Rendah:
mau sekolah 619a mau bertanya 681
mau mengajukan 734 mau menulis 825a
mau mencari 938 mau merdeka 1067b
mau hijrah 1098 mau ke Amerika 1105
Rendah:
ingin mempresentasikan 411 ingin bertanya 422
ingin bertanya 429a ingin bertanya 439
ingin membahas 661 ingin mengganti 1133
Hasil analisis modalitas-modulasi pada teks WK1 ditemukan bahwa modulasi keharusan dengan derajat tinggi menggunakan finit harus, sedangkan
dengan derajat menengah dan derajat rendah tidak ditemukan. Sementara modulasi-kecenderungan dengan derajat menengah menggunakan Finit “mau”
dan derajat rendah menggunakan Finit “ingin”.
4.3.2 Modalitas dalam WK2
Hasil analisis modalitas ditemukan pada teks WK2 sebanyak 29 terdiri dari modalitas-modalisasi dan modalitas-modulasi. Rinciannya dapat dilihat pada
tabel 4.25 yaitu modalitas-modalisasi dari guru sebanyak 3 dan dari siswa
Universitas Sumatera Utara
sebanyak satu, kemudian modalitas-modulasi dari guru sebanyak 23 sedangkan dari siswa tidak ditemukan.
Secara lebih rinci, besarnya jumlah persentase jenis-jenis modalitas pada teks WK2 disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.25: Modalitas dalam teks WK2
Modalitas Modalisasi Modulasi
Nilai Kemungkinan
Keseringan Keharusan
Kecenderungan Guru
Siswa Guru
Siswa Guru
Siswa Guru
Siswa Tinggi - - - - 23
79,31 - - -
Menengah 2 6,89
1 3,45
1 3,45
- - - 1 -
Rendah - -
- - -
- 1 - Total 2
6,89 1
3,45 1
3,45 - 23
79,31 - 2
6,89 -
Modalitas-modulasi keharusan paling mendominasi dari keseluruhan modalitas yaitu sebanyak 79,31 atau lebih setengah dari jumlah modalitas.
Modulasi-keharusan yang ditemukan adalah modulasi keharusan dengan derajat tinggi saja yang direalisasikan guru, sedangkan pada siswa tidak ditemukan.
Dominasi ini menunjukkan guru ketika mempertukarkan pengalamannya dengan pendengarsiswa dengan tingkat keharusan atau kewajiban tinggi artinya tidak
dapat ditawar-tawar lagi. Urutan kedua mendominasi modalitas adalah modalisasi-modalisasi
kemungkinan sebanyak 6,89 direalisasikan guru dan dari siswa sebanyak 3,45. Dengan rincian modulasi-kemungkinan dengan derajat menengah
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 6,89 dari guru dan dari siswa sebanyak 3,45. Kemunculan modalisasi-kemungkinan dengan derajat menengah menunjukkan fungsi semantik
klausa dengan sifatnya sebagai pertukaran informasi proposisi atas ekspresi sikap pembicara terhadap apa yang dinyatakannya terkait dengan cara
pengungkapan penilaian pembicara tentang kemungkinan biasa-biasa saja. Selanjutnya modalitas yang ditemukan setelah modulasi-keharusan dan
modalisasi-kemungkinan adalah modulasi-kecenderungan sebanyak 6,89 direalisasikan guru sedangkan pada siswa tidak ditemukan. Rincian modulasi-
kecenderungan ditemukan masing-masing sebanyak 6,89 baik modulasi- kecenderungan dengan derajat menengah maupun modulasi-kecenderungan
dengan derajat rendah. Selain itu, sebagaimana terlihat pada tabel 4.25 di atas, modulasi-
keseringan hanya sedikit ditemukan, hanya 3,45. Modulasi-keseringan yang ada itupun hanya berderajat menengah. Dari temuan ini mengindikasikan bahwa
frekuensi atau intensitas keseringannya suatu aksi terjadi sedang-sedang saja. Berikut ini, beberapa contoh klausa modalitas-modalisasi kemungkinan
dengan derajat menengah dan juga keseringan dengan derajat menengah dan modalitas-modulasi keharusan dengan derajat tinggi dan kecenderungan dengan
derajat menengah dan rendah diperoleh dari WK2 diambil secara acak. Penulisan bercetak tebal merupakan modalitas
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.26: Contoh Modalitas Teks WK2 Modalitas Nilai
Realisasi Kemungkin
an Menengah
Guru : [637] Jadi sesuai dengan ini nanti akan saya
panggil dapat menceritakan peristiwa apa yang pernah dilihatnya ya kan.
Siswa : [644] Saya akan menceritakan sebuah
kecelakaan. Keseringan Menengah
Guru : [159] Disebut mati maka diucapkan biasanya
kata meninggal. Keharusan
Tinggi Guru : [256] Apa yang kita dengar dari orang lain
tentu kita harus dapat mengungkapkannya.
Kecenderu ngan
Menengah
Rendah
Guru : [250] Dia ingin menyampaikan informasi
tersebut pada anda ini namanya disebut tuturan….
Siswa : [235] Anak-anak yang mau meneruskan
cita-citanya jadi terhambat.
Pada contoh klausa WK2-637 dapat dijelaskan bahwa modalitas kemungkinan dengan derajat menengah digunakan guru untuk menyatakan bahwa
derajat kepastian informasi akan memanggil orang menceritakan peristiwa yang dilihatnya. Begitu juga klausa WK2-644 modalisasi kemungkinan dengan derajat
menengah menunjukkan bahwa akan dimungkinkan menceritakan sebuah cerita. Sementara itu, modalisasi-kemungkinan dengan derajat menengah pada contoh
klausa WK2-159 digunakan untuk menyatakan intensitas yang biasa kata mati diucapkan biasanya kata meninggal.
Modulasi-keharusan dengan derajat tinggi digunakan untuk mengungkapkan keyakinan bahwa “apa yang kita dengar dari orang lain tentu kita
Universitas Sumatera Utara
harus dapat mengungkapkannya”. Pada contoh klausa WK2-250 merupakan modulasi-kecenderungan dengan derajat menengah digunakan untuk
menunjukkan keinginan “dia ingin menyampaikan informasi tersebut pada anda ini namanya disebut tuturan langsung”. Adapun klausa WK2-235 merupakan
modulasi-kecenderungan dengan derajat rendah digunakan untuk mengungkapkan bahwa “anak-anak yang mau meneruskan cita-citanya jadi terhambat”.
Tabel berikut ini merupakan gambaran sebaran modalisasi jenis kemungkinan dan keseringan.
Tabel 4.27: Sebaran Modalisasi Keterangan: Angka dalam kurung adalah nomor klausa
Teks Kemungkinan Keseringan
WK2 Tinggi:
Menengah:
akan saya panggil 637a akan menceritakan 644
akan kita sampaikan 674a
Rendah: Tinggi:
Menengah:
diucapkan biasanya 159b
Rendah:
Dari tabel 4.27 di atas dapat diterangkan bahwa pada teks WK2 ditemukan hanya modalisasi kemungkinan dengan derajat menengah dengan menggunakan
finit ”akan”. Sedangkan modalisasi dengan derajat tinggi dan derajat rendah tidak ditemukan. Kemudian modalisasi-keseringan ditemukan hanya derajat menengah
saja yaitu keterangan mood ”biasanya”, sedangkan kecenderungan dengan derajat tinggi dan derajat rendah tidak ditemukan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel berikut ini merupakan gambaran sebaran modulasi jenis keharusan dan kecenderungan.
Tabel 4.28: Sebaran Modulasi Keterangan: Angka dalam kurung adalah nomor klausa
Teks Keharusan Kecenderungan
WK2 Tinggi: harus dapat mengungkapkan
256
harus bisa 258a harus simak 259b
harus bisa mengungkapkan
268
harus bisa menceritakan 269 harus bisa mengungkapkannya
270
harus dapat mengungkapkannya
276
harus lengkap 297 harus lengkap 298a
harus lengkap 298b harus aktif 344b
harus bisa 350 harus dapat menceritakannya
388
harus bisa mengungkapkannya
389a
harus sederajat 436 harus sudah selesai 524
harus menggunakan 596
Tinggi:
Universitas Sumatera Utara
harus kita laporkan 621 harus kita laporkan 630a
harus kita ungkapkan 634b harus kita sampaikan 635a
harus ya 670 harus diungkapkan 678b
harus disampaikan 689a
Menengah:
Rendah: Menengah:
mau meneruskan 235
Rendah:
ingin menyampaikan 250a ingin meneruskan 241a
ingin meneruskan 241b
Hasil analisis digambarkan pada tabel 4.28 di atas dapat dikemukakan bahwa modulasi-keharusan dengan derajat tinggi ditemukan adalah keterangan
mood ”harus”. Sedangkan modulasi dengan derajat menengah dan rendah tidak ditemukan. Pada modulasi-kecenderungan derajat menengah ditemukan
direalisasikan dengan keterangan mood ”mau” dan derajat rendah dengan keterangan mood ”ingin”.
4.3.3 Modalitas dalam WK3