99
Jadi dapat disimpulkan bahwa guru kelas belum menggunakan media yang menarik atau belum menggunakan media yang sederhana
namun mudah dipahami oleh CT. Guru kelas hanya menggunakan media yang bersumber dari buku tematik pegangan siswa. sedangkan untuk guru
agama terkang menggunakan media pembelajaran berupa pemutaran film atau video dan untuk guru penjas juga sudah menggunsakan media secara
konkret pada saat melakukan prektek olahraga kepada CT.
i. Pemberian Reward Penghargaan
Memberikan penghargaan secara khusus kepada siswa terutama siswa ADHD dalam keberhasilannya menyelesaikan tugas atau mematuhi
guru dapat membuat siswa semakin termotivasi untuk terus belajar dan melakukan yang baik. Penghargaan ini tidak hanya dalam bentuk fisik
yang terlihat, namun juga bisa dalam bentuk kata-kata atau ucapan yang dapat meningkatkan keprcayaan diri siswa.
Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru kelas, guru tidak pernah memberikan penghargaan baik
secara lisan maupun dalam bentuk suatu benda atas keberhasilan CT dalam menyelesaikan tugas. Hal ini dijelaskan guru kelas dengan alasan
sebagai berikut: “Kalau dari saya sementara tidak, karena kalau saya memberi dia
penghargaan ya kasihan teman yang lain. Selain itu juga nanti kalau kebiasaan dia dipuji ketika tidak dipuji nanti dia tidak mau
mengerjakannya lagi. Mmmm.....menurut saya itu kurang baik ya.
Karena nanti jga bisa menjadikan anak jadi manja”. Berbeda dengan yang dilakukan guru agama. Guru pernah
memberikan reward penghargaan kepada CT untu memotivasi CT agar
100
menjadi lebih baik, meskipun pada saat observasi guru tidak memberikan penghargaan secara khusus kepada CT. Menurut guru, meskipun guru
sudah memberikan penghargaan kepada CT agar dapat merubah perilakunya namun CT akan kembali ke kebiasaan awal karena tidak
dilakukan secara konsisten oleh guru. Seperti yang dikatakan guru dalam wawancaranya dengan peneliti sebagai berikut:
“Kalau untuk penghargaan, saya pernah memberikannya meskipun tidak sering ya
mbak, suatu ketika saya pernah memberikan penghargaan tersebut, meskipun saya lupa itu kelas berapa, tapi
saya pernah memberikannya untuk memotivasi dia lebih baik. Meskipun dia kembali ke kebiasaan awal ya, karena memang itu
mbak, belum adanya penanganan yang terpola secara sistematis sehingga
apa yang
kita harapkan
tidak kesampaian
tersampaikan.” Pada saat observasi pelajaran PJOK, guru sering memberikan
penghargaan kepada siswa-siswa atas keberaniannya dalam menerima perintah dari guru. Guru memberikan penghargaan kepada siwa dengan
memberikannya tepuk tangan yang dilanjut siswa lain dan ucapan terimakasih, tak terecuali CT. Guru biasanya mengucapkan terimakasih
kepada CT karena keberaniaannya dalam menerima perintah dari guru. Meskipun hanya ucapan terimakasih atau tepuk tangan, diharapkan agar
CT dapat menjadi lebih baik dan merasa bahwa dirinya dihargai oleh guru maupun teman-teman yang lain. Berdasarkan wawancaranya
dengan peneliti, guru mengungkapkan bahwa meskipun CT terkadang susah diatur dan mengganggu yang lain namun guru selalu berusaha
untuk menghargai CT agar CT selalu merasa nyaman dengan siswa yang
101
lain. Seperti wawancara yang dilakukann peneliti kepada guru penjas sebagai berikut:
“Iya mbak, lah itu kalau dia sudah selesai mengerjakan biasanya saya bilang kepada anak-
anak “ini loh Catur, meskipun dia pernah salah, tapi saat disuruh mengerjakan tugas dia bertanggung jawab.”
Jadi dapat disimpulkan bahwa guru kelas tidak memberikan penghargaan kepada CT atas keberhasilannya dalam menyelesaikan tugas
tertentu dari guru. Sedangkan guru agama dan guru penjas pernah memberikan penghargaan kepada CT meskipun tidak rutin dan pada saat
observasi yang dilakukan peneliti belum terlihat. Begitu juga dengan guru penjas yang memberikan CT penghargaan atas tindakannya yang
mematuhi perintah guru meskipun hanya dalam bentuk lisan seperti ucapan terimakasih dan pujian dari guru kepada CT.
j. Meringkas Materi Pelajaran