25
dengan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Bagan kerangka operasional penelitian dapat dilihat sebagai berikut :
Gambar 3 Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian
Penerimaan Biaya
Produksi Usaha Ternak Itik Pedaging Jawa Barat Mengalami Penurunan
Faktor Produksi Usaha Ternak Itik Pedaging
Hasil Produksi Usaha Ternak Itik Pedaging Daging Itik
Analisis Pendapatan Model Fungsi Produksi
Pengujian Model Fungsi Produksi
Analisis Efisiensi Rasio NPM dan BKM
Tingkat Pendapatan Usaha Ternak itik Pedaging
Rekomendasi Usaha Ternak Itik Pedaging Kabupaten Bogor
26
IV METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji efisiensi produksi dan analisis pendapatan yang terdapat pada usaha ternak itik pedaging. Usaha ternak itik yang
diteliti merupakan usaha ternak itik pedaging yang berada di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Menurut Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor usaha
ternak itik pedaging menyebar di beberapa daerah seperti Kecamatan Ciomas, Kecamatan Gunung Sindur, Kecamatan Leuwisadeng, Kecamatan Nanggung,
Kecamatan Parung Panjang, Kecamatan Ranca Bungur, serta Kecamatan Rumpin. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-Maret 2014.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan pihak usaha ternak
itik pedaging yang dilakukan dengan bantuan kuesioner daftar pertanyaan serta pengamatan langsung pada usaha ternak itik pedaging yang berada di Kabupaten
Bogor, Jawa Barat. Data sekunder dari penelitian ini didapatkan dari instansi- instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik, serta Dinas Peternakan dan
Perikanan Kabupaten Bogor.
4.3 Penentuan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah usaha ternak itik pedaging di Kabupaten Bogor. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah
sebanyak 30 usaha ternak itik pedaging, menurut Baiky 1982 dalam Sukandarrumidi 2002 menyatakan bahwa pengambilan sampel ini dilakukan
sesuai dengan jumlah minimum statistik. Adapun pengambilan sampel secara penentuan beruntun snowball sampling ini dilakukan karena adanya
keterbatasan data populasi pelaku usaha ternak di Kabupaten Bogor. Berikut disajika tabel sebaran sampel yang digunakan dalam penelitian ini.
27
Tabel 2 Sebaran sampel penelitian berdasarkan kecamatan di Kabupaten Bogor
Kecamatan Jumlah Sampel
Ciomas 2
6.67 Gunung Sindur
4 13.33
Leuwisadeng 7
23.33 Nanggung
6 20.00
Parung Panjang 1
3.33 Ranca Bungur
5 16.67
Rumpin 5
16.67 Total
30 100.00
Sumber: Data Primer 2014
4.4 Metode Analisis Data
Pengolahan data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Kemudian dilakukan analisis data yang ditujukan agar data dan informasi yang telah
dikumpulkan dapat lebih berarti serta dapat memberikan informasi. Analisis data kuantitatif menggunakan software statistik digunakan untuk mengetahui
pendapatan usaha ternak, penggunaan faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap hasil produksi, serta menghitung tingkat efisiensi produksi. Tingkat
pendapatan usaha ternak itik dapat diketahui melalui pendekatan rasio RC dari usaha ternak itik yang ada. Analisis data kualitatif yang diuraikan secara deskriptif
digunakan untuk menjabarkan tentang usaha ternak serta kegiatan yang berkaitan dengan produksi. Berikut merupakan matriks penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini. Tabel 3
Matriks penelitian
No. Tujuan Penelitian
Data Yang digunakan Metode Analisis
1 Menganalisis tingkat pendapatan usaha ternak itik pedaging
Data primer dari hasil wawancara dengan pelaku
usaha ternak Analisis pendapatan dan
rasio RC 2 Mengidentifikasi faktor-faktor
produksi dalam produksi usaha ternak itik
Data primer dari hasil wawancara dengan pelaku
usaha ternak Menggunakan fungsi
produksi Cobb-Douglas dan fungsi produksi Translog
3 Menganalisis efisiensi produksi usaha ternak itik
Data primer dari hasil wawancara dengan pelaku
usaha ternak Menggunakan Analisis
efisiensi produksi uji Rasio NPM dan BKM