89
berinteraksi langsung dengan siswa dikelasnya. Baik guru penjas dan guru agama justru terkadang memberikan motivasi di luar jam pelajaran ketika
istirahat. Seperti yang diungkapkan oleh guru agama dalam wawancaranya dengan peneliti.
“Motivasi yang saya berikan yaitu siswa diberikan perhatian secara khusus agar rajin belajar dan jangan membuat keributan, biasanya
kalau di luar pembelajaran dengan sayapun saya kasih nasehat jika melihat dia bertindak yang kurang baik dengan teman yang lain.
Kemudian saya tanyakan bagaimana belajarnya di rumah dan di sekolah seperti itu sambil dengan diberikan motivasi untuk rajin
belajar begitu.” Jadi dapat disimpulkan bahwa guru sudah memberikan motivasi
secara khusus kepada CT. Guru memberikan motivasi dengan tujuan agar CT dapat berubah menjadi lebih baik. Tujuan guru memotivasi CT ketika
CT melakukan kesalahan adalah agar CT sadar akan tindakannya yang kurang baik disamping selain memperingatkannya.
d. Membangun Kontak Mata dengan Siswa ADHD
Membangun kontak mata dengan lawan bicara merupakan salah satu bentuk etika yang baik dalam berkomunikasi secara langsung.
Membangun kontak mata juga sangat berguna bagi siswa yang mengalami gangguan ADHD dalam memusatkan perhatiannya.
Berdasarkan observasi selama proses pembelajaran dengan guru kelas, didapatkan hasil bahwa ketika guru megajak CT berbicara secara
langsung adalah guru berusaha untuk membangun kontak mata dengan CT.
90
Posisi tempat duduk CT persis berada di depan guru sehingga memudahkan guru dalam berkomunikasi secara langsung pada CT. Guru
sering mengajak bicara CT ketika sedang pelajaran, terkadang saat guru menyuruh siswa untuk memahami materi atau menunggu siswa
mengerjakan soal. Guru menanyakan kepada CT bagaimana kondisinya belajar di rumah dan bagaimana les bimbingan belajarnya. Guru juga
menasehati CT disela-sela pembicaraannya. Seperti jika CT ada PR kemudian merasa kesulitan maka CT disuruh bertanya kepada kakaknya
atau orang tuanya dan diselesaikan dengan baik tugasnya. Guru kelas sering mengajak CT berbicara dengan menatap wajah
CT, namun respon yang diberikan oleh CT tidak selamanya menatap guru, CT berbicara sambil melihat kanan, kiri, atas dan bawah. Terlebih
lagi jika ada suara lain dari temannya yang membuatnya terpancing maka konsentrasi CT yang sedang diajak bicara guru cepat sekali teralihkan.
Selain guru menasehati dan mengajak CT berbicara juga terkadang guru menegur perilaku CT yang sedang bermain sendiri atau mengganggu
siswa lain ketika guru sedang menerangkan materi. Pada saat guru sedang menegur CT dan ditatap wajah CT, CT justru lebih sering menunduk dan
diam. Hal ini dibuktikan pada saat wawancara peneliti terhadap guru kelas yaitu sebagai berikut:
“Kalau saya secara langsung menatap dia mbak, tapi namanya anak ya
mbak, hehe...kalau sedang dilihatin pasti ya hanya menunduk, mungkin takut.”
91
Sama seperti guru kelas, membangun kontak mata dengan CT juga dilakukan oleh guru agama. Seperti yang peneliti lihat pada saat
observasi pembelajaran agama, guru menanyakan kenapa CT belum selesai mengerjakan soalnya padahal teman yang lain sudah. Guru
mendekati tempat duduk CT dan berusaha menatap wajah CT untuk diajak bicara, namun respon yang diberikan CT adalah menunduk dan
menghindar dengan melihat kesamping kanan dan kiri. Seperti yang diungkapkan guru agama kepada peneliti yaitu sebagai berikut:
“Mmmm….biasanya iya mbak, tapi biasanya CT menghindar jika saya
lihatin dia”
Membangun kontak mata juga dilakukan guru penjas pada CT pada saat pembelajaran PJOK. Guru menyuruh salah satu siswa untuk maju
memimpin senam, tapi belum ada siswa yang mau maju, kemudian guru menyuruh nama-nama siswa untuk maju termasuk CT, namun CT
menolaknya. Pada saat itu guru mendekati dan menanyakan kenapa tidak mau. Guru mendekati CT dan menatapnya namun CT menjawab dengan
menunduk. Menurut guru, CT memang jarang memperhatikan guru jika diajak berbicara terutama jika ditegur atau dinasehati. Seperti yang
diungkapkan oleh guru penjas pada peneliti. “Jika saya sedang memberikan instruksi atau penugasan maupun
menasehati jelas saya melihat CT mbak, tapi memang dari CT kadang kurang merespon dengan menatap balik saya
mbak. Mungkin dia takut atau apa saya juga kur
ng tahu.” Jadi dapat disimpulkan bahwa guru sudah berusaha membangun
kontak mata dengan CT, meskipun respon yang sering diberikan CT
92
kepada guru adalah dengan diam dan menunduk sambil memegang suatu benda atau memperhatikan sekilas namun penglihatannya sering ke
sekeliling ruangan kelas dan kurang memperhatikan lawan bicaranya.
e. Membuat Petunjuk Terstruktur Sederhana kepada Siswa ADHD