Selain itu, pada pola kemitraan ini dilaksanakan pula program tumpang sari yang bekerjasama dengan PT. Garuda Food serta program penggemukan ternak sapi.
Akan tetapi dikarenakan ketersediaan bahan baku dari supplier semakin terbatas, maka pada tahun 2003 didirikan Bina Siliwangi Lestari BSL dan Bina Lodaya
Lestari BLL. BSL merupakan proyek kerjasama PT. BKL dengan KODAM III Siliwangi Gambar 7, dengan memanfaatkan tanah TNI, tanah HGU, dan tanah
Negara untuk menanam sengon. Sedangkan BLL merupakan proyek kerjasama PT. BKL dengan Polda Jabar, dengan memanfaatkan tanah Perhutani dan tanah
masyarakat untuk menanam sengon. Biaya untuk mengelola tanaman adalah sebesar Rp 43.643.862,00 per Ha dan untuk biaya pemanenan sebesar Rp
70.000,00 per m
3
.
Gambar 7 Peta Sebaran Lahan yang dimitrakan dengan PT. BKL Group.
4.6 PT. Bina Inti Lestari BIL
PT. Bina Inti Lestari merupakan anak perusahaan PT. BKL Group yang didirikan pada Tanggal 15 Agustus 2007. Perusahan ini merupakan bagian dari
PT. BKL Group yang dikhususkan untuk menangani kemitraan dan penanaman berkesinambungan. Karyawan PT. BIL ada 11 orang yang merupakan gabungan
dari ketiga perusahaan utama yaitu PT. Bineatama Kayuone Lestari, PT. Warung Batok Industry dan PT. Albasi Priangan Lestari yang terdiri dari seorang direktur
utama, dua orang direktur, dua orang tenaga ahli dan lima kepala bagian yang membawahi beberapa seksi. Bagian-bagian dari PT. BIL yaitu bagian
perencanaan, bagian tanaman, bagian umum dan personalia, bagian kemitraan dan bagian keuangan.
Sejak tahun 2003, PT. BKL Group mulai melaksanakan proyek kemitraan pada program kerjanya maka sangat dibutuhkan staf khususbagian khusus dari
perusahaan untuk menangani mitra-mitra tersebut. Mitra yang bekerjasama dengan PT. BKL Group adalah 500 industri kecil penggergajian, 14 industri kecil
pengolahan veneer dan 40.000 petani sengon pada luas lahan 5.000 Ha yang tersebar di wilayah Kabupaten Garut, KabupatenKota Tasikmalaya, Kabupaten
Ciamis, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Sumedang, Kota Banjar, dan Kabupaten Cilacap.
Tugas Pokok PT. BIL, yaitu : 1.
Pengendalian Bahan Baku Perusahaan bersama mitra berupaya untuk mencukupi seluruh kebutuhan
bahan baku perusahaan industri hilir, dengan cara mengatur alokasi dan distribusi bahan baku, stabilisasi supply bahan baku sengon, optimalisasi mesin
produksi yang dikelola mitra dan mengamankan sumberpotensi-potensi bahan baku.
2. Mengembangkan Memperkuat Kemitraan
Secara profesional untuk menjalin, memelihara, menjaga, memperkuat dan menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan hubungan kemitraan,
meningkatkan servicepelayanan atas kebutuhan mitra dan memperkuat jejaring kemitraan dengan menciptakan prospek usaha-usaha baru.
3. Penanaman Sengon yang Berkesinambungan
Berupaya untuk menempatkan dan mempertahankan kayu sengon agar tetap menjadi tanaman kayu unggulan dengan cara: a target memiliki jumlah tanaman
sengon yang mencukupi kebutuhan, b sebagai upaya membuka peluang kesempatan kerja dan pemberdayaan MDH, dan c turut serta dalam upaya
meningkatkan Human Development Index HDI.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Distribusi Responden 5.1.1 Umur
Petani peserta kemitraan di Desa Mekarjaya KTH Mawarsari berjumlah 82 orang, di Kelurahan Urug KTH Urug berjumlah 147 orang dan di Desa
Leuwibudah KTH Risma Lestari Albasia berjumlah 123 orang. Setiap kelompok tersebut diambil 30 orang responden berdasarkan luas lahan hutan yang digarap.
Responden yang didapat memiliki umur berkisar antara 25-85 tahun Tabel 3. Tabel 3 Distribusi responden berdasarkan umur
Karakteristik Desa Mekarjaya
Kelurahan Urug
Desa Leuwibudah
Total n
n n
n
Umur 25 – 35
4 13
5 17
4 13
13 14
36 – 45 3
10 10
34 10
34 23
26 46 - 55
13 44
4 13
10 34
27 30
56 – 65 6
20 4
13 4
13 14
16 66 - 75
4 13
6 20
2 6
12 13
76 - 85 1
3 1
1 Total
30 100
30 100
30 100
90 100
Diketahui petani yang termuda berumur 25-35 tahun berjumlah 13 orang dengan persentase 14, sedangkan petani yang tertua hanya ada satu orang yang
berumur antara 76-85 tahun dengan persentase 1 dari total respoden. Petani terbanyak berumur 36-55 tahun dengan persentase 50. Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar petani yang bermitra masih muda dan memiliki cukup tenaga untuk mengolah usaha taninya serta memiliki cukup pengalaman dalam
mengelola dan mengusahakan lahannya.
5.1.2 Tingkat pendidikan
Umumnya masyarakat pedesaan mempunyai tingkat pendidikan yang rendah. Hal ini terlihat pada tingkat pendidikan di Desa Mekarjaya, Kelurahan
Urug dan Desa Leuwibudah Tabel 4.