Secara harfiah kemitraan diartikan sebagai suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan
bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan Hafsah 2000.
Adapun definisi kemitraan secara resmi diatur dalam Undang-Undang Usaha Kecil No. 9 Tahun 1995 pasal 1 ayat 8 menyatakan bahwa kemitraan
merupakan kerjasama antara usaha kecil dengan usaha menengah atau besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat, dan saling
menguntungkan. Sementara berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 944KptsOT.2101097 yang dimaksud dengan kemitraan usaha pertanian adalah
kerjasama usaha antara perusahaan mitra dengan kelompok mitra di bidang usaha pertanian.
2.4.1 Konsep kemitraan perusahaan-masyarakat
Konsep kemitraan perusahaan-masyarakat atas dasar kontrak kesepakatan dan kerjasama mampu menyediakan pendekatan-pendekatan efektif yang mampu
menjamin ketersediaan bahan pasokan kayu disamping berbagi manfaat, keuntungan dan juga resiko dengan masyarakat lokal sekitarnya Mayers, 2000.
Menurut Mayers Vermeulen 2002, beberapa istilah yang sering digunakan dalam pelaksanaan kemitraan adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan, mencakup badan hukum berskala besar, dapat berupa
perusahaan swasta yang dikelola dengan berorientasi untuk mendapatkan keuntungan.
2. Masyarakat, termasuk didalamnya petani, masyarakat lokal yang berada
pada tingkat-tingkat sosial yang berada pada organisasi-organisasi sosial seperti kelompok-kelompok tani dan kelompok-kelompok pengguna
produk yang pada suatu saat tertentu melaukan kegiatan dengan berorientasi untuk mendapatkan keuntungan saja.
3. Kehutanan, merupakan seni menanam, memelihara serta mengelola hutan
dan tegakan dengan tujuan untuk memperoleh manfaat hasil dan jasa. 4.
Kemitraan, hubungan atau kerjasama yang secara aktif dilakukan oleh dua pihak atau lebih dengan ekspektasi penerimaan manfaat
5. Konsep
kemitraan perusahaan-masyarakat,
mencakup tempat
bekerjasama, bentuk dari sisi kehutanannya, serta tipe-tipe hubungan antara dua atau lebih pihak.
Menurut Mayers Vermeulen 2002, beberapa gambaran mengenai konsep kemitraan yang kuat adalah sebagai berikut :
1. Adanya dialog. Pihak-pihak yang terlibat setuju dan bersedia untuk
saling berkonsultasi dan berinteraksi selama dalam tahap persiapan rencana.
2. Kesepakatan bersama. Pihak-pihak yang terlibat setuju untuk tidak
bertindak tanpa persetujuan dari pihak lain. Dengan kata lain, adanya suatu sikap saling pengertian yang tinggi antar pihak terhadap tindakan
yang akan dilakukan. 3.
Adanya kontrak kerjasama. Pihak-pihak yang terlibat paham bahwa salah satu pihak memberikan pelayanan atas dasar kontrak terhadap pihak lain.
4. Berbagi Rencana Kerja. Pihak-pihak yang terlibat setuju untuk
membahas serta mengimplementasikan rencana kerja yang telah dibuat secara bersama-sama menuju pada suatu tujuan yang telah direncanakan.
5. Berbagi tanggung jawab dan juga resiko. Pihak-pihak yang terlibat setuju
untuk sama-sama bertanggung jawab secara penuh terhadap rencana yang telah dibuat.
2.4.2 Pola kemitraan