67
e. Interpretasi Data
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat dilihat bahwa hasil tes yang dilakukan sebelum pembelajaran pretest diketahui nilai rata-rata kelompok
eksperimen sebesar 54,56. Adapun hasil tes setelah pembelajaran posttest diketahui nilai rata-rata kelompok eksperimen sebesar 70,80. Dari hasil analisis
tampak terdapat pengaruh penggunaan model STM terhadap hasil belajar fisika pada konsep energi bernuansa nilai.
Kelompok eksperimen ini berada pada distribusi normal, baik dari hasil uji pretest, maupun dari hasil uji posttest nya, hal tersebut terbukti pada hasil uji
prasyarat analisis yang menyatakan bahwa X
2 hitung
X
2 tabel
. Pada taraf kepercayaan 95 sebesar 11,070.
Berdasarkan hasil uji-t dengan taraf kepercayaan 95 diperoleh nilai t
tabel
= 2,00. hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa t
hitung
t
tabel
yaitu sebesar 4,55 2,00 atau 12,45 2,00. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
normal gain kedua kelompok berbeda secara signifikan.
f. Pembahasan
Hakikat belajar pada umumnya adalah segala aktivitas dengan melibatkan serangkaian pengalaman langsung. Untuk itu, setiap orang yang belajar harus aktif
berbuat untuk mengubah tingkah laku menjadi kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas, karena belajar hanya dapat terjadi jika pengalaman secara
langsung tersebut dilalui dengan penemuan atau penyelidikan akan pengetahuan yang ada. Karena pada dasarnya pengetahuan yang didapat dari penginderaan
terhadap suatu objek merupakan hasil organisasi secara selektif dari sejumlah fakta, informasi, serta prinsip-prinsip yang dimiliki dan diperoleh dari
pengalaman. Oleh karena itu, dalam penelitian ini sangat ditekankan kepada siswa
untuk mencari tahu tentang masalah yang di hadapi masyarakat sekarang ini terkait perkembangan iptek. Berdasarkan uraian data statistik yang diperoleh,
maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran STM berpengaruh terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep energi bernuansa nilai, seperti penelitian
68
Rusmansyah dan Yudha Irhasyuarna, menyimpulkan bahwa penerapan pendekatan STM dalam pembelajaran kimia memberikan hasil yang lebih baik
dibandingkan dengan hasil pendekatan yang biasa dilakukan oleh guru. Pada awal pembelajaran guru memberikan pretest untuk mengetahui hasil
belajar siswa sebelum diberikan metode pembelajaran inkuiri terstruktur. Setelah pretest
selesai, guru memberikan apersepsi, serta tujuan dari pembelajaran yang berhubungan dengan materi yang akan dibahas agar siswa siap menghadapi bahan
pelajaran dan mempunyai rasa keingintahuan yang kuat terhadap materi yang akan dibahas.
Kegiatan pendahuluan tersebut diikuti dengan kegiatan inti. Kegiatan inti dalam proses pembelajaran yang dilakukan adalah guru membagi siswa dalam 6
kelompok kecil yang terdiri dari 5 orang siswa kemudian guru membagikan peralatan beserta lembar kerja siswa. Setelah itu secara berkelompok siswa
melakukan percobaan sesuai dengan tugas yang ada di lembar kerja, tentunya bimbingan guru. Kemudian masing-masing kelompok mendiskusikan hasil
pengamatannya dan mengisi lembar kerja siswa dengan bimbingan guru. Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil pengamatannya
kemudian dilakukan diskusi atau sharing bersama-sama kelompok lainnya. Kegiatan penutup dalam pembelajaran ini berupa siswa menarik
kesimpulan dari materi yang telah dipelajari dengan bimbingan guru. Dalam kegiatan ini siswa diberikan kesempatan untuk menanyakan materi yang kurang
jelas untuk dipahami, sedangkan guru menyatukan kerangka berpikir siswa dengan menjelaskan bagian-bagian penting. Kegiatan ini dilakukan selama 3 kali
pertemuan. Kemudian dilakukan posttest untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat menangkap materi yang telah dipelajari.
Sebelum dilakukan pembelajaran dengan model STM siswa diberikan kesempatan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang ada di lingkungan
sekitar yang berkaitan dengan konsep energi. Demikian siswa lebih bebas beraktivitas selama proses pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan tes tertulis diawal pembelajaran, yang selanjutnya dilakukan uji kesamaan dua rata-rata pretest diketahui bahwa hasil belajar fisika siswa pada