Modalitas dalam WK3 Modalitas

harus kita laporkan 621 harus kita laporkan 630a harus kita ungkapkan 634b harus kita sampaikan 635a harus ya 670 harus diungkapkan 678b harus disampaikan 689a Menengah: Rendah: Menengah: mau meneruskan 235 Rendah: ingin menyampaikan 250a ingin meneruskan 241a ingin meneruskan 241b Hasil analisis digambarkan pada tabel 4.28 di atas dapat dikemukakan bahwa modulasi-keharusan dengan derajat tinggi ditemukan adalah keterangan mood ”harus”. Sedangkan modulasi dengan derajat menengah dan rendah tidak ditemukan. Pada modulasi-kecenderungan derajat menengah ditemukan direalisasikan dengan keterangan mood ”mau” dan derajat rendah dengan keterangan mood ”ingin”.

4.3.3 Modalitas dalam WK3

Dari hasil analisis modalitas ditemukan pada teks WK3 sebanyak 43 100 dengan rincian; modalitas terdiri dari modalitas-modalisasi sebanyak 31 72,09 dan modalitas-modulasi sebanyak 12 27,91. Sebaran klausa modalitas ditemukan adalah modalisasi-kemungkinan sebanyak 20 46,51 dari Universitas Sumatera Utara guru sedangkan dari siswa sebanyak 1 2,33 dan modalisasi-keseringan ditemukan sebanyak 10 23,36, sedangkan dari siswa tidak ditemukan. Selain modalisasi ditemukan juga modulasi yaitu modulasi-keharusan sebanyak 6 13,95 dan modulasi-kecenderungan sebanyak 6 13,95 kesemuanya dari guru, sedangkan dari siswa tidak ditemukan. Secara rinci, besarnya jumlah persentase jenis-jenis modalitas disajikan dalam tabel berikut ini Tabel 4.29: Modalitas dalam teks WK3 Modalitas Modalisasi Modulasi Nilai Kemungkinan Keseringan Keharusan Kecenderungan Guru Siswa Guru Siswa Guru Siswa Guru Siswa Tinggi 10 23,26 6 13,95 - 5 11,63 - - - Menengah 7 16,28 - 4 9,30 1 2,33 1 2,33 - 5 11,63 - Rendah 3 6,98 - - - - - 1 2,33 - Total 20 46,51 10 23,26 1 2,33 6 13,95 - 6 13,95 - Modalitas yang dominan pada teks WK3 merupakan modalitas-modalisasi, lebih setengah dari keseluruhan modalitas 72,09. Dominasi modalisasi yang cukup signifikan kemunculannya menunjukkan fungsi semantik klausa sebagai pertukaran informasi proposisi atas ekspresi sikap pembicara terhadap sesuatu dikemukakan terkait dengan cara pengungkapan penilaian pembicara tentang kepastian, kemungkinan, atau frekuensi terjadinya sesuatu kejadianperistiwa cukup tinggi. Sementara itu, pemakaian modalitas-modulasi sebanyak 12 Universitas Sumatera Utara 27,91 menunjukkan fungsi semantik klausa dengan sifatnya imperatif berfungsi sebagai ekspresi sikap pembicara terhadap tindakanaksi dilakukan. Modalitas-modalisasi jenis kemungkinan digunakan guru ketika mempertukarkan pengalamannya dengan pendengar mendominasi 46,51 dari keseluruhan modalitas kemungkinan, keseringan, keharusan, dan kecenderungan. Secara rinci, modalisasi-kemungkinan dengan derajat tinggi yang dipergunakan guru sebanyak 23,26, berada pada urutan pertama dan modalisasi-kemungkinan dengan derajat menengah menempati urutan kedua, dan modalisasi-kemungkinan dengan derajat rendah menempati urutan ketiga 6,98. Sedangkan siswa hanya menggunakan modalisasi-kemungkinan dengan derajat tinggi sebanyak 2,33. Dominasi ini menunjukkan tingkat kepastian atau kemungkinan terjadinya atau berlangsungnya peristiwa yang dinyatakan teks berada pada derajat menengah ke atas. Ini terlihat dengan jumlah kemungkinan yang tinggi lebih banyak mengindikasikan bahwa tingkat kemungkinan terjadinya sesuatu cenderung sangat tinggi. Selain itu, sebagaimana terlihat pada tabel 4.29, modalisasi-keseringan tinggi menempati urutan pertama 13,95 dan modalisasi-keseringan menengah 9,30 berada pada urutan kedua. Dominasi modalisasi-keseringan tinggi ini mengindikasikan intensitas keterjadian sesuatu sebagaimana dinyatakan teks WK3 cenderung sering atau selalu terjadi, dan modalisasi keseringan menengah mengindikasikan beberapa halperistiwa tertentu seperti dinyatakan dalam teks WK3 cenderung biasa-biasa saja. Universitas Sumatera Utara Sementara itu, modulasi sebanyak 27,90 terdiri atas modulasi keharusan dengan derajat tinggi sebanyak 11,63, diikuti keharusan dengan derajat menengah sebanyak 2,33. Di dalam teks ini ditemukan secara berurut keharusan dengan derajat tinggi dan menengah menempati urutan kesatu dan kedua. Hal ini mengindikasikan bahwa pesan imperatif sebagai tindakan dinyatakan klausa berpotensi untuk dilakukan atau harus dilakukan. Berikutnya, dalam tabel 4.29 ditemukan modulasi terkait dengan keinginankecenderungan melakukan suatu tindakan sebanyak 13,95; terdiri atas modulasi-kecenderungan dengan derajat menengah sebanyak 11,63, diikuti dengan derajat rendah sebanyak 2,33. Dilihat berdasarkan urutannya pertama kecenderungan dengan derajat menengah kedua kecenderungan dengan derajat rendah mengindikasikan bahwa kecenderungan melakukan suatu tindakan didominasi oleh derajat menengah ke bawah. Berikut ini, beberapa contoh klausa modalitas-modalisasi kemungkinan dengan derajat tinggi, menengah dan rendah sedangkan keseringan dengan derajat tinggi dan menengah dan modalitas-modulasi keharusan dengan derajat tinggi dan kecenderungan dengan derajat menengah dan rendah diperoleh dari WK3 diambil secara acak. Penulisan bercetak tebal merupakan modalitas Tabel 4.30: Contoh Modalitas Teks WK3 Modalitas Nilai Realisasi Kemungkin an Tinggi Menengah Guru : [106] Yang namanya manusia hidup pasti ada persoalan. Guru : [98] Saya akan melanjutkan pelajaran, yaitu masalah ’unsur yang membangun sebuah cerita pendek atau novel’ ya. Universitas Sumatera Utara Rendah Guru : [199] Ya, Los Angeles atau pun di Mahattan atau dimana lokasi di Amerika barang kali ngak cocok. Keseringan Tinggi Menengah Guru : [26] Kalimat pendek ini sering disebut kalimat minor, kalimat minor. Guru : [374] Kalau di barat itu biasa...budaya barat itu biasa tidak ada masalah. Siswa :[428] Kelompok perkataan yang tetap susunannya dan biasanya mengiaskan makna tertentu. Keharusan Tinggi Menengah Guru : [129] Begitu juga dalam sebuah cerita watak tokoh harus dibuat berbeda agar terjadi konflik. Guru : [286] Mudah-mudahan ngak ada guru seperti itu. Kecenderu ngan Menengah Rendah Guru : [128] Tapi kalau anda mau belajar, saya mau mengajar klop dia. Guru : [122] Ha, masalahnya sekarang saya ingin mengajar dengan bagus-bagus anda tidak mau belajar dengan bagus-bagus. Pada contoh klausa WK3-106, merupakan modalisasi-kemungkinan dengan derajat tinggi digunakan untuk menyatakan derajat kepastian “yang namanya manusia hidup pasti ada persoalan sangat tinggi”. Modalisasi- kemungkinan dengan derajat menengah pada contoh klausa WK3-98 menunjukkan bahwa ada kemungkinan “saya akan melanjutkan pelajaran, yaitu masalah unsur yang membangun sebuah cerita pendek atau novel”. Pada klausa WK3-199 modalisasi-kemungkinan dengan derajat menengah digunakan untuk Universitas Sumatera Utara menyatakan kepastian rendah bahwa Los Angeles atau pun di Mahattan atau dimana lokasi di Amerika barang kali ngak cocok” tentang adanya kawin paksa. Dipihak lain, contoh modalisasi-keseringan dengan derajat tinggi digunakan untuk menunjukkan tingginya intensitas bahwa kalimat pendek disebut kalimat minor. Klausa WK3-374 modalisasi-keseringan dengan derajat rendah digunakan untuk menyatakan bahwa seorang istri berpasangan dansa dengan laki- laki yang bukan suaminya di barat itu biasa tidak ada masalah. Modulasi-keharusan dengan derajat tinggi pada klausa WK3-129 digunakan untuk mengungkapkan keyakinan yang tinggi bahwa “dalam sebuah cerita watak tokoh harus dibuat berbeda agar terjadi konflik”. Pada klausa WK3- 286 modulasi-keharusan dengan derajat menengah digunakan untuk mengungkapkan keyakinan “ngak ada guru seperti itu” guru yang berbicara kasar terhadap siswanya. Sementara itu, contoh modulasi-kecenderungan dengan derajat menengah disajikan pada contoh WK3-128 digunakan untuk menyatakan bahwa ada kemauan belajar maka ada pula kemauan mengajar. Adapun pada klausa WK3- 122 modulasi-kecenderungan dengan derajat rendah digunakan untuk menyatakan keinginan yang rendah untuk mengajar dengan bagus-bagus tetapi tidak mau belajar dengan bagus-bagus. Tabel berikut ini merupakan gambaran sebaran modalisasi jenis keharusan dan kecenderungan. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.31: Sebaran Modalisasi Keterangan: Angka dalam kurung adalah nomor klausa Teks Kemungkinan Keseringan WK3 Tinggi: pasti banyak 105 pasti ada 106 pasti ditanya 138a sudah pasti 675 sudah pasti lawannya 691 sudah pasti memindahkan 699b pasti ditanya 138a yakin tidak sampai 534b yakin hasilnya 556b yakin bisa mengerjakan 786 yakin bisa mengerjakan 707 Menengah: akan selalu membeli 86 akan melanjutkan 98 akan membahas 101 akan bisa memuncak 130a akan tertarik 139 akan kurang memuaskan 550 akan menderita 609b Rendah: barang kali ngak cocok 199 barang kali tadi penuh 535 Tinggi: selalu minum 479 selalu mengenang 85 akan selalu membeli 86 sering disebut 26 sering digunakan 220 sering kamu dengar 439 sering ada 680 Menengah: biasanya 137a di barat itu biasa 374a biasa tidak ada 374b Rendah: Universitas Sumatera Utara Pada tabel 4.31 di atas dapat dijelaskan bahwa modalisasi-kemungkinan dengan derajat tinggi yang ditemukan berupa keterangan mood ”pasti” dan ”yakin”, modalisasi-kemungkinan dengan derajat menengah berupa ”akan”, dan modalisasi-kemungkinan dengan derajat rendah berupa keterangan ”barang kali”. Sedangkan modalisasi-keseringan dengan derajat tinggi berupa keterangan mood ”selalu” dan ”sering”, modalisasi-keseringan dengan derajat menengah berupa keterangan mood ”biasa”. Tabel berikut ini merupakan gambaran sebaran modulasi jenis keharusan dan kecenderungan. Tabel 4.32: Sebaran Modulasi Keterangan: Angka dalam kurung adalah nomor klausa Teks Keharusan Kecenderungan WK3 Tinggi: harus eee dibicarakan 111a harus dibuat 129 harus diteruskan 131b harus memahami 363a harus kamu kerjakan 384 Menengah: mudah-mudahan ngak ada 286 Rendah: Tinggi: Menengah: mau belajar 128a mau mengajar 128b mau kencing 312 mau disampaikan 366 mau mengikuti 369b Rendah: ingin mengajar 122a Universitas Sumatera Utara Pada tabel 4.32 di atas dapat dijelaskan bahwa modulasi-keharusan dengan derajat tinggi berupa keterangan mood “harus”, dan modulasi-menengah dengan derajat menengah berupa keterangan mood “mudah-mudahan”. Sedangkan modulasi-kecenderungan dengan derajat menengah berupa keterangan mood “mau”, dan modulasi-kecenderungan dengan derajat rendah berupa keterangan mood “ingin”.

4.3.4 Modalitas dalam WK4