Modalitas dalam WK5 Modalitas

4.3.5 Modalitas dalam WK5

Berdasarkan hasil analisis, dalam teks WK5 ditemukakan Modalitas sebanyak 33 klausa dengan sebarannya, modalitas-modalisasi sebanyak 16 klausa dari guru dan modalitas-modulasi sebanyak 17 klausa dari guru, sedangkan dari siswa baik modalitas-modalisasi maupun modalitas-modulasi tidak ditemukan. Jumlah modalitas-modalisasi tersebut terbagi atas kemungkinan sebanyak 15 klausa dan keseringan hanya satu, sedangkan modalitas-modulasi terbagi atas keharusan sebanyak 13 klausa dan kecenderungan sebanyak 4 klausa. Secara lebih rinci, besarnya jumlah persentase jenis-jenis modalitas pada teks WK5 disajikan dalam tabel berikut ini. Tabel 4.37 : Modalitas dalam teks WK5 Modalitas Modalisasi Modulasi Nilai Kemungkinan Keseringan Keharusan Kecenderungan Guru Siswa Guru Siswa Guru Siswa Guru Siswa Tinggi - 1 3,03 - 13 39,39 - - - Menengah 11 33,33 - - - - - 4 12,12 - Rendah 6 - - - - - - - Total 16 45,45 - 1 3,03 - 13 39,39 - 4 12,12 - Dominasi modulasi dalam teks WK5 sebanyak 17 53,12 klausa modalitas-modulisasi lebih banyak kemunculannya menunjukkan fungsi semantik klausa dengan sifatnya yang imperatif berfungsi mengekspresikan sikap pembicara terhadap tindakanaksi dilakukan. Sementara itu pemakaian modalitas- Universitas Sumatera Utara modalisasi sebanyak 15 46,88 menunjukkan fungsi semantik klausa sebagai pertukaran informasi proposisi atas ekspresi sikap pembicara terhadap apa yang dinyatakannya terkait dengan cara pengungkapan penilaian pembicara tentang kemungkinan. Modalitas-modalisasi pada teks WK5 dengan jenis kemungkinan sebanyak 16 45,45 digunakan guru ketika mempertukarkan pengalamannya dengan pendengarsiswa. Secara lebih rinci dapat dibagi kemungkinan-menengah sebanyak 11 33,33 berada pada urutan pertama dan kemungkinan-rendah sebanyak 4 12,12 menempati urutan kedua, sedangkan keseringan-tinggi pada urutan ketiga hanya 1 3,03. Ketiga urutan ini kemungkinan-menengah dan rendah serta keseringan-tinggi mendominasi hampir setengah bagian dari total jumlah modalitas dengan masing-masing nilai yang dibawanya tinggi, menengah, dan rendah. Dengan kata lain, sebagian besar modalitas digunakan di dalam teks WK5 adalah kemungkinan. Dominasi ini menunjukkan tingkat kepastian atau kemungkinan terjadinya atau berlangsungnya peristiwa dinyatakan teks berada pada derajat menengah ke bawah. Terlebih lagi, dengan jumlah kemungkinan menengah yang tinggi, mengindikasikan derajat kemungkinan terjadi sesuatu cenderung sedang-sedang saja. Modalitas-modulasi pada teks WK5 dengan jenis keharusan mendominasi keseluruhan Modalitas 39,39 yang digunakan guru ketika mempertukarkan pengalamannya dengan pendengarsiswa. Berdasarkan analisis diperoleh keharusan tinggi sebanyak 39,39 mendominasi hampir setengah bagian total jumlah modalitas kemungkinan, keseringan, keharusan, dan kecenderungan. Universitas Sumatera Utara Dengan kata lain, sebagian besar modalitas modalisasi dan modulasi yang digunakan di dalam teks WK5 adalah keharusan. Dominasi ini menunjukkan tingkat keharusankewajiban terjadinya atau berlangsungnya peristiwa dinyatakan teks berada pada derajat tinggi. Ini mengindikasikan suatu aksi diharapkan pembicaraguru kepada pendengarsiswa merupakan suatu keharusan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Selain itu, sebagaimana terlihat pada tabel 4.37, modalitas-modulasi kecenderungan hanya sedikit. Hanya modalitas-modulasi kecenderungan menengah yang ada, itupun relatif sedikit yakni sebanyak 4 12,12. Dari temuan ini mengindikasikan kecenderungan adanya kemauan untuk melakukan suatu aksi tawaran yang diarahkan kepada pendengarsiswa sedikit. Pada tabel 4.37 dapat diketahui bahwa teks WK5 diteliti hanya guru yang merealisasikan modalitas baik modalitas-modalisasi maupun modalitas-modulasi. Sedangkan siswa tidak ada menggunakan modalitas. Guru memanfaatkan modalisasi kemungkinan dengan derajat menengah dan rendah serta modalisasi keseringan dengan derajat tinggi. Sedangkan modulasi yang dimanfaatkan guru berupa modulasi keharusan dengan derajat tinggi dan modulasi kecenderungan dengan derajat menengah. Berikut ini, beberapa contoh klausa modalitas-modalisasi kemungkinan menengah dan kemungkinan rendah serta keseringan tinggi dan modalitas- modulasi keharusan tinggi dan kecenderungan menengah diperoleh dari WK5 diambil secara acak. Penulisan bercetak tebal merupakan modalitas Universitas Sumatera Utara Tabel 4.38: Contoh Modalitas WK5 Modalitas Nilai Realisasi Kemungkinan Menengah Rendah Guru: [238] Jadi akan membawa perubahan arti. Guru : [223b] dan saya kira bisa kita kembangkan sebanyak-banyaknya Keseringan Tinggi Guru : [237b] selalu saya tekankan bilamana kita melibatkan ini...intonasi.. Keharusan Tinggi Guru : [254] Hanya saja di sini kita harus mengikutsertakan apa yang disebut dengan intonasi Kecenderungan Menengah Guru : [656] Nah, ketentuannya kalau kita mau mengadakan rapat misalnya rapat OSIS Dari contoh-contoh klausa di atas, berikut ini diuraikan; contoh klausa WK5-238, modalisasi-kemungkinan dengan derajat menengah “akan” digunakan oleh pembicara untuk menyatakan penegasan bahwa bila melibatkan intonasi akan membawa perubahan arti dalam sebuah kalimat. Pada klausa WK5-723, pembicara menggunakan modalisasi-kemungkinan dengan derajat rendah “saya kira” untuk menyatakan tingkat kemungkinan yang rendah. Hal ini menunjukkan tingkat kemungkinan yang rendah atas dikembangkan sebanyak-banyaknya variasi kalimat. Selain itu modalisasi-keseringan dengan derajat tinggi digunakan pembicara terlihat pada klausa WK5-237b, menunjukkan bahwa pembicara menyatakan tingkat keseringan dengan intensitas tinggi “selalu”. Modalisasi- keseringan ini digunakan pembicara untuk menyatakan sesuatu yang perlu diingat dan penting bahwa penggunaan intonasi menyebabkan perubahan arti. Contoh Universitas Sumatera Utara yang dikemukakan pada klausa WK5-254 modulasi-keharusan dengan derajat tinggi digunakan untuk melakukan apabila membaca puisi “harus mengikutsertakan apa yang disebut dengan intonasi” dengan derajat tinggi. Modulasi-kecenderungan dengan derajat menengah pada klausa WK5-656 digunakan untuk menyatakan keinginan bila mau mengadakan rapat misalnya rapat OSIS. Tabel 4.39 di bawah ini merupakan sebaran modalitas pada teks WK5 diperoleh setelah dianalisis. Tabel 4.39: Sebaran Modalisasi Keterangan: Angka dalam kurung adalah nomor klausa Teks Kemungkinan Keseringan WK5 Tinggi: - Menengah: akan membawa 238 akan menskor 671b akan membuat 719a akan ditambah 764 akan berbeda 779 akan menjadi 805b Rendah: apa kira-kira 606 kira-kira bisa 614 kira-kira bisa 631 kira-kira memberi 723 Tinggi: selalu saya tekankan 237b Menengah: - Rendah: Universitas Sumatera Utara Sebaran penggunaan modulasi baik kemungkinan maupun keseringan pada teks WK5 disajikan pada tabel 4.39 di atas. Pada jenis modalisasi- kemungkinan dengan derajat menengah berupa keterangan mood ”akan”, modalisasi-kemungkinan dengan derajat rendah berupa keterangan mood ”kira- kira”, sedangkan modalisasi-keseringan dengan derajat tinggi berupa keterangan mood ”selalu”. Setelah dianalisis diperoleh sebaran modulasi teks WK5 pada tabel 4.40 di bawah ini Tabel 4.40: Sebaran Modulasi Keterangan: Angka dalam kurung adalah nomor klausa Teks Keharusan Kecenderungan WK5 Tinggi: harus jujur 78a harus mengikutsertakan 254 harus mempergunakan 326c harus makan 551 harus dihadiri 651 harus hadir 665 harus dihadiri 691 harus hadir 694 harus membuat 721 seharusnya bisa 808a harus dihadiri 842 harus menghadiri 850a harus dihadiri 850b Tinggi: - Menengah: mau mengadakan 656 Universitas Sumatera Utara mau diadakan 659 mau mengadakan 673a mau lihat 690 Pada tabel 4.40 di atas dapat dijelaskan sebaran penggunaan modulasi baik keharusan maupun kecenderungan yang terdapat pada teks WK5. Pada jenis modulasi-keharusan dengan derajat tinggi berupa keterangan mood ”harus”, modalisasi-kecenderungan dengan derajat menengah berupa keterangan mood ”mau”.

4.3.6 Modalitas dalam WK6