konsep yang menuntut kejelian guru, untuk mencegah terjadinya miskonsepsi. Sebagai contoh, Yager mengajukan empat tahap strategi dalam pembelajaran dengan memperhatikan konstruktivisme yaitu: invitasi, eksplorasi, mengajukan penjelasan dan solusi, dan terakhir penentuan langkah. 24 Dengan mengembangkan tahap pembelajaran yang diajukan Yager, Anna Poedjiadi membuat tahap dalam model pembelajaran STM sebagai berikut: 25 1 Tahap Invitasi Tahap ini merupakan tahap pendahuluan, guru hendaknya mengemukakan isu atau masalah yang ada dalam masyarakat yang dapat digali dari siswa. Tetapi apabila guru tidak berhasil memperoleh tanggapan dari siswa dapat saja dikemukakan oleh guru sendiri. Tujuan dari tahap ini untuk memusatkan perhatian dalam pembelajaran, melakukan apersepsi dalam kehidupan, meningkatkan interaksi antara guru dengan siswa atau antara siswa dengan siswa yanglain.sedang tujuan dikemukakan isu atau masalah pada awal pembelajaran adalah untuk mengajak siswa berpikir untuk menganalisis isu tersebut, apabila ada pro dan kontra dalam menganalisis masalah maka akan terjadi interaksi yang menuntut seseorang untuk berpikir tentang ide-ide dan analisis yang akan dikemukakan atau cara mempertahankan pandangan tentang isu tersebut. Bagi guru kesempatan ini dapat dipergunakan untuk melakukan eksplorasi terhadap kemampuan siswa. Apabila masalah yang dikemukakan berasal dari guru, siswa tetap harus berpikir tentang penyesalan masalah yang direncanakan meskipun konsep-konsep sebagai produk pengetahuan untuk menyelesaikan masalah belum diketahui karena belum dilaksanakan pembentukan konsep. 2 Tahap Pembentukan Konsep Proses pembentukan konsep dapat melalui berbagai pendekatan den metode. Tujuan tahap ini adalah siswa telah dapat memahami apakah analisis 24 Alit Mariana, Op.Cit, hal 46. 25 Poedjiadi, Op. Cit, hal. 126-131 terhadap isu-isu atau masalah yang dikemukakan diawal pembelajaran telah menggunakan konsep-konsep yang tepat untuk diikuti. Hal ini bisa diperoleh setelah melalui konstruksi dan rekonstruksi pengetahuan serta pandangan siswa sebelumnya. 3 Tahap Aplikasi Pada tahap ini, berbekal konsep yang benar dalam melakukan analisis isu atau penyalesaian masalah selanjutnya siswa diharapkan dapat mengaplikasikan konsep yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memahami konsep terjadinya atau hal-hal yang menyebabkan sesuatu terjadi diharapkan siswa mampu memilih atau merencanakan tindakan terkait dengan usaha mempermudah kelangsungan hidup ataupun kepedulian terhadap pemeliharaan produk teknologi. 4 Tahap Pemantapan Konsep Selama proses pembentukan konsep, penyelesaian masalah atau analisis isu guru perlu meluruskan kalau terjadi miskonsepsi selama kegiatan berlangsung, kegiatan inilah yang dilakukan pada tahap pemantapan konsep. Apabila selama kegiatan belajar sebelumnya tidak tampak adanya miskonsepsi pada siswa, guru harus tetap melakukan pemantapan konsep melalui penekanan pada konsep- konsep kunci yang penting diketahui dalam bahan kajian tertentu. Hal ini dilakukan untuk mengatasi apabila ada siswa yang mengalami miskonsepsi tetapi tidak terdeteksi oleh guru, selain itu konsep-konsep kunci yang ditekankan pada akhir pembelajaran akan memiliki retensi yang lebih lama dibanding kalau tidak dimantapkan atau ditekankan di akhir pembelajaran. 5 Tahap Penilaian Pada tahap ini guru melakukan penilaian untuk mengetahui seberapa jauh tujuan pembelajaran yang telah dicapai oleh siswa. Penilaian dapat dilakukan dengan cara tes tertulis maupun tes lisan atau dengan tanya jawab langsung.

2. Hasil Belajar