Komposisi Kimia Tembakau Berat Badan Lahir Rendah BBLR

Diwilayah sumatera Utara, hampir semua suku-suku lokal menggunakan tembakau kunyah. Namun yang paling sering kita liahat pengguaan tembaku ini berada pada suku Tapanuli, Karo, dan Simalungun. Ketiga suku ini menggunakan temabakau bersama dengan sirih yang sering disebut dengan suntil.

2.2.2. Komposisi Kimia Tembakau

Tanaman tembakau Nicotianae tabacum L termasuk genus Nicotinae, familia Solanaceae. Dari berbagai macam jenis tembakau hanya terdapat dua spesies yang mempunyai nilai ekonomis yakni Nicotianae Tabocum L dan Nicotianae Rustica. Nicotiana rustica L mengandung kadar nikotin yang tinggi biasanya digunakan untuk membuat ekstrak alkoloid sebagai bahan baku obat dan isektisida, jenis ini banyak berkembang di Rusia dan India. Sedangkan Nicotiana tabacum L mengandung kadar nikotin rendah. Jenis ini umumnya digunakan sebagai bahan baku pembuatan rokok dan tembakau kunyah Heningfield, 2004; Benowitz, 2004; Djordjevic, 2004 Jenis-jenis tembakau yang banyak di budidayakan di Indonesia kebanyakan jenis Nikotina tabacum L yang digunakan sebagai bahan baku rokok. Jenis ini meliputi tembakau virginia fc, virginia rajangan, temanggung, madura, weleri, cerutu, dan lumajang vo Tirtasastro dan Murdiyati , 2011. Tembakau mengandung zat kimia seperti zat-zat golongan alkaloida, saponin, flavonoida dan polifenol. Zat terbanyak yang terkandung dalam tembakau adalah nikotin dan kotinin yang merupakan golongan alkaloida. Alkaloida merupakan suatu zat aktif yang memiliki gugus nitrogen heterosiklis. Gugus nitrogen heterosiklik ini Universitas Sumatera Utara menunjukkan sifatnya sebagai basa. Nikotin dalam dosis besar memiliki toksiksitas yang sangat tinggi, namun dalam dosis kecil memiliki efek terapeutik. Dosis yang dapat menghasilkan efek terapeutik sesuai penelitian yang dilakukan adalah 0,5 mgkg BB Hindarto, 2012. Identifikasi komponen kimia tembakau telah dilakukan secara intensif selama lebih dari 50 tahun atau sejak pernyataan Kozak pada tahun 1954 dalam Tirtasastro dan Murdiyati 2011 yang menyebutkan sekitar 100 komponen kimia ada pada asap rokok dan dinyatakan bahwa asap rokok mengandung bahan berbahaya bagi kesehatan. Dari hasil analisis terakhir, dinyatakan bahwa terdapat 2.500 komponen kimia pada tembakau yang siap dibuat rokok, yaitu tembakau yang telah selesai proses fermentasi. Dari jumlah tersebut 1.100 komponen diturunkan menjadi asap tanpa perubahan akibat pembakaran. Sebanyak 1.400 lainnya mengalami dekomposisi atau terpecah, bereaksi dengan komponen lain dan membentuk komponen baru yang seluruhnya terbentuk sekitar 4.800 komponen kimia di dalam asap Rodgman dan Perfetti, 2006. Menurut Tirtasastro dan Murdiyati 2011 terdapat lima komponen besar zat yang terdapat dalam tembakau yaitu persenyawaan nitrogen nikotin, protein, Nikotin β-pyridil-α-N-methyl pyrrolidine, Senyawa karbohidrat pati, pektin, selulose, gula, resin minyak atsiri, asam organic, dan zat warna klorofil, santofil, karotin. Sebelum digunakan untuk racikan rokok atau tembaku kunyah, tembakau kering hasil pengolahan yang berupa rajangan atau kerosok masih harus mengalami Universitas Sumatera Utara proses pengeringan ulang redrying dan fermentasi aging. Pengeringan ulang dilakukan agar tembakau mencapai kadar air ideal. Kadar air yang terlalu tinggi atau terlalu rendah sangat mengganggu proses fermentasi. Selama proses pengeringan ulang dan fermentasi akan terjadi perubahan kimia akibat kegiatan fisiologi lanjutan yang dikatalisir oleh enzim-enzim tertentu yang masih aktif. Kandungan kimia tembakau siap pakai dibagi menjadi 10 kelompok seperti pada Tabel 2 Geiss dan Kotzias 2007 dalam Tirtasastro dan Murdiyati 2011. Tabel 2.2. Kandungan Kimia Tembakau Golongan Kandungan Selulose 7-16 Gula 0-22 Trigliserida 1 Protein 3,5-20 Nikotin 0,6-5,5 Pati 2-7 Abu Ca, K 9-25 Bahan Organik 7-25 Lilin 2,5-8 Pektinat, polifenol,flayon, karotenoid, minyak atsiri, paraffin, sterin, dll 7-12 Sumber: Murdiyati et al. 1991

2.2.3. Komponen Kimia Tembakau yang Berbahaya bagi Kesehatan