Analisis hubungan kemitraan Pembuatan perjanjian kerjasama dan pelaksanaan kerja

d. Penunjukan lokasi dan luas

Lokasi yang digunakan dalam kegiatan kemitraan adalah milik Perhutani. Lokasi yang dijadikan program kemitraan di Desa Mekarjaya dan Kelurahan Urug ada pada petak 1E seluas 8 Ha dan petak 6E seluas 18 Ha yang berada di KRPH Sukaraja BKPH Singaparna. Kegiatan kemitraan dikedua tempat ini dilakukan dengan sistem tumpangsari antara tanaman sengon dengan palawija. Lamanya kontrak kemitraan adalah 6 tahun, dimulai pada tahun 2004.

e. Pembuatan perjanjian kerjasama dan pelaksanaan kerja

Perjanjian kerjasama ditandatangani oleh Direktur Utama PT. BKL Group, KKPH Adm Tasikmalaya, Ketua KTH dan disaksikan oleh tokoh masyarakat dan pemerintah desa. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh KTH, sedangkan biaya pengadaan bibit dan biaya angkut bibit ke lokasi penanaman dibiayai oleh PT. BKL Group. Sedangkan Perhutani membiayai biaya persiapan dan menyiapkan lahan. Pelaksanaan kemitraan dilakukan sesuai dengan perjanjian, termasuk hak dan kewajiban semua mitra yang terlibat dalam kemitraan ini. Nilai sharing ditetapkan sesuai dengan kontribusi masing-masing pihak sesuai dengan perjanjian, yaitu 50 Perhutani, 30 PT. BKL Group dan 20 penggarap. Sedangkan untuk pembagian sharing di Desa Leuwibudah adalah 75 petani dan 25 PT. BKL Group. Masa berlaku perjanjian kemitraan adalah sejak ditandatangani kontrak kerjasama oleh semua pihak dan berakhir sampai masa 6 tahun. Apabila ada pelanggaranperselisihan antar pihak, maka akan diselesaikan secara musyawarah dan secara hukum bila dengan cara musyawarah tidak bisa diselesaikan.

5.6.2 Analisis hubungan kemitraan

Analisis hubungan kemitraan diukur layak atau tidak layak usaha kemitraannya adalah dengan cara kategorisasi yang didasarkan pada keputusan Menteri Pertanian No. 994KptsOT.2101097 tanggal 13 Oktober 1997 mengenai pedoman penetapan tingkat hubungan kemitraan usaha pertanian. Faktor – faktor yang dinilai dalam penentuan kategori tingkat hubungan kemitraan berdasarkan pendapat dari petani, LMDH, PT. BKL Group dan Perhutani yaitu, aspek proses manajemen kemitraan dan aspek manfaat Tabel 17. Analisis Tingkat Kemitraan dapat dilihat ciri-ciri utama masing-masing kategori mulai dari jangka waktu sampai pemasaran. Tabel 16 Nilai tingkat hubungan kemitraan berdasarkan pendapat petani, PT. BKL Group, Perhutani dan LMDH No Faktor yang Dinilai Nilai Maksimum Nilai Rata-rata Pendapat Petani BKL Perhutani LMDH I Aspek Proses Manajemen Kemitraan 1. Perencanaan 150 a. Perencanaan Kemitraan 62,5 25 100 100 b. Kelengkapan Perencanaan 48,75 50 30 50 2. Pengorganisasian 150 a. Bidang Khusus 12,5 25 25 25 b. Kontrak Kerjasama 120 122,5 115 115 3. Pelaksanaan dan Efektivitas Kerjasama 200 a. Pelaksanaan Kerjasama 30 50 50 30 b. Efektivitas Kerjasama 95 150 115 115 umlah Nilai Aspek Proses Manajemen Kemitraan 500 467,5 372,5 385 405 II spek Manfaat 1. Ekonomi 300 a. Pendapatan 75 100 50 50 b. Harga Pasar 25 25 25 c. Produktivitas 25 50 d. Resiko Usaha 35 50 50 50 2. Teknis 100 a. Mutu 37,5 25 25 25 b. Penguasaan Teknologi 37,5 50 50 25 3. Sosial 100 a. Keinginan Kontinuitas Kerjasama 33,33 50 25 25 b. Pelestarian Lingkungan 33,33 50 50 50 Jumlah Aspek Manfaat 500 301,66 400 250 250 Jumlah nilai rata-rata Aspek Proses Manajemen Kemitraan + Jumlah Aspek Manfaat 1000 769,16 772,5 635 655 Analisis tingkat hubungan kemitraan ditinjau dari aspek proses manajemen kemitraan, menurut pendapat petani, PT. BKL Group, Perhutani dan LMDH masing-masing sebesar 467,5; 372,5; 385; dan 405 dari nilai maksimum 500. Ditinjau dari aspek manfaat menurut pendapat petani, PT. BKL Group, Perhutani dan LMDH masing-masing sebesar 301,66; 400; 250 dan 250 dari nilai maksimumnya 500. Sehingga nilai total kedua aspek tersebut menurut pendapat petani, PT. BKL Group, Perhutani dan LMDH masing-masing sebesar 769,16; 772,5; 635 dan 655 dari nilai maksimum 1000. Nilai rata-rata kedua aspek tersebut menurut pendapat petani, PT. BKL Group, Perhutani dan LMDH adalah 707,91 dari nilai maksimum 1000. Nilai ini berdasarkan keputusan Menteri Pertanian No. 944KptsOT. 2011097 termasuk kedalam kategori Kemitraan Prima Madya. Kategori Kemitraan Prima Madya merupakan kemitraan yang terjadi dalam kemitraan jangka menengah dan jangka panjang dimana pihak inti Perhutani hanya berperan dalam penyediaan sarana, memberikan penyuluhan dan bimbingan teknis. Pihak inti lain PT. BKL Group hanya berperan sebagai pemodal dan pemasar hasil dalam kemitraan. Kemitraan yang melibatkan tiga pihak yaitu petani, PT. BKL Group dan Perhutani memiliki nilai rata-rata sebesar 725,55 dari nilai maksimum 1000. Sehingga pada kegiatan kemitraan yang melibatkan tiga pihak ini termasuk kedalam kategori Kemitraan Prima Madya. Nilai rata-rata kemitraan antara petani dan PT. BKL Group, berdasarkan kedua aspek tersebut sebesar 770,82 dari nilai maksimum 1000. Nilai ini berarti kemitraan antara petani dan PT. BKL Group termasuk kedalam kategori Kemitraan Prima Utama, yaitu kemitraan yang terjadi dalam jangka panjang dimana pihak inti PT. BKL Group berperan dalam pembinaan manajemen, introduksi teknologi, permodalan dan pemasaran hasil.

5.6.3 Proses manajemen kemitraan a.