mau diadakan 659 mau mengadakan 673a
mau lihat 690
Pada tabel 4.40 di atas dapat dijelaskan sebaran penggunaan modulasi baik keharusan maupun kecenderungan yang terdapat pada teks WK5. Pada jenis
modulasi-keharusan dengan derajat tinggi berupa keterangan mood ”harus”, modalisasi-kecenderungan dengan derajat menengah berupa keterangan mood
”mau”.
4.3.6 Modalitas dalam WK6
Berdasarkan analisis teks WK6 ditemukan modalitas sebanyak 122 100 klausa dengan rincian; modalitas-modalisasi sebanyak 33 27,05 klausa
dan modalitas-modulasi sebanyak 89 72,95. Sebaran klausa modalitas ditemukan berupa modalitas-modalisasi terkait dengan kemungkinan dan
keseringan serta modalitas-modulasi terkait dengan keharusan dan kecenderungan. Modalitas-modalisasi terkait dengan kemungkinan sebanyak 30
24,59 klausa; terdiri dari 29 23,77 digunakan guru dan digunakan siswa 1 0,82 klausa. Sedangkan modalitas-modalisasi terkait dengan keseringan
sebanyak 3 2,46 klausa digunakan guru dan digunakan siswa tidak ditemukan. Modalitas-modulasi terkait dengan keharusan sebanyak 61 50 klausa
kesemuanya digunakan guru, sedangkan modalitas-modulasi terkait dengan kecenderungan sebanyak 28 22,95 klausa kesemuanya juga hanya
dipergunakan guru.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.41 : Modalitas dalam teks WK6
Modalitas Modalisasi Modulasi
Nilai Kemungkinan
Keseringan Keharusan
Kecenderungan Guru Siswa Guru Siswa Guru Siswa Guru Siswa
Tinggi 7 5,74
- 1 0,82
- 60 49,18
- - - Menengah 20
16,39 - 1
0,82 - 1
0,82 - - -
Rendah 2 1,64
1 0,82
1 0,82
- - - 28 22,95
- Total 29
23,77 1
0,82 3
2,46 - 61
50 - 28
22,95 -
Pada tabel 4.41 di atas ditemukan pada teks WK6 modalitas-modalisasi sebanyak 33 27,05 cukup signifikan kemunculannya, menunjukkan fungsi
semantik klausa sebagai pertukaran informasi proposisi atas ekspresi sikap pembicara terhadap sesuatu yang dikemukakan terkait dengan cara pengungkapan
penilaian pembicara tentang kepastian, kemungkinan, atau intensitas terjadinya sesuatu kejadianperistiwa. Sedangkan pemakaian modalitas-modulasi sebanyak
89 72,95 kemunculannya sangat dominan menunjukkan fungsi semantik klausa dengan sifatnya yang imperatif sebagai ekspresi sikap pembicara terhadap
tindakan atau aksi dilakukan. Dalam teks WK6 ini modalitas-modalisasi dengan jenis kemungkinan
dengan derajat menengah digunakan guru menempati urutan pertama 16,39, dan kemungkinan dengan derajat tinggi 5,74 berada pada urutan kedua, sedangkan
kemungkinan dengan derajat rendah 1,64 berada pada urutan ketiga. Dominasi
Universitas Sumatera Utara
modalisasi kemungkinan menengah ini mengindikasikan bahwa ketika mempertukarkan pengalamannya dengan pendengarsiswa menunjukkan tingkat
kepastian atau kemungkinan terjadinya atau berlangsungnya peristiwa dinyatakan pada teks berada pada derajat menengah ke atas. Terlebih lagi dengan jumlah
kemungkinan menengah cukup tinggi, semakin memicu derajat kemungkinan terjadi sesuatu cenderung akan atau mungkin terjadi. Sedangkan modalisasi-
kemungkinan digunakan siswa hanyalah dengan derajat rendah sebanyak 0,82 saja. Rendahnya pemakaian modalisasi kecenderungan digunakan siswa
mengindikasikan dalam mempertukarkan informasi proposisi atas ekspresi sikap siswa terhadap apa yang dinyatakannya terkait dengan cara pengungkapan
penilaian tentang kemungkinan cukup rendah. Modalitas-modalisasi dengan jenis keseringan sebanyak 2,64 masing-
masing sama, baik itu tinggi, menengah, maupun rendah yaitu sama-sama 0,82. Penggunaan modalisasi keseringan ini mengindikasikan intensitas keterjadian
sesuatu sebagaimana dinyatakan pada teks WK6 cenderung sama. Dominasi modulasi dalam teks WK6 sebanyak 89 72,95 sangat
signifikan kemunculannya menunjukkan fungsi semantik klausa dengan sifatnya yang imperatif sebagai ekspresi sikap pembicara terhadap tindakanaksi
dilakukan. Modulasi-keharusan pada teks WK6 ini hanya digunakan guru saja, sementara siswa tidak ditemukan adanya pemakaian modulasi-keharusan. Secara
rinci, keharusan dengan derajat tinggi sebanyak 60 49,18 berada pada urutan pertama, dan keharusan dengan derajat menengah sebanyak 1 0,82 menempati
urutan kedua. Kedua urutan ini keharusan dengan derajat tinggi dan menengah
Universitas Sumatera Utara
yang berjumlah 50 mendominasi setengah bagian dari total jumlah modalitas kemungkinan, keseringan, keharusan, dan kecenderungan dengan masing-
masing nilai dibawanya tinggi, menengah, dan rendah. Dengan kata lain, setengah dari modalitas modalisasi dan modulasi digunakan di dalam teks WK6
adalah modulasi keharusan. Dominasi ini menunjukkan tingkat keharusan suatu tindakan atau aksi berada pada derajat tinggi artinya tidak dapat ditawar-tawar
lagi. Selain itu, seperti dikemukakan pada tabel 4.41 di atas, modulasi-
kecenderungan dengan derajat rendah ditemukan sebanyak 28 22,95. Modulasi ini juga hanya digunakan guru saja sedangkan siswa tidak menggunakan
modulasi kecenderungan ini. Jenis modulasi kecenderungan dengan derajat rendah ini menunjukkan keinginan guru melakukan sesuatu tindakan relatif
rendah. Berikut ini, beberapa contoh klausa modalitas-modalisasi kemungkinan
dengan derajat tinggi, menengah dan rendah sedangkan keseringan dengan derajat tinggi dan menengah dan modalitas-modulasi keharusan dengan derajat tinggi
dan kecenderungan dengan derajat menengah dan rendah diperoleh dari WK6 diambil secara acak. Penulisan bercetak tebal merupakan modalitas
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.42: Contoh Modalitas WK6 Modalitas Nilai
Realisasi Kemungkin
an Tinggi
Menengah
Rendah
Guru : [27] Pasti seseorang memiliki alasan
sehingga wewenang atau kuasa kepada bawahan...
Guru : [245] Kalau ada terjadi sesuatu saksi itu akan
membela kamu.
Guru : [260] Seandainya kamu tidak bisa datang
untuk mengambil barang elektronik. Keseringan Tinggi
Menengah
Rendah Guru : [519b] kalau tanpa menggunakan teks kita
selalu lupa apa yang mau kita sampaikan. Guru : [502] Biasanya kalau ingin berpidato
kemudian kita hafal baru kita tampil ke depan.
Guru: [334b] apalagi kita jarang ya.
Keharusan Tinggi
Menengah
Guru : [124] Bahasanya harus jelas tidak bertele-
tele.
Guru : [1b] jadi saya harap jangan bising
Kecenderu ngan
Menengah
Rendah Guru : [457] Jadi kamu terlebih dahulu tahu pidato
kamu mau kamu bawa kemana isi pidato
kamu.
Guru : [221a] Jadi kalau kita ingin membeli barang
Dari tabel 4.42 di atas dapat dijelaskan bahwa pada contoh klausa WK6-27 modalisasi-kemungkinan dengan derajat tinggi digunakan untuk mengungkapkan
tingkat kepastian seseorang memiliki alasan sehingga memberikan wewenang atau kuasa kepada bawahan sangat tinggi. Pada klausa WK6-245 modalisasi-
Universitas Sumatera Utara
kemungkinan dengan derajat menengah digunakan untuk mengungkapkan bahwa mungkin “kalau ada terjadi sesuatu saksi itu akan membela kamu”. Begitu juga
dengan klausa WK6-260 modalisasi-kemungkinan dengan derajat rendah digunakan untuk mengungkapkan bahwa kemungkinan yang kecil sekali “kamu
tidak bisa datang untuk mengambil barang elektronik”. Selanjutnya modalisasi- keseringan dengan derajat tinggi pada klausa WK6-519b digunakan untuk
menyatakan intensitas cukup tinggi “lupa apa yang mau kita sampaikan”. Klausa WK6-502 modalisasi-keseringan dengan derajat menengah digunakan untuk
menyatakan bahwa suatu hal yang biasa “kalau ingin berpidato kemudian kita hafal baru kita tampil ke depan”. Pada klausa WK6-334b modalisasi-keseringan
dengan derajat rendah digunakan untuk menyatakan intensitas yang rendah “berbicara di depan umum”.
Dipihak lain modulasi-keharusan dengan derajat tinggi pada contoh klausa WK6-124 digunakan untuk mengungkapkan bahwa penggunaan “bahasanya harus
jelas tidak bertele-tele”. Pada klausa WK6-1b modulasi-keharusan dengan derajat menengah digunakan untuk menolak keributan dengan mengharapkan “jangan
bising”. Klausa WK6-457 modulasi-kecenderungan dengan derajat menengah digunakan untuk menyarankan bahwa sebelum berpidato harus tahu terlebih
dahulu tujuan pidato itu. Pada klausa WK6-221 modulasi-kecenderungan dengan derajat rendah digunakan untuk menyatakan kecenderungan membeli barang itu
rendah.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.43: Sebaran Modalisasi Keterangan: Angka dalam kurung adalah nomor klausa
Teks Kemungkinan Keseringan
WK6 Tinggi:
pasti seseorang memiliki 27 pasti senang 30
pasti seseorang 31a pasti ada 335
pasti pernah mengalami 342a pasti ada 343b
pasti ada 346b
Menengah:
akan dapat 204c akan membela 245
akan didengar 309b akan mudah 311b
akan timbul 337c akan mendapat 400b
akan ...484b akan dibicarakan 498b
akan kita sampaikan 498c akan disampaikan 526c
akan mudah 538b akan sulit 540d
akan lebih baik 569b akan membacakan 613
akan membawa 630 akan membawakan 656c
akan pidato 683 mungkin karena kurangnya
Tinggi:
selalu lupa 519b
Menengah:
biasanya membuat 393 biasanya 502a
biasanya 334
Universitas Sumatera Utara
633a
Rendah:
seandainya kamu ...257a seandainya kamu memberikan
257c
seandainya kamu tidak bisa datang 260
Rendah:
jarang 334a
Pada tabel 4.43 di atas dapat dijelaskan sebaran penggunaan modalisasi baik kemungkinan maupun keseringan terdapat pada teks WK6. Pada jenis
modalisasi-keseringan dengan derajat tinggi berupa keterangan mood ”pasti”, modalisasi-kemungkinan dengan derajat menengah berupa keterangan mood
“akan”, dan modalisasi-kemungkinan dengan derajat rendah berupa keterangan mood “seandainya”. Sedangkan modalisasi-keseringan dengan derajat tinggi
berupa keterangan mood “selalu”, modalisasi-keseringan dengan derajat menengah berupa keterangan mood “biasanya”, dan modalisasi-keseringan
dengan derajat rendah berupa keterangan mood “jarang”. Tabel 4.44: Sebaran Modulasi
Keterangan: Angka dalam kurung adalah nomor klausa Teks Keharusan
Kecenderungan WK6 Tinggi:
harus jelas 124 harus mencatatkan 147
harus memiliki 151 harus berisi 217b
harus dicantumkan 238b
Tinggi:
Universitas Sumatera Utara
harus mencantumkan 241 harus disertai 243b
harus bisa membedakan 249 harus kamu pakai 303
harus benar-benar menggunakan 307b
harus benar-benar memperhatikan 311a
harus menggunakan 326a harus dapat menggunakan
327
harus benar-benar memahami
328d
harus memahami 330 harus bisa mempergunakan
331
harus ada 354c harus dengan sistematika 363
harus bersifat 371 harus kamu perhatikan 386b
harus kamu ...388b harus....kan 406b
harus menggunakan 409d harus memenuhi 442b
harus ada 354b harus mengikuti 452
harus lihat 464c haruslah menyangkut 465b
harus menyesuaikan 473 harus memperhatikan 474
harus dapat memahami 482
Universitas Sumatera Utara
harus mengetahui 499b harus benar-benar 500b
harus benar-benar 500c harus membuat 501b
harus mengonsep 522 harus benar-benar 523d
harus disampaikan 526b harus disertai 530b
harus membuat 537b harus membuat 539a
harus membuat 544a harus menentukan 549b
harus tentukan 551b harus kau perhatikan 570
harus belajar 674 harus belajar 685b
Menengah:
harap jangan bising 1b
Menengah:
mau ditanyakan 250 mau kamu bawa 457b
mau ditanya 575 mau ditanyakan 581
mau ditanyakan 582 mau jadi 663a
Rendah:
ingin ditawarkan 194b ingin memesan 201a
ingin membeli 201c ingin membeli 217a
ingin membeli 221
Universitas Sumatera Utara
ingin menyusun 409b ingin kamu menghibur 458a
ingin disampaikan 499c ingin berpidato 501a
ingin berpidato 502a ingin bertanya 503
ingin kau sampaikan 517b ingin membuat 537a
ingin mengembangkan 551a ingin menyampaikan 684
ingin mengetahui 706a ingin membaca 739a
ingin mencoba 783 ingin mengikuti 851a
ingin mengetahui 856a
Pada tabel 4.44 di atas dapat dijelaskan sebaran penggunaan modulasi baik keharusan maupun kecenderungan yang terdapat pada teks WK6. Pada jenis
modulasi-keharusan dengan derajat tinggi berupa keterangan mood ”harus”, dan modulasi-kecenderungan dengan derajat menengah berupa keterangan mood
”harap”. Sedangkan modulasi-kecenderungan dengan derajat menengah berupa keterangan mood “mau”, dan modulasi-kecenderungan dengan derajat rendah
berupa keterangan mood “ingin”.
Universitas Sumatera Utara
BAB V INTERPRETASI UJARAN INTERPERSONAL DALAM
WACANA KELAS
Pembahasan pada bab 5 ini dimaksudkan sebagai jawaban atas pertanyaan terjadinya realisasi ujaran interpersonal seperti yang ditemukan pada deskripsi
aspek-aspek leksikogramatika sebagai representasi aksi atau tindakan pada bab 4. Representasi aksi direalisasikan dalam sistem fungsi ujar dan modus yang
menunjukkan ungkapan kebahasaan dengan menggunakan daya semiotik. Leksikogramatika digunakan pembicara dalam memberi dan meminta informasi
atau barang dan jasa yang terwujud dalam modus deklaratif, interogatif, dan imperatif sebagai representasi teks. Secara ringkas, ujaran interpersonal
direalisasikan oleh 1 sistem klausa, 2 struktur mood, dan 3 modalitas yang dikaitkan dengan konteks sosial.
5.1 Interpretasi Sistem Modus dalam Wacana Kelas
Sistem klausa direalisasikan dengan satuan-satuan leksikogramatika. Setelah klausa dianalisis sebagai pertukaran pengalaman atau sebagai makna
interpersonal, selanjutnya hasil analisis diinterpretasikan.
5.1.1 Modus Indikatif-Deklaratif
Sistem klausa diketahui pada dasarnya dapat dibagi dua yaitu klausa indikatif dan klausa imperatif. Klausa indikatif mencakup klausa deklaratif dan
Universitas Sumatera Utara