18
Berdasarkan beberapa
pendapat di
atas, maka
peneliti menyimpulkan bahwa seorang guru haruslah memiliki beberapa
kompetensi dalam mengajar pada siswa. kompetensi ini meliputi: 1 merencanakan materi pembelajaran; 2 melaksanakan proses belajar
mengajar; 3 menilai hasil pembelajaran siswa; 4 menindak lanjuti hasil belajar siswa; 5 mengembangkan profesi kependidikan yang
dimiliki; 6 menambah wawasan pengetahuan; 7 mengidentifikasi kebutuhan siswa secara personal dan 8 mengembangkan prestasi
siswa.
c. Peran Guru dalam Proses Pembelajaran
Keberhasilan pendidikan dapat dilihat dari ketercapaian tujuan pembelajaran. Banyak faktor yang menjadikan tujuan pembelajaran
itu dapat tercapai secara maksimal. Salah satu faktor yang sangat mendukung dalam ketercapaian tujuan pembelajaran adalah peran
seorang guru. Sejalan dengan pendapat Wina Sanjaya 2006: 13 yang mengatakan bahwa komponen yang sangat mempengaruhi proses
pendidikan adalah komponen guru. Guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung
dengan siswa sebagai objek dan subjek belajar. Sardiman 2011: 144 menjelaskan beberapa peranan guru dalam proses pembelajaran
sebagai berikut:
19
1 Informator
Peran guru sebagai informator yaitu guru bertugas sebagai penyalur informasi pengetahuan kepada siswa. Transfer ilmu
pengetahuan yang diberikan guru merupakan salah satu sumber ilmu bagi siswa. Oleh karena itu, guru harus dapat menguasai
materi pelajaran sebagai bahan pengajaran. Guru juga sebagai pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium, studi lapangan
dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum. 2
Organisator Guru sebagai organisator, pengelola kegiatan akademik,
silabus, workshop, jadwal pelajaran dan lain lain. Komponen-
komponen yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar, semua diorganisasikan sedemikian rupa, sehingga dapat mencapai
efektivitas dan efisiensi dalam belajar pada diri siswa. 3
Motivator Peranan guru sebagai motivator adalah dalam rangka
meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa. Guru harus dapat merangsang dan memberikan dorongan
serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa,
menumbuhkan aktivitas siswa, dan daya cipta kreativitas siswa. Peranan guru sebagai motivator sangat penting dalam hal interaksi
belajar mengajar, karena menyangkut esensi pekerjaan mendidik yang membutuhkan kemahiran sosial, menyangkut
performance
20
dalam arti personalisasi dan sosialisasi diri. Guru sebagai motivator harus lebih kreatif dalam menciptakan inovasi pembelajaran, hal ini
dimaksudkan agar siswa tidak cepat bosan dan jenuh selama proses pembelajaran. Menurut Wina Sanjaya 2006: 29 ada beberapa
petunjuk bagi seorang guru sebagai motivator dalam pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
a Memperjelas tujuan yang ingin dicapai
Pentingnya seorang
guru menyampaikan
tujuan pembelajaran di awal proses pembelajaran adalah untuk
menuntun siswa ke arah mana siswa akan dibawa. Kompetensi apa saja yang harus tercapai dalam pembelajaran yang akan
berlangsung. Pemahaman siswa terkait tujuan pembelajaran dapat membuat siswa untuk mencapai tujuan tersebut. Hal ini
akan mendorong siswa semakin termotivasi dalam berusaha mencapai tujuan yang diharapkan.
b Membangkitkan minat siswa
Motivasi akan muncul jika siswa menyukai materi pelajaran yang sedang diajarkan. Motivasi ini dibangun guru pada saat
pertama kali
akan menyampaikan
pelajaran. Menurut
Rooijakkers 2005: 25 pelajaran yang diawali dengan pendahuluan yang baik maka akan meningkatkan perhatian
siswa. Perhatian siswa yang sudah muncul ini akan
21
membangkitkan minat siswa untuk lebih bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran selanjutnya.
c Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar
Proses pembelajaran yang bernuansa keceriaan dapat membuat suasana kelas menjadi menyenangkan. Guru harus
selalu menunjukkan sikap yang harmonis kepada siswa. Sehingga, interaksi yang ditunjukkan guru kepada siswa dapat
memberikan kesan dan pengalaman bermakna. d
Berilah pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan siswa Penghargaan atau
reward kepada siswa dapat membuat siswa bangga atas hal yang telah mereka kerjakan. Apapun hasil
dari pekerjaan siswa, guru harus memberikan pujian kepada siswa. Hal ini ditunjukkan sebagai bentuk apresiasi terhadap
kesungguhan dan kepercayaan siswa selama mengerjakan pekerjaan tersebut. Pujian dalam bentuk apapun sangat berarti
untuk memotivasi siswa agar lebih semangat lagi dalam belajar. e
Berikan penilaian Siswa akan merasa puas dan bangga jika hasil pekerjaannya
dinilai oleh guru. Bagi siswa, penilaian yang diberikan guru merupakan bentuk perhatian guru kepada siswa. Sehingga, siswa
akan mengetahui sejauh mana pemahaman mereka terkait materi yang telah dikuasai.
22
f Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa
Memberikan komentar terhadap hasil pekerjaan siswa dapat membuat siswa paham baik ketika mereka benar maupun kurang
benar dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru. Hal ini seperti yang dijelaskan dalam Rooijakkers 2005: 23 bahwa
dengan memberi komentar baik positif maupun negatif terhadap hasil belajar siswa, maka seluruh proses pembelajaran akan
berjalan dengan baik. g
Ciptakan persaingan dan kerjasama Persaingan
dengan tujuan
menjadikan siswa
dapat bekerjasama bersama teman di lingkup kelas merupakan
kompetisi dalam hal yang positif. Persaingan dapat membuat siswa semakin berusaha untuk menjadi bisa dan meraih juara.
Sedangkan kerjasama dapat menjadikan siswa menjadi manusia yang memiliki rasa sosial tinggi, disiplin, dan penuh tanggung
jawab. Persaingan dan kerjasama ini akan membangkitkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran.
4 Direktor pengarah.
Guru sebagai pengarah harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang
dicita-citakan. Guru sebagai orang tua siswa di sekolah juga harus lebih menunjukkan jiwa kepemimpinannya kepada siswa-siswa.
Pengarahan ini dapat melalui 2 pendekatan, yaitu pendekatan
23
secara personal kepada siswa yang dinilai membutuhkan bimbingan secara intensif dan pendekatan secara klasikal dalam
bentuk forum diskusi siswa. 5
Inisiator Kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa tidak
selamanya berjalan sesuai yang diharapkan dan direncanakan. Hambatan-hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran sering kali
terjadi, hal ini dapat dikarenakan karakteristik siswa yang berbeda- beda dalam menerima materi yang sedang disampaikan oleh guru.
Keadaan ini dapat diatasi dengan cara guru membuat suasana kelas berbeda dari biasanya. Guru dalam hal ini sebagai pencetus ide-ide
dalam proses belajar. Ide-ide yang diciptakan atau dihasilkan merupakan ide-ide kreatif yang dapat dicontoh oleh anak didiknya.
6 Transmitter
Salah satu peran guru yaitu guru sebagai transmitter. Maksud dari perannya sebagai transmitter adalah dalam kegiatan belajar
mengajar, guru akan bertindak sebagai penyebar kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan. Guru merupakan orang tua di dalam
lingkup pendidikan sekolah yang harus dihormati dan dituruti oleh siswa-siswanya. Sehingga, kebijakaan-kebijakan dari guru dalam
rangka proses mendidik siswa ke arah yang lebih baik dapat dipatuhi dan dijalankan secara penuh oleh siswa.
24
7 Fasilitator
Guru sebagai fasilitator harus mampu memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar mengajar. Guru harus
mampu menciptakan suasana kegiatan belajar yang sedemikian rupa, serasi dengan perkembangan siswa, sehingga interaksi belajar
mengajar akan berlangsung secara efektif . 8
Mediator Peran guru sebagai mediator dapat diartikan sebagai penengah
dalam kegiatan belajar siswa. Misalnya dalam menengahi atau memberikan jalan keluar dalam memecahkan masalah pada saat
kegiatan diskusi siswa. Guru juga hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media
pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar Ngainun
Naim, 2009: 29. Mediator juga dapat diartikan sebagai penyedia media. Bagaimana cara guru dalam memberikan petunjuk dalam
memakai dan mengorganisasikan penggunaan media. 9
Evaluator Peran guru sebagai evaluator dalam hal ini yaitu kewenangan
otoritas untuk menilai prestasi siswa dalam bidang akademis maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan
bagaimana siswa berhasil atau tidak. Evaluasi yang dimaksud adalah evaluasi yang mencakup evaluasi intrinsik dan ekstrinsik.
25
Untuk itulah, guru harus berhati-hati dalam memberikan nilai atau kriteria keberhasilan.
Guru memiliki peran yang strategis dalam memberikan layanan kepada siswa, baik itu dalam mentransfer ilmu pengetahuan,
pembentukan perilaku baik siswa dan pengembang keterampilan yang dimiliki siswa. Peran guru sebagai tenaga pendidik yang profesional
harus mampu menggali 3 aspek yaitu kognif, afektif dan psikomotorik siswa. Sedangkan dalam pandangan Adams Dickey dalam bukunya
Basic Principle of Student Teaching dalam Oemar Hamalik, 2006:48- 49 menjelaskan bahwa ada 13 peranan guru dalam proses
pembelajaran: a
Guru sebagai pengajar, menyampaikan ilmu pengetahuan, perlu memiliki keterampilan memberikan informasi kepada kelas.
b Guru sebagai pemimpin kelas, perlu memiliki keterampilan cara
memimpin kelompok-kelompok siswa. c
Guru sebagai pembimbing, perlu memiliki keterampilan cara mengarahkan dan mendorong kegiatan belajar siswa.
d Guru sebagai pengatur lingkungan, perlu memiliki keterampilan
cara mengarahkan dan mendorong kegiatan belajar siswa. e
Guru sebagai partisipan, perlu memiliki keterampilan cara memberikan saran, mengarahkan pemikiran kelas, dan
memberikan penjelasan. f
Guru sebagai ekspeditur, perlu memiliki keterampilan menyelidiki sumber-sumber masyarakat yang akan digunakan.
g Guru sebagai perencana, perlu memiliki keterampilan cara
memilih dan meramu bahan pelajaran secara profesional. h
Guru sebagai supervisor, perlu memiliki keterampilan mengawasi kegiatan anak dan keterlibatan kelas.
i Guru sebagai motivator, perlu memiliki keterampilan
mendorong motivasi belajar kelas. j
Guru sebagai penanya, perlu memiliki keterampilan cara bertanya yang merangsang kelas berpikir dan cara memecahkan
masalah. k
Guru sebagai pengganjar, perlu memiliki keterampilan cara memberikan penghargaan terhadap anak-anak yang berprestasi.
26
l Guru sebagai evaluator, perlu memiliki keterampilan cara
menilai anak-anak secara objektif, kontinu, dan komprehensif. m
Guru sebagai konselor, perlu memiliki keterampilan cara membantu anak-anak yang mengalami kesulitan tertentu.
Berdasarkan beberapa
pendapat di
atas, maka
peneliti menyimpulkan bahwa peran guru dalam mengajar yaitu: 1 guru
sebagai pengajar; 2 guru sebagai pembimbing; 3 guru sebagai perencana; 4 guru sebagai motivator; 5 guru sebagai evaluator; 6
guru sebagai supervisor; 7 guru sebagai fasilitator; 8 guru sebagai organisator; dan 10 guru sebagai konselor.
d. Keterampilan Guru pada Proses Pembelajaran