Memberi Kesempatan untuk Bertanya

95 khusus kepada CT dengan memberikan sentuhan dipundak CT ketika melihat CT sedang mengerjakan soal, guru membimbing CT dalam mengingat materi untuk menjawab soal sambil dipegang pundak CT. Perlakuan ini diberikan agar CT merasa diperhatikan oleh guru sehingga untuk selanjutnya CT akan lebih baik lagi, seprti yang diungkapkan guru agama pada saat wawancara dengan peneliti yaitu sebagai berikut: “Kalau anak kan dengan diberikan perhatian khusus seperti itu jadi merasa dirinya diperhatikan to mbak? Jadi saya berusaha melakukan hal- hal semacam itu ketika membimbing CT.” Jadi dapat disimpulkan bahwa guru kelas, guru agama dan guru penjas dalam memberikan nasehat, motivasi maupun membimbing CT mengerjakan tugas dengan mendekati tempat duduk CT dan memberikan sentuhan secara langsung kepada CT dengan tujuan agar CT merasa bahwa ada perhatian dari guru terhadap dirinya.

g. Memberi Kesempatan untuk Bertanya

Memberikan kesempatan bertanya kepada siswa ditunjukkan guru untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang sudah dijelaskan guru. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti terhadap guru kelas, didapatkan hasil bahwa setelah menerangkan suatu materi maupun sebelum melanjutkan materi, guru memberikan kesempatan untuk bertanya kepada seluruh siswa. Siswa yang merasa kesulitan kemudian mengangkat tangan dan bertanya tentang kesulitannya. Guru terkadang mendekati siswa namun terkadang juga menjelaskannya tetap di meja guru. Kesempatan untuk bertanya lebih 96 sering digunakan guru kepada seluruh siswa. Guru memberikan kesempatan untuk bertanya kepada seluruh siswa, belum ada pemberian kesempatan ulang yang ditunjukkan secara khusus kpada CT. Seperti wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru kelas sebagai berikut: “Jadi kalau untuk menanyakan materi yang belum paham kepada siswa, saya belum mengulang secara khusus kepada CT, saya hanya menanyakan kepada seluruh siswa, karena saya repot juga kalau selalu CT yang ditunjuk terus nanti jadi temannya merasa kurang diperhatikan.” Pemberian kesempatan untuk bertanya juga ditunjukkan oleh guru agama pada saat pelajaran agama. Guru bertanya kepada seluruh siswa tentang materi yang belum mereka ketahui. Sama seperti guru kelas yang memberikan kesempatan untuk bertanya lebih ditunjukkan untuk semua kelas. Guru belum secara khusus memberikan kesempatan untuk bertanya kepada CT. Seperti wawancara yang dilakukan guru kepada guru kelas sebagai berikut: “Kalau kesempatan bertanya saya tunjukkan kepada seluruh siswa mbak. Jadi saya memberikan kesempatan kepada siapa saja. belum ada pengulangan itu untuk CT, jika dia tidak bertanya kadang saya hanya menanyakan benar sudah paham atau belum seperti itu mbak. ” Berbeda halnya pengamatan yang dilakukan peneliti pada saat observasi pelajaran PJOK. Guru jarang memberikan kesempatan bertanya kepada siswa, karena guru hanya menjelaskan materi sedikit kemudian langsung praktek. Guru hanya menanyakan sudah paham atau belum. Pemberian kesempatan untuk bertanya juga ditunjukkan kepada seluruh 97 siswa, belum secara khusus ditunjukkan ke siswa. Seperti wawancara yang dilakukan guru kepada guru kelas sebagai berikut: “Kalau kesempatan bertanya sering saya lakukan kepada seluruh siswa, jadi tidak hanya kepada CT.” Jadi dapat disimpulkan bahwa guru belum memberikan layanan kepada CT dalam hal kesempatan untuk bertanya. Belum ada pengulangan secara khusus kepada CT yang ditunjukkan guru. Pemberian kesempatan bertanya masih ditunjukkan kepada seluruh siswa.

h. Media Pembelajaran