Analisis Finansial Analisis kriteria investasi

merevisi kesepakatan apabila diperlukan Tennyson 1998 dalam Mayers Vermeulen 2002. Menurut Nawir et al. 2003, proses kemitraan merupakan proses berkelanjutan yang dinamis dalam rangka menuju suatu keadaan yang saling menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat. Salah satu alasan ekonomi dari hubungan kerjasama kemitraan adalah akan tercipta perusahaan yang berskala besar, sehingga perusahaan akan lebih efisien dan lebih kompetitif daripada skala kecil Oktaviani Daryanto 2001. Sementara tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kemitraan, adalah 1 meningkatkan pendapatan usaha kecil dan masyarakat, 2 meningkatkan perolehan nilai tambah bagi pelaku kemitraan, 3 meningkatkan pemerataan dan pemberdayaan masyarakat dan usaha kecil, 4 meningkatkan pertumbuhan ekonomi pedesaan, wilayah dan nasional, 5 memperluas kesempatan kerja, dan 6 meningkatkan ketahanan ekonomi nasional Hafsah 2000. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hubungan bisnis yang terjadi dalam kemitraan harus mampu menghasilkan integrasi bisnis yang saling berkaitan dan menjamin terciptanya keseimbangan, keselarasan, keterpaduan yang dilandasi saling menguntungkan, saling membutuhkan dan saling membesarkan. Disamping itu, kemitraan harus mengandung konsekuensi peningkatan nilai lebih pada semua elemen mulai dari pengadaan sarana produksi, usahatani, pengolahan hasil, distribusi dan pemasaran. Dengan kata lain, kemitraan seharusnya mengandung makna kerjasama sinergi yang menghasilkan nilai tambah Hafsah 2000.

2.5 Analisis Kelayakan Usaha

2.5.1 Analisis Finansial

Menurut Gray et al. 1997 salah satu analisis yang dapat memperkirakan apakah suatu investari layak atau tidak layak adalah analisis finansial. Analisis finansial dilakukan dengan tujuan untuk melihat suatu hasil kegiatan investasi dari sisi individu, dalam hal ini perorangan, perseroan, CV, atau kelompok usaha lainnya yang berhubungan dengan proyek. Hasil analisis tersebut disebut private return yang merupakan hasil untuk modal saham yang ditanam proyek. Analisis finansial didasarkan pada keadaan sebenarnya dengan menggunakan data harga yang ditemukan dilapangan real price. Dengan mengetahui hasil analisis finansial, para pembuat keputusan dapat melihat apa yang terjadi pada proyek dalam keadaan yang sebenarnya dan para pembuat keputusan juga dapat segera melakukan penyesuaian apabila proyek berjalan menyimpang dari rencana semula. Adapun menurut Gittinger 1986 salah satu cara untuk melihat kelayakan dari analisis finansial adalah dengan menggunakan cash flow analysis. Alasan penggunaan metode ini adalah adanya pengaruh waktu terhadap nilai uang selama umur ekonomis kegiatan usaha. Cash Flow Analysis dilakukan setelah komponen- komponenya ditentukan dan diperoleh nilainya. Komponen tersebut dikelompokkan dalam dua bagian, yaitu penghasilan atau manfaat benefit; inflow . Selisih antara keduanya disebut manfaat bersih net benefit yang kemudian dijadikan nilai sekarang present value dengan mengalikannya dengan tingkat diskonto discount rate yang ditetapkan. Tingkat diskonto ini harus senilai dengan opportunity cost of capital atau biaya marginal kegiatan tersebut dari sudut pandang pemilik modal atau peserta usaha dan biasanya tingkat diskonto merupakan tingkat usaha untuk meminjam modal.

2.5.2 Analisis kriteria investasi

Menurut Gittinger 1986, dalam menilai suatu proyek yang menggunakan Discounted Cash Flow DCF atau aliran kas yang berdiskonto berdasarkan pada tiga kriteria, yaitu : 1. Net Present Value NPV, yaitu nilai kini atau sekarang dari suatu proyek setelah dikurangi dengan seluruh biaya pada suatu tahun tertentu dari keuntungan atau manfaat yang diterima pada tahun bersangkutan dan di diskontokan pada tingkat bunga yang berlaku. 2. Benefit Cost Ratio BCR, adalah suatu cara evaluasi proyek dengan membandingkan nilai sekarang seluruh hasil yang diperoleh proyek dengan nilai sekarang seluruh biaya proyek. 3. Internal Rate of Return IRR, adalah suatu tingkat suku bunga maksimal yang dibayarkan oleh suatu proyek untuk semua investasi dan sumberdaya yang digunakan.

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penentuan lokasi penelitian berdasarkan pada potensi hutan rakyat yang terdapat di desakelurahan yang bermitra dengan PT. Bina Kayu Lestari Group. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Leuwibudah dan Desa Mekarjaya Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya, serta di Kelurahan Urug Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalay, pada tanggal 1 Juli – 15 Agustus 2010.

3.2 Sasaran dan Alat

Sasaran penelitian ini adalah petani hutan rakyat yang melakukan kemitraan dengan PT Bina Kayu Lestari BKL Group yang terbagi menjadi tiga kelompok petani mitra, yaitu petani yang bermitra secara langsung dengan PT. BKL Group dan dua kelompok petani yang bermitra melalui Perum Perhutani. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pedoman wawancara berupa catatan pertanyaan tertulis mengenai pokok masalah penelitian yang digunakan untuk pedoman wawancara kepada informan kunci. 2. Kuesioner digunakan untuk media mengumpulkan data. 3. Dokumen tertulis berupa Undang-Undang, Peraturan dan kebijakan, petunjuk pelaksana, petunjuk teknis dan lain sebagainya yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. 4. Kamera digital digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan dan alat perekam untuk merekam saat wawancara.

3.3 Sumber Data

Data yang dikumpulkan diperoleh dari berbagai sumber, yaitu: 1. Petani mitra responden, PT. Bina Kayu lestari Group, PT. Bina Inti Lestari, KPH Tasikmalaya dan LMDH Saronge. 2. Literatur dan publikasi lainnya.