Absorbsi Nikotin dalam Darah dan Jaringan

sebagai akibat pemakaian nikotin dalam jangka panjang Henningfield dan Benowitz, 2004. Nikotin adalah zat kimia psikoaktif yang sangat adiktif. Ketika tembakau dihisap atau dikunyah sebagian besar nikotin akan masuk ke dalam tubuh dan dosis ini cukup untuk menyebabkan ketergantungan psikologis somatik ringan, sedang , sampai berat. Pada pengguna tembakau, terdapat bentuk L-Monoamine oxidases ganja MAO inhibitor dari asetildehid dalam ludah atau asap rokok yang memainkan peranan penting dalam menyebabkan kecanduan nikotin. MAO inhibitor memungkinkan memfasilitasi pelepasan dopamin dalam nucleus yang memberikan respon rangsangan nikotin. Menurut studi, nikotin lebih adiktif dari , kafein , etanol , kokain , dan heroin ketika mempertimbangkan ketergantungan baik somatik maupun psikologis. Namun, karena efek penarikan kuat dari etanol , kokain dan heroin , nikotin dapat memiliki potensi yang lebih rendah dari ketergantungan somatik dari zat-zat ini Henningfield dan Benowitz, 2004.

2.2.5. Absorbsi Nikotin dalam Darah dan Jaringan

Konsumsi tembakau kunyah berkontribusi besar terhadap peningkatan konsentrasi nikotin dalam darah disamping merokok dan terapi nikotin. Jalur masuk nikotin saat mengkonsumsi tembakau kunyah dapat terjadi dari gusi saat terjadi proses mengunyah dan dari saluran pencernaan usus halus. Konsentrasi nikotin yang diserap dari gusi jauh lebih tinggi dan lebih cepat dibandingkan penyerapan dari saluran pencernaan Hukenan, 2005. Universitas Sumatera Utara Penyerapan nikotin melalui konsumsi tembakau kunyah di membran biologis tergantung pada PH. Nikotin adalah basa lemah dengan pKa 8,0. Dalam keadaan terionisasi dalam lingkungan asam, nikotin agak lambat masuk kedalam membran sel. Nikotin yang diproduksi dari kunyahan tembakau di dalam mulut akan disaring pada pH basa pada saat terjadi penyerapan nikotin melalui sel mukosa . Penyerapan nikotin melalui sel membran mukosa jauh lebih cepat pada produk tembakau yang bersifat basa. Namun demikian, kenaikan konsentrasi nikotin pada otak lebih lambat pada penggunaan tembaku kunyah dibandingkan dengan penggunaan tembakau dengan menghisap rokok. Konsentrasi nikotin dalam darah meningkat secara perlahan-lahan hingga mencapai puncaknya selama 30 menit. Selanjutnya nikotin bertahan selama 2 jam dalam tingkatan yang stabil dan kemudian menurun secara berangsur-angsur Fowler dalam Hukenan, 2005. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.3. Konsentrasi Nikotin dalam Darah Setelah Merokok, Menggunakan Tembakau Kunyah, Oral Snuf, dan Nicotin Gum Hukenan, 2005 Penyerapan nikotin dari mukosa mulut mempunyai bioavailabilitas sekitar 50- 80. Sedangkan penyerapan dosis nikotin melalu membran usus halus hanya mencapai 20-45 dan relatif lebih lambat dibandingkan penyerapan nikotin melalui mukosa mulut. Hal ini disebabkan karena nikotin terionisasi dalam cairan lambung yang bersifat asam. Peningkatan konsentrasi nikotin darah dan otak yang diserap dari usus halus juga mempunyai waktu yang jauh lebih lambat Benowitz dalam Hukenan, 2005. Universitas Sumatera Utara Setelah penyerapan, nikotin memasuki aliran darah pada pH 7,4 dan sekitar 69 akan mengalami ionisasi dan 5 mengikat protein plasma Benowitzet al, 1982a.. Kemudian nikotin didistribusikan ke jaringan tubuh dengan volume rata-rata 2,6 mg per kg berat badan. Konsentrasi nikotin tertinggi berada pada ginjal, hati, limpa, paru-paru, dan terendah pada jaringan adipose. Nikotin juga terakumulasi di dalam ASI rasio ASIplasma =2,9. Nikotin menyebrangi buffer plasenta dengan mudah dan terdapat bukti-bukti dari penelitian bahwa nikotin terakumulasi dalam serum janin dan cairan amniotik Kohler, 2010. Nikotin telah ditemukan menurunkan transpotasi asam amino arginin. Selain itu dalam dosis yang lebih tinggi nikotin diyakini menjadi prediktor kuat menurunkan transportasi asam amino alanin, penylalanin, dan valin. Mekanisme penurunan transportasi asam amino pada plasenta akan berkontribusi terhadap hambatan pertumbuhan janin fetal growth restriction yang pada akhirnya menyebabkan kejadian berat badan lahir rendah Pastrakuljic dkk, 2000. Nikotin mempunyai efek perusak pada aliran darah rahim uterine melalui pelepasan katekolamin. Resistensi vaskuler rahim dan katekolamin menyebabkan kinerja sistmemik nikotin 14-32 ugkg berat badan per menit terhadap 44 penurunan aliran darah rahim dan 203 meningkatkan resitensi vaskuler rahim. Konsentrasi norepineprhine dan epinephrine meningkat selama infusi nikotin Resnik, 1999. Efek lain konsentrasi nikotin dalam plasenta adalah kemampuan nikotin merusak dingding plasenta yang menyebabkan berkurangnya aliran darah ke janin. Universitas Sumatera Utara Nikotin yang terkandung dalam tembakau di absorbsi oleh ibu hamil dengan cepat melalui pembuluh darah dan masuk kedalam plasenta. Di dalam plasenta, nikotin merusak dingding plasenta dan mengurangi aliran darah yang akan menyebabkan janin kehilangan zat-zat makanan dan oksigen. Dalam kehilangan oksigen dan zat gizi berat, bayi akan mengalami berat badan lahir rendah dan dalam kondisi tertentu dapat mengakibatkan bayi meninggal. Nikotin diketahui bertindak sebagai vasokontruktor yang berarti dan menyebabkan pembuluh darah berkontraksi dan menyempit. Kontraksi pembuluh darah ini akan mengurangi aliran darah, oksigen, dan kandungan zat-zat makanan untuk keperluan pertumbuhan dan perkembangan janin Roxanne, 2010; Thomson, 2010. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan tembakau kunyah dapat menyebabkan keguguran, berat badan lahir rendah, dan lahir mati. Nikotin mempunyai kemampuan dalam merangsang tekanan darah yang menyebabkan kelainan pada pembuluh darah. Nikotin mengaktifkan trombosit yang menyebabkan timbulnya adhesi trombosit pengumpalan ke dingding pembuluh darah. Nikotin dan bahan lainya dalam tembakau terbukti merusak pembuluh darah endotel dingding dalam pembuluh darah, mempermudah pengumpalan darah sehingga dapat merusak pembuluh darah perifer. Selain itu, nikotin juga memacu pengeluaran zat-zat seperti Adrenalin, yang merangsang peningkatan denyut jantunng dan tekanan darah. Nikotin apakah ditemukan dalam rokok sigaret, tembakau kunyah, atau penggunaan tembakau lainya dapat berdampak pada perkembanagn janin dalam kandungan. Lebih banyak nikotin digunakan akan semakin tinggi resiko bayi Universitas Sumatera Utara mengalami masalah perinatal. Resiko ini akan sangat tergantung pada waktu penggunaan nikotin selama kehamilan Sirajuddin dkk, 2010.

2.3. Landasan Teori