tinggi. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,418 meunjukkan keeratan hubungan yang cukup berarti antara kedua variabel.
Pelaksanaan komunikasi pemasaran merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas daya saing UMKM. Hal ini terbukti
dari nilai korelasi positif antara pelaksanaan komunikasi pemasaran dengan tingkat produktifitas UMKM. Pelaksanaan komunikasi pemasaran dapat
membuka jalur pemasaran. Fungsi komunikasi pemasaran mampu memperkenalkan produk dan
UMKM kepada khalayak luas, menawarkan keunggulan produk dibandingkan dengan produk pesaing dan menarik konsumen untuk melakukan pembelian. Bagi
UMKM yang telah memiliki pelanggan, komunikasi pemasaran juga dapat menjadi upaya untuk membina dan mempertahankan hubungan baik dengan
pelanggan, sehingga pelanggan menjadi lebih loyal dalam mengkonsumsi produk yang dihasilkan UMKM pelaksana komunikasi pemasaran.
8.2 Tingkat Profit
Perolehan laba profit suatu perusahaan merupakan fungsi dari efisiensi produksi dan efisiensi pemasaran. Kondisi internal UMKM dalam hal ini lebih
berperan sebagai komponen dalam fungsi efisiensi produksi melalui kualitas SDM dan asset yang dimiliki. Pengaruh efisiensi produksi mungkin lebih kecil
dari efisiensi fungsi pemasaran, sehingga keeratan hubungan antara laba dengan kondisi internal UMKM menjadi tertutup karena kondisi internal UMKM
hanyalah bagian dari fungsi produksi Syarif, 2007. Hal ini berarti laba suatu usaha lebih dipengaruhi oleh kegiatan pemasaran yang dilakukannya.
Penelitian yang dilakukan menghasilkan data yang mendukung pernyataan Syarif 2009, dimana hasil uji korelasi spearman antara pelaksanaan komunikasi
pemasaran dengan tingkat profit menunjukkan angka yang positif. P value hasil perhitungan bernilai 0,001 dengan koefisien korelasi senilai 0,554. P value yang
dihasilkan menunjukkan nilai yang lebih rendah dibandingkan α 0,01, maka terdapat hubungan nyata antara pelaksanaan komunikasi pemasaran dengan
tingkat profit. Artinya semakin baik pelaksanaan komunikasi pemasaran, maka tingkat profitnya akan semakin tinggi pula. Nilai koefisien korelasi yang
dihasilkan dari uji korelasi menunjukkan angka 0,0554 . Hasil ini menunjukkan bahwa pelaksanaan komunikasi pemasaran terbukti memiliki hubungan yang
cukup berarti terhadap tingkat profit UMKM.
8.3 Luas Cakupan Pasar UMKM
Komunikasi pemasaran merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan daya saing suatu usaha. Bagi UMKM, komunikasi pemasaran dapat meningkatkan
posisi tawar usahanya dibandingkan dengan pesaing dengan usaha serupa. Dalam menjalankan usahanya, UMKM tidak hanya bersaing dengan sesama UMKM,
melainkan juga dengan usaha besar. Oleh karena itu, UMKM perlu melaksanakan komunikasi pemasaran dengan baik, agar mampu meraih pasar yang lebih luas.
Konsumen tersegmentasi berdasarkan beberapa klasifikasi, baik dari segi usia, wilayah asal, maupun ragam status sosialnya. Beberapa UMKM berpotensi
memiliki segmentasi konsumen yang luas, namun seringkali sasaran konsumen yang luas ini tidak tercapai secara optimal. Hal ini dapat disebabkan oleh
pelaksanaan komunikasi pemasaran yang belum baik.
UMKM Catering Evrina merupakan salah satu UMKM bidang pangan binaan UPP-UKM. UMKM ini telah berdiri sejak lima belas tahun ke belakang.
Sasaran konsumen UMKM ini cukup beragam. Dari segi usia, sasaran konsumennya adalah usia dewasa dan tua. Dari asal wilayahnya, sasaran
konsumen ini adalah wilayah kota dan sekitarnya. Sementara dari ragam status sosial, sasaran konsumennya adalah seluruh kalangan.
Dengan tidak melaksanakan komunikasi pemasaran, UMKM ini hanya memenuhi konsumen sasaran dari segi ragam usia. Sementara, jika ditinjau dari
asal wilayah, konsumen UMKM ini hanya berasal dari wilayah lokal. Dari ragam status sosialpun selama lima belas tahun belakangan, hanya orang berstatus sosial
menengah ke bawah yang menjadi konsumennya. Pelaku usaha mengakui bahwa UMKM ini hanya mengandalkan word of mouth dari konsumennya, meskipun
memiliki target pasar yang luas. Kenyataan di atas mengindikasikan adanya hubungan antara pelaksanaan
komunikasi pemasaran dengan luas cakupan pasar. Berdasarkan hasil perhitungan korelasi antara komunikasi pemasaran dengan luas cakupan pasar, didapatkan
nilai P value sebesar 0,002 dengan koefisien korelasi 0,517. Nilai P value sebesar 0,002 menunjukkan nilai yang lebih kecil dari nilai α sebesar 0,01. Hal ini
menunjukkan adanya hubungan positif antara pelaksanaan komunikasi pemasaran dengan luas cakupan pasar. Artinya, semakin baik pelaksanaan komunikasi
pemasaran, maka semakin luas cakupan pasar UMKM. Berdasarkan nilai koefisien korelasi yang dihasikan, dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjalin
antara kedua variabel merupakan hubungan yang cukup berarti.
BAB IX PENUTUP
9.1 Kesimpulan