Tingkat pendidikan Jumlah anggota keluarga Luas kepemilikan lahan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Distribusi Responden 5.1.1 Umur Petani peserta kemitraan di Desa Mekarjaya KTH Mawarsari berjumlah 82 orang, di Kelurahan Urug KTH Urug berjumlah 147 orang dan di Desa Leuwibudah KTH Risma Lestari Albasia berjumlah 123 orang. Setiap kelompok tersebut diambil 30 orang responden berdasarkan luas lahan hutan yang digarap. Responden yang didapat memiliki umur berkisar antara 25-85 tahun Tabel 3. Tabel 3 Distribusi responden berdasarkan umur Karakteristik Desa Mekarjaya Kelurahan Urug Desa Leuwibudah Total n n n n Umur 25 – 35 4 13 5 17 4 13 13 14 36 – 45 3 10 10 34 10 34 23 26 46 - 55 13 44 4 13 10 34 27 30 56 – 65 6 20 4 13 4 13 14 16 66 - 75 4 13 6 20 2 6 12 13 76 - 85 1 3 1 1 Total 30 100 30 100 30 100 90 100 Diketahui petani yang termuda berumur 25-35 tahun berjumlah 13 orang dengan persentase 14, sedangkan petani yang tertua hanya ada satu orang yang berumur antara 76-85 tahun dengan persentase 1 dari total respoden. Petani terbanyak berumur 36-55 tahun dengan persentase 50. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar petani yang bermitra masih muda dan memiliki cukup tenaga untuk mengolah usaha taninya serta memiliki cukup pengalaman dalam mengelola dan mengusahakan lahannya.

5.1.2 Tingkat pendidikan

Umumnya masyarakat pedesaan mempunyai tingkat pendidikan yang rendah. Hal ini terlihat pada tingkat pendidikan di Desa Mekarjaya, Kelurahan Urug dan Desa Leuwibudah Tabel 4. Tabel 4 Distribusi responden berdasarkan pendidikan Pendidikan Desa Mekarjaya Kelurahan Urug Desa Leuwibudah Total n n n n Tidak Sekolah 4 13 1 3 5 6 Tidak tamat SD 3 10 7 23 10 11 SD 23 77 17 57 30 100 70 78 SMP 2 7 2 2 SMA 3 10 3 3 Total 30 100 30 100 30 100 90 100 Mayoritas pendidikan responden pada ketiga tempat adalah SD dengan persentase 78, yang tidak tamat SD 11 dan yang tidak sekolah 6. Sedangkan untuk responden yang melanjutkan sekolah hingga jenjang SMP dan SMA hanya 5 dari total responden. Hal ini disebabkan karena kondisi ekonomi masyarakat yang rendah serta kesadaran masyarakat pedesaan akan pentingnya pendidikan juga masih kurang. Tingkat pendidikan yang tergolong rendah ini juga turut mempengaruhi pola pikir dan perilaku petani dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan pengelolaan hutan Hardjanto 1990.

5.1.3 Jumlah anggota keluarga

Secara umum, jumlah anggota keluarga turut mempengaruhi besarnya pengeluaran rumah tangga. Semakin banyak jumlah anggota keluarga maka semakin besar pula biaya yang dikeluarkan petani tersebut. Hal ini berdampak pula pada perubahan pola pikir petani dalam mengolah hutan. Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki jumlah anggota keluarga 1-3 orang sebesar 64 dan 28 responden memiliki jumlah anggota keluarga 4-6 orang. Sedangkan 8 responden memiliki jumlah anggota keluarga lebih dari enam orang Tabel 5. Tabel 5 Distribusi responden berdasarkan jumlah anggota keluarga Jumlah anggota Keluarga Desa Mekarjaya Kelurahan Urug Desa Leuwibudah Total n n n n 1 - 3 14 46 18 60 26 87 58 64 4 - 6 11 37 11 37 3 10 25 28 6 5 17 1 3 1 3 7 8 Total 30 100 30 100 30 100 90 100

5.1.4 Luas kepemilikan lahan

Luas tanah garapan turut mempengaruhi besar kecilnya pendapatan petani dalam usaha tani. Semakin luas tanah garapan, maka hasilnya juga akan semakin melimpah karena hasil panen akan semakin banyak Tabel 6. Tabel 6 Distribusi responden berdasarkan kepemilikan lahan Luas lahan Ha Desa Mekarjaya Kelurahan Urug Desa Leuwibudah Total n n n n 0,1 25 83 2 7 3 10 30 33 0,1 – 0,5 5 17 27 90 24 80 56 62 0,5 1 3 3 10 4 5 Total 30 100 30 100 30 100 90 100 Sebagian besar responden memiliki luas lahan antara 0,1-0,5 Ha dengan rata-rata luas lahan 0,23 Ha dan persentase sebesar 62 dari total seluruh responden. Sedangkan responden yang memiliki luas lahan 0,5 Ha dengan rata- rata luas lahan 1,11 Ha hanya 5 dan yang memiliki luas lahan 0,1 Ha dengan rata-rata luas lahan 0,06 Ha ada 33 Lampiran 2. Responden yang memiliki luas lahan garapan sempit, berusaha mencari pekerjaan tambahan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Umumnya pekerjaan tambahan yang banyak dikerjakan adalah menjadi buruh tani ke petani lain dan menggarap lahansawah milik Perhutani.

5.1.5 Pekerjaan