Komponen Kimia Tembakau yang Berbahaya bagi Kesehatan Nikotin

proses pengeringan ulang redrying dan fermentasi aging. Pengeringan ulang dilakukan agar tembakau mencapai kadar air ideal. Kadar air yang terlalu tinggi atau terlalu rendah sangat mengganggu proses fermentasi. Selama proses pengeringan ulang dan fermentasi akan terjadi perubahan kimia akibat kegiatan fisiologi lanjutan yang dikatalisir oleh enzim-enzim tertentu yang masih aktif. Kandungan kimia tembakau siap pakai dibagi menjadi 10 kelompok seperti pada Tabel 2 Geiss dan Kotzias 2007 dalam Tirtasastro dan Murdiyati 2011. Tabel 2.2. Kandungan Kimia Tembakau Golongan Kandungan Selulose 7-16 Gula 0-22 Trigliserida 1 Protein 3,5-20 Nikotin 0,6-5,5 Pati 2-7 Abu Ca, K 9-25 Bahan Organik 7-25 Lilin 2,5-8 Pektinat, polifenol,flayon, karotenoid, minyak atsiri, paraffin, sterin, dll 7-12 Sumber: Murdiyati et al. 1991

2.2.3. Komponen Kimia Tembakau yang Berbahaya bagi Kesehatan

Komponen kimia tembaku yang berbahaya bagi kesehatan berasal dari lima sumber sebagai berikut Doll , 2004: 1. Terkandung dalam tanaman tembakau dan diwariskan secara genetik, yaitu senyawa alkaloid. Nikotin, salah satu jenis alkaloid yang penting, meningkat jumlahnya karena pemupukan nitrogen, pemangkasan tanaman awal yang diikuti pembuangan tunas ketiak secara intensif, daerah tumbuh, dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara Nikotin dapat mengakibatkan ketagihan dan gangguan pada jantung serta paruparu. 2. Terkandung dalam daun tembakau dalam jumlah kecil tetapi akan meningkat akibat pengovenan terlalu lama. Misalnya TSNA Tobacco-specific N nitrosamines, yang dapat meningkat akibat kegiatan mikrobia tertentu yang banyak menghasilkan senyawa nitrit . TSNA merupakan bahan karsinogenik, yang juga banyak terdapat pada makanan yang diolah dengan pengasapan atau pembakaran. 3. Residu bahan bakar pada pengovenan dengan pemanasan langsung. Sisa pembakaran juga membawa senyawa nitrit selain residu B-a-P benzo a pyrene . Seperti TSNA, B-a-P juga bersifat karsinogenik 4. Residu pupuk dan pestisida seperti klor, cadmium, sipermetrin, provenofos, dan lain-lain.

2.2.4. Nikotin

Kadar nikotin tembakau dapat berkisar antara 0,5 - 8 dari berat kering tembakau. Nikotin terjadi dari biosintesis unsur N pada akar dan terakumulasi pada daun. Fungsi nikotin adalah sebagai bahan kimia anti herbivora dan adanya kandungan neurotoxin yang sangat sensitif bagi serangga, sehingga nikotin digunakan sebagai insektisida pada masa lalu Tirtasastro dan Murdiyati , 2011; Nurnasari dan Subiyakto, 2011. Menurut Hoffman 2004 bahwa dalam sebatang rokok mengandung sekitar 20,9 mg nikotin, namun hanya sekitar 2 mg nikotin yang terikut masuk ke dalam Universitas Sumatera Utara tubuh perokok. Nikotin β-pyridil-α-N-methyl pyrrolidine merupakan senyawa organik spesifik yang terkandung dalam daun tembakau. Apabila dihisap senyawa ini akan menimbulkan rangsangan psikologis bagi perokok dan pengguna tembakau kunyah serta membuatnya menjadi ketagihan. Tembakau mutu tinggi pada umumnya mengandung nikotin dan senyawa aromatisnya tinggi Kusuma DA dkk, 2010 Gambar 2.2. Molekul Nikotin Hukenan, 2005 Nikotin yang terkandung dalam tembakau merupakan suatu stimulant dan salah satu penyebab utama kecanduaan addiction. Kandungan nikotin yang masuk kedalam tubuh lebih banyak dari penggunaan tembakau kunyah dibandingkan merokok. Kandungan nikotin yang diseraap oleh tubuh sangat tergantung pada jenis tembakau yang digunakan, penggunaan tembakau seperti merokok, dikunyah dan lain-lain. Dalam daun tembakau, nikotin merupakan salah satu jenis alkaloida yang bersifat adiktif dan berpengaruh terhadap gangguan jantung dan pembuluh darah Universitas Sumatera Utara sebagai akibat pemakaian nikotin dalam jangka panjang Henningfield dan Benowitz, 2004. Nikotin adalah zat kimia psikoaktif yang sangat adiktif. Ketika tembakau dihisap atau dikunyah sebagian besar nikotin akan masuk ke dalam tubuh dan dosis ini cukup untuk menyebabkan ketergantungan psikologis somatik ringan, sedang , sampai berat. Pada pengguna tembakau, terdapat bentuk L-Monoamine oxidases ganja MAO inhibitor dari asetildehid dalam ludah atau asap rokok yang memainkan peranan penting dalam menyebabkan kecanduan nikotin. MAO inhibitor memungkinkan memfasilitasi pelepasan dopamin dalam nucleus yang memberikan respon rangsangan nikotin. Menurut studi, nikotin lebih adiktif dari , kafein , etanol , kokain , dan heroin ketika mempertimbangkan ketergantungan baik somatik maupun psikologis. Namun, karena efek penarikan kuat dari etanol , kokain dan heroin , nikotin dapat memiliki potensi yang lebih rendah dari ketergantungan somatik dari zat-zat ini Henningfield dan Benowitz, 2004.

2.2.5. Absorbsi Nikotin dalam Darah dan Jaringan