membahas yang sifatnya masalah.... Siswa: [531] Waalaikumsalam.
WK5 47
23 Guru: [314] Nah itu beda ya, pada saat kita berpidato
atau tampil di depan umum adalah karena kalau kita berbicara atau dengan teman kita bisa
menggunakan kata-kata yang pasaran.. Siswa: [553] Assalamualaikum.
WK6 57
21 Guru: [336] Oleh karena itu tadi dalam mengarang
prosa persuasi ini, ya, langkah-langkah yang dipergunakan hampir sama dengan langkah-
langkah yang dipergunakan pada prosa argumentasi.
Siswa: [67] Curigesen
Contoh yang dikemukakan pada tabel 4.10 di atas dapat dijelaskan secara berturut-turut, klausa WK1-2, WK1-3, WK2-193, WK2-458, WK3-193, WK3-82,
WK4-54, WK4-531, WK5-314, WK5-314, WK5-553, WK6-336, dan WK6-67 adalah contoh klausa minor. Dikatakan klausa minor karena klausa-klausa di atas
tidak dapat dianalisis seperti subjek, finit, predikator, maupun komplemennya karena tidak dapat diidentifikasi. Penggunaan klausa minor demikian itu banyak
dijumpai pada bahasa lisan seperti wacana kelas diteliti ini.
4.1.5 Klausa Elipsis
Klausa elipsis merupakan klausa yang salah satu atau beberapa unsurnya hilang atau dilesapkan, walaupun sesungguhnya klausa itu ada. Klausa yang
dilesapkan itulah disebut klausa elipsis. Klausa elipsis dianalisis seperti klausa
Universitas Sumatera Utara
biasa dengan cara menempatkan lesapannya di dalam kurung. Untuk melacak kembali unsur yang dihilangkan ini harus menunjuk pada klausa sebelumnya.
Lain halnya dengan klausa major yang lebih banyak dipergunakan guru daripada siswa, pada klausa minor lebih banyak digunakan siswa dari pada guru.
Begitu juga dengan hasil analisis masing-masing teks ditemukan bahwa guru lebih sedikit menggunakan klausa elipsis dibandingkan dengan siswa. Pada tabel 4.11
berikut dapat diketahui bahwa penggunaan teks WK1 ada 72 klausa elipsis digunakan guru dan digunakan siswa berjumlah 108 klausa. Pada teks WK2
ditemukan sebanyak 32 klausa elipsis digunakan guru sementara siswa 113 klausa. Selanjutnya, teks WK3 ditemukan sebanyak 32 klausa elipsis digunakan
guru dan dipergunakan siswa sebanyak 95 klausa. Kemudian, teks WK4 ditemukan 43 klausa elipsis dipergunakan guru dan siswa sebanyak 134 klausa.
Begitu juga teks WK5, lebih banyak menggunakan klausa elipsis adalah siswa sebanyak 87 klausa sementara guru hanya menggunakan klausa minor sebanyak
22 klausa. Terakhir, teks WK6, ditemukan sebanyak 52 klausa elipsis dipergunakan guru sedangkan siswa sebanyak 85 klausa.
Pada tabel berikut ini, beberapa contoh klausa elipsis diambil secara acak dari masing-masing sumber data yang dianalisis bagian dilesapkan di dalam
kurung [...] dan dicetak miring
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.11: Klausa Elipsis Teks Jumlah
Realisasi Guru
Siswa WK1
72 108
Guru: [9] Ya, [setiap hari kita bisa membacanya] di koran ataupun surat kabar.
Siswa: [8] [Setiap hari kita bisa membaca] Waspada, di koran
WK2 32
113 Guru: [20] Ya, [kata “bodoh” di sini adalah] masuk
dalam konotasi positif, ya. Siswa: [4] [Perbedaan makna denotasi dan makna
konotasi adalah dari segi, ya, penggunaan makna ka] Ta.
WK3 32 95
[418] Ya
[Ungkapan ialah kata-kata yang bermakna kiasan atau merupakan... ] idiomatik
Siswa: [583] [Kehilangan akal maksudnya] emosi. WK4
43 134
Guru: [438] Ya, [penokohan adalah] karakter. Siswa: [66] [karangan argumentatif] untuk
meyakinkan pembaca. WK5
22 87
Guru: [66] [surat dagang itu maksudnya sama dengan surat] surat penjualan
Siswa: [516] [Pidato semua menggunakan] topik WK6 52
85 Guru:
[249] [Kamu] Coba yang lain
Siswa: [197] [Hubungan antara kata yang tergolong superordinat dengan subordinat ini disebut] vertikal
Contoh yang dikemukakan di atas, seperti WK1-9 merupakan respon dikemukakan guru terhadap jawaban siswa, unsur yang ada hanya keterangan
tempat ”di koran ataupun surat kabar”. Klausa dilesapkan berupa unsur SubjekFinitPredikator yaitu ”setiap hari kita bisa membacanya”. Contoh WK1-
Universitas Sumatera Utara
8 merupakan jawaban siswa atas pertanyaan guru, unsur dilesapkan SubjekFinitPredikator yaitu ”setiap hari kita bisa membaca”.
Pada klausa WK2-20 ”masuk dalam konotasi positif, ya” juga merupakan
respon atas jawaban siswa, unsur dilesapkan SubjekFinitPredikator yaitu “kata
‘bodoh’ di sini adalah”. Klausa WK2-4 merupakan bagian dari leksis “ta” yang dikemukakan beberapa siswa secara serentak karena hanya melanjutkan ucapan
guru, unsur dilesapkan SubjekFinitPredikatorKomplemen yaitu “perbedaan makna denotasi dan makna konotasi adalah dari segi, ya, penggunaan makna
ka....”. Klausa WK3-418 juga merupakan respon dikemukakan guru terhadap
jawaban siswa , unsur dilesapkan SubjekFinitPredikatorKomplemen yaitu “ungkapan ialah kata-kata yang bermakna kiasan atau merupakan...”. Contoh
klausa WK3-583 unsur yang ada hanyalah komplemen “emosi” merupakan jawaban dari pertanyaan guru, “kehilangan akal maksudnya?” merupakan unsur
dilesapkan oleh siswa. Begitu juga dengan klausa WK4-438 adalah klausa respon atas jawaban
siswa berupa penokohan adalah karakter, unsur dilesapkan berupa SubjekFinitPredikator yaitu “penokohan adalah”. Pada klausa WK4-66
merupakan jawaban atas pertanyaan guru “untuk meyakinkan pembaca”, unsur dilesapkan “karangan argumentatif”.
Selanjutnya contoh WK5-66, merupakan koreksi guru atas jawaban siswa
“surat penjualan” dan unsur dilesapkan surat dagang itu maksudnya sama dengan surat”. Klausa K5-516 merupakan leksis untuk meneruskan klausa dikemuakan
Universitas Sumatera Utara
guru, unsur dilesapkan adalah SubjekFinitPredikator yaitu “pidato semua menggunakan”.
Klausa WK6-249 adalah klausa imperatif yang menghilangkan unsur Subjeknya, yang dihilangkan “kamu”. Contoh klausa WK6-197 juga merupakan
leksis untuk meneruskan klausa yang dikemukakan guru, unsur dilesapkan SubjekFinitPredikator yaitu “hubungan antara kata yang tergolong superordinat
dengan subordinat ini disebut”. Elipsis berhubungan dengan substitusi. Elipsis adalah butir substitusi zero.
Dalam percakapan atau wacana lisan seperti wacana kelas yang dianalisis ini, elipsis sering muncul karena makna telah dibantu oleh konteks percakapan dan
ciri penghematan. Klausa elipsis disini menunjukkan adanya hubungan yang elipsis terhadap pertanyaan atau pernyataan sebelumnya.
4.2 Struktur Mood 4.2.1 Variasi Struktur Mood
Umumnya struktur mood terdiri atas SubjekFinit. Kadang-kadang struktur mood disertai keterangan mood, biasanya terletak di antara subjek dan
finit. Melalui struktur mood, derajat negosiasi dalam klausa dapat diungkapkan. Subjek merupakan unsur yang menjadi sumber negosiasi, dan gabungan subjek
dengan finit menunjukkan keputusan yang diambil oleh pembicara mengenai materi dibicarakan. Keputusan tersebut akan terungkap dengan lebih jelas apabila
struktur mood dilihat dari segi polaritas, positif atau negatif. Sementara itu, keterangan mood dapat menunjukkan cara pembicara memperkuat keputusan
Universitas Sumatera Utara