97
siswa, belum secara khusus ditunjukkan ke siswa. Seperti wawancara yang dilakukan guru kepada guru kelas sebagai berikut:
“Kalau kesempatan bertanya sering saya lakukan kepada seluruh siswa, jadi tidak hanya kepada CT.”
Jadi dapat disimpulkan bahwa guru belum memberikan layanan
kepada CT dalam hal kesempatan untuk bertanya. Belum ada pengulangan secara khusus kepada CT yang ditunjukkan guru. Pemberian
kesempatan bertanya masih ditunjukkan kepada seluruh siswa.
h. Media Pembelajaran
Media mengajar yang diberikan guru kepada siswa terutama anak SD dibuat menarik. Media pembelajaran digunakan dalam membantu
siswa agar lebih paham karena bisa dilihat maupun di dengar secara langsung. Media pembelajaran seperti alat peraga juga sangat membantu
siswa terutama siswa ADHD untuk lebih memahami materi yang sedang dijelaskan. Pemberian media secara visual maupun audio dapat membantu
ingatan siswa agar tidak mudah lupa. Berdasarkan observasi pembelajaran, guru kelas tidak pernah
menggunakan media pembeajaran selain buku tematik pegangan siswa. Hal ini karena guru merasa sedang disibukkan dengan terkadang gantian
dengan guru lain untuk mengampu 2 kelas yaitu kelas IV dan V. Menurut wawancara dengan guru kelas. Guru kelas mengatakan bahwa:
“Dulu saat semester pertama, saya lumayan sering menggunakan media nyata terutama saat pelajaran IPA ya mbak, kan itu dari
sekolah juga sudah ada. Jadi saya menggunakan itu atau mungkin untuk matematika juga ada. Tapi saat semester 2 ini
kan guru kelas 4 belum bisa hadir karena sedang sakit. Jadi saya harus keluar
masuk kelas 5 gitu mbak. Sehingga...ya saya merasa kerepotan dan
98
kewalahan untuk menyiapkan semua itu. Mungkin kalau guru kelas 4 sudah berangkat, saya jadi lebih fokus untuk kelas 5.”
Berbeda dengan guru penjas yang sering melakukan praktek, jadi guru menggunakan media nyata yang dapat digunakan siswa, karena
fasiitas olahraga yang ada di sekolah cukup lengkap. Sehingga dalam kegiatan praktek, siswa sudah menggunakan media yang sebenarnya.
Seperti yang diungkapkan guru penjas kepada peneliti dalam wawancaranya.
“Kalau untuk pelajaran olahraga ya....alat peraganya itu-itu mbak. Seperti bola voli, bola takrow, hulahup,
tape recorder, dan peralatan olahraga
lain.” Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada guru agama,
memang pada saat observasi guru hanya menggunakan buku paket agama dalam proses pembelajaran. Namun berdasarkan wawancara yang
dilakukan peneliti kepada guru agama, guru menyatakan bahwa untuk media pembelajaran yang bervaiasi guru pernah memutarkan film atau
video agar menarik perhatian siswa dan membuat penasaran siswa sehingga siswa akan banyak bertanya. Guru juga terkadang
menggunakan LCD karena guru agama dapat mengoperasikan alat-alat seperti itu. Seperti yang diungkapkan kepada peneliti dalam
wawancaranya yaitu sebagai berikut: “Mmm… jadi saya berusaha untuk membuat suasana pembelajaran
berbeda. Jadi tidak seterusnya hanya ceramah saja. Kadang juga pake pemutaran film, karena kan disini ada fasilitas LCD, jadi ya
terkadang saya manfaatkan untuk pemutaran film-film islami kartun atau sebagainya yang sesuai dengan materi yag sedang
dipelajari anak.”
99
Jadi dapat disimpulkan bahwa guru kelas belum menggunakan media yang menarik atau belum menggunakan media yang sederhana
namun mudah dipahami oleh CT. Guru kelas hanya menggunakan media yang bersumber dari buku tematik pegangan siswa. sedangkan untuk guru
agama terkang menggunakan media pembelajaran berupa pemutaran film atau video dan untuk guru penjas juga sudah menggunsakan media secara
konkret pada saat melakukan prektek olahraga kepada CT.
i. Pemberian Reward Penghargaan