dilaksanakan Square atau pa
ini belum mem tersebut”.
3
6.3 Frekuensi Pel
Terdapat tig menginformasikan, m
tersebut, komunikasi pelaksanaan berkaita
dilaksanakan. Frekuensi pel
dilakukan oleh UMKM
Kebanyakan dari UM tahap awal pendirian
produk UMKM di I 2009 nampaknya lebi
3
Hasil wawancar 35,29
17
Gambar 15. F n di tempat-tempat strategis, misalnya pam
u pameran di Jakarta Convention Center JCC, emiliki cukup anggaran untuk berpartisipasi
Pelaksanaan
tiga tujuan utama dari komunikasi pem n, membujuk, dan mengingatkan. Untuk m
kasi pemasaran harus dilaksanakan secara r itan dengan sering atau tidaknya komunika
pelaksanaan komunikasi pemasaran masih te KM mitra binaan IPB. Hal divisualisasikan pada
MKM ini hanya melaksanakan komunikasi pe n usaha. Kecilnya jumlah frekuensi penyelen
di Indonesia menurut Sujito 1997 seperti dikut ebih banyak disebabkan oleh kurangnya inisia
cara dengan Desi, pemilik UMKM Cresh pada tanggal 1 47,05
17,64 sering
jarang tidak m
15. Frekuensi Pelaksanaan Komunikasi Pema
Keterang 68
meran di Botany , namun UMKM
si dalam pameran
pemasaran, yaitu mencapai tujuan
rutin. Frekuensi unikasi pemasaran
h tergolong jarang n pada Gambar 15.
i pemasaran pada lenggraan promosi
dikutip Rahmana, iatif dari kalangan
l 17 Oktober 2010. ng
ng k melaksanakan
asaran
ngan:
UMKM sendiri, serta kepedulian stakeholder. Kondisi ini memang sangat tidak ideal mengingat pemasaran merupakan salah satu aspek bisnis yang berperanan
besar dalam mendukung pemberdayaan UMKM. Stakeholder
yang dimaksud dalam hal ini adalah lembaga pembina, baik UPP-UKM maupun CDA. Beberapa UMKM dengan keterbatasan modal dan
pendanaan mengandalkan kedua lembaga ini dalam pelaksanaan komunikasi pemasaran. Kedua lembaga ini, baik UPP-UKM maupun CDA telah berupaya
menyelenggarakan dan memfasilitasi UMKM binaannya untuk melakukan promosi. Namun, dalam pelaksanaannya belum semua UMKM mendapat
kesempatan untuk dipromosikan. Ketidakmerataan kesempatan fasilitas promosi UMKM ini merupakan
akibat dari keterbatasan keuangan kedua lembaga tersebut. Bagi UMKM binaan UPP-UKM, beberapa responden menyebutkan bahwa mereka kurang memiliki
pengetahuan dan wawasan mengenai pelaksanaan komunikasi pemasaran. Oleh karena itu, sosialisasi dan penyadaran mengenai pentingnya komunikasi
pemasaran perlu dilakukan oleh lembaga pembina. Keterbatasan
pengetahuan dan
wawasan mengenai
pelaksanaan komunikasi pemasaran menjadi faktor penghambat selain keterbatasan biaya.
Beberapa responden mengatakan bahwa mereka tidak mengerti mengenai pemasaran. Bagi mereka, pemasaran sama dengan penjualan. Pelaku UMKM ini
berfikir mengenai bagaimana menjual produk, namun tidak memikirkan bagaimana cara memberikan kepuasan pada pelanggan.
Cara yang digunakan UMKM untuk menjual produk juga tergolong upaya penjualan yang konvensional. Padahal dengan melaksanakan komunikasi
pemasaran, UMKM dapat memperkenalkan produk dan usahanya kepada khalayak luas. Pelaksanaan komunikasi pemasaran juga dapat merangsang
pembelian produk oleh konsumen. Pelaksnaan komunikasi pemasaran seringkali diidentikkan dengan upaya pengenalan produk kepada khalayak luas. Oleh karena
itu, beberapa UMKM hanya melaksanakan komunikasi pemasaran pada tahap awal pendirian usaha. Mereka kurang memperhatikan tujuan-tujuan yang lain.
Komunikasi pemasaran juga dapat digunakan untuk mengingatkan konsumen, maka pelaksanaannya harus dilaksanakan secara rutin.
Berdasarkan kenyataan tersebut, dapat dikatakan bahwa sedikitnya terdapat tiga faktor yang mengakibatkan rendahnya frekuensi pelaksanaan
komunikasi pemasaran, yaitu: a Keterbatasan modal dan pendanaan pelaksana, baik dari pihak UMKM maupun lembaga pembina; b Kurangnya pengetahuan
dan inisiatif UMKM dalam melaksanakan komunikasi pemasaran; c Keterbatasan kepedulian pihak lembaga pembina, baik dalam sosialisasi mengenai pentingnya
komunikasi pemasaran maupun penyelenggaraannya.
BAB VII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK UMKM
DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN
7.1 Ragam Bidang Usaha