26
6. Pengembangan Perangkat Lunak
Pengembangan adalah proses untuk menghasilkan perangkat lunak yang terorganisasi. Pengembangan dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik dan
kovensi-kovensi notasi yang telah ditentukan. Model pengembangan dipresentasikan sebagai satu rangkaian tahap dengan teknik-teknik dan notasi
diasosiasi pada masing- masing tahap. Pressman 2002 mengemukakan beberapa metode yang digunakan
dalam pengembangan perangkat lunak sebagai berikut: a.
Model sekuensial linier Model ini merupakan model perkembangan software yang sistematik
dan sekuensial. Model dimulai pada tahap analisis, desain, kode, pengujian, dan pemeliharaan. Model ini merupakan model yang paling luas dipakai dan
paling tua.
Sumber : Rekayasa Perangkat Lunak Roger S. Pressman, 2002: 37
Gambar 2. Model Sekuensial Linier b.
Prototyping paradigma Model ini dilakukan melalui tahap pengumpulan kebutuhan,
perancangan dan evaluasi prototype. Pengembang bertemu dengan klien
27
untuk pengumpulan data. Rancangan mewakili aspek software yang diketahui.
c. Rapid Aplication Development RAD
Model ini adalah model pengembangan software sekuensial linier yang menekankan siklus perkembangan pendek. Fase yang dilakukan adalah
bussiness modeling, data modeling, prosess modelling, aplication generation, testing and turnover.
d. Spiral
Model ini merupakan model pengembangan software yang evolusioner. Model ini merangkai sifat interaktif dari prototipe dan aspek
sistematis dari model sekuensial linier. Pengujian perangkat lunak menurut Pressman 1997 adalah elemen kritis
dari jaminan kualitas perangkat lunak dan mempresentasikan kajian pokok dari spesifikasi, desain dan pengkodean. Jenis-jenis pengujian pada rekayasa
perangkat lunak adalah : a.
Black Box Testing Black box testing adalah analisis spesifikasi software tanpa mengacu
pada analisis kerja internal. Pengujian dilakukan untuk menguji seberapa baik software yang dibuat. Pengujian dilakukan dengan cara mengamati
hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional software. b.
White Box Testing White box testing adalah pengujian berdasarkan analisis kerja internal
dan struktur sebuah software. Sistem diberi input oleh penguji. Tahap
28
berikutnya penguji memeriksa bagaimana sistem tersebut memproses input untuk mengasilkan output yang diperlukan. Tujuan dari pengujian ini adalah
supaya penguji memahami fungsi sourcode yang digunakan. Cara pengujian whitebox dengan metode basis path testing adalah sebagai
berikut Hendraputra dkk, 2009: 66 : 1
Menggambarkan alur logika ke dalam flow graph. 2
Menentukan cyclomatic complexity. Cyclomatic complexity pada sebuah dipengaruhi oleh
banyaknya edge panah, banyaknya node lingkaran, banyaknya predicate node.
Dua persamaan yang digunakan, yaitu: VG = E – N + 2 atau
1 VG = P + 1
2 Keterangan:
VG : Cyclomatic complexity untuk flow graph G E : Jumlah edge panah
N : Jumlah node lingkaran P : Jumlah predicate node
3 Menentukan basis set.
4 Membuat data uji
c. Alpha testing yaitu pengujian operasional yang aktual. Pengujian
disimulasikan oleh end-user dengan adanya kontrol dari pengembang.