Menerima setiap Pekerjaan Siswa

80 tugasnya meskipun teman yang lain sudah selesai. Seperti halnya saat observasi pembelajaran PJOK, guru memberikan kesempatan kepada CT untuk boleh menumpuk hasil pekerjaannya ketika jam istirahat. Sedangkan pada saat pembelajaran agama, guru memperbolehkan CT menyelesaikan terlebih dahulu hasil pekerjaannya meskipun teman yang lain sudah selesai. Jadi, dapat disimpulkan bahwa guru sudah memberikan layanan kepada CT mengenai pemberian kesempatan untuk menyelesaikan soal- soal atau tugas hariannya di sekolah, meskipun jumlah soal yang diberikan kepada CT sama dengan siswa lainnya.

c. Menerima setiap Pekerjaan Siswa

Pemberian pekerjan di sekolah yang berikan dalam bentuk soal tertulis oleh guru tidak secepatnya dikerjakan oleh CT. CT tidak langsung mengerjakan soal tersebut kecuali sedang ditunggu gurunya. Pada saat observasi pembelajaran yang dilakukan peneliti, seringkali guru keluar untuk masuk ke kelas 4 karena guru kelas 4 sedang sakit sejak masuk awal semster 2 sampai saat penelitian berakhir. Sehingga guru-guru yang lain masuk untuk mengisi kelas IV, tak terkecuali guru kelas V. Pada saat guru keluar kelas, CT tidak langsung mengerjakan soal yang diberikan guru. Ia justru bermain-main dengan mengganggu teman- temannya, lari-lari di kelas atau bermain dengan benda yang ada di hadapannya. Peneliti yang pada saat observasi di kelas terkadang 81 menegurnya namun tidak dihiraukan oleh CT. Ketika guru masuk kelas, CT baru bisa tenang dan kembali ke bangkunya. Guru berkeliling melihat pekerjaan siswa, ketika melihat pekerjaan CT yang baru setengahnya atau belum dikerjakan sama sekali kemudian guru menasehatinya tapi tetap diterima pekerjaan CT, salah satunya yaitu dengan memberikan kesempatan untuk menyelesaikan soalnya meskipun yang lain sudah selesai. Selain itu juga didukung dari wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru kelas, sebagai berikut: “Ya mbak, saya tetap menerima segala bentuk pekerjaan yang dikerjakan anak, termasuk CT. Sambil dinasehati dengan pelan-pelan kan nanti anak jadi mengerti juga” Layanan dalam menerima setiap pekerjaan yang dilakukan oleh CT juga ditunjukkan oleh guru penjas. Seperti yang diamati peneliti pada saat observasi pembelajaran PJOK ketika pekerjaan CT belum dikerjakan sampai selesai setelah teman-temannya sudah mengumpulkan. Guru tetap menungu CT sampai menyelsaikannya. Sama halnya pada saat proses pembelajaran agama, guru yang mengetahui bahwa CT belum selesai mengerjakannya memberikan nasehat terlebih dahulu kepada CT untuk jangan hanya bermain terus, tetapi diselesaikan terlebih dahulu pekerjaannya. Penerimaan hasil pekerjaan CT yang dilakukan oleh guru agama adalah guru memberikan kesempatan kepada CT untuk menyelesaikan hasil pekerjaannya, meskipun jika belum selesai karena keterbatasan waktu pelajaran agama boleh dikerjakan di rumah namun pertemuan selanjutnya harus sudah dikumpulkan. 82 Jadi dapat disimpulkan bahwa guru kelas, guru agama dan guru penjas menerima setiap pekerjaan yang dilakukan oleh CT, tak lupa guru memberikan nasehat dan peringatan juga pada CT. Namun begitu, guru masih memberikan nilai yang sama antara CT dengan siswa lain. Belum ada nilai secara terpisah yang dilakukan guru. Namun begitu, guru masih memberikan nilai yang sama antara nilai tugas CT dengan siswa lain. Belum ada nilai secara terpisah yang dilakukan guru kepada CT.

d. Menguji Siswa dengan Pertanyaan-pertanyaan