11
memiliki pengaruh yang lebih baim terhadap ternak itik dibandingkan dengan kandang yang suhu lebih rendah dan kelembabannya tinggi.
Kandang yang baik bagi ternak sama hakekatnya dengan rumah yang nyaman bagi manusia. Udara yang segar dan tidak kekurangan sinar matahari,
serta terdapat ruang gerak yang leluasa merupakan kriteria kandang yang baik. Masa starter itik atau sekitar itik berumur satu hari hingga berumur sekitar dua
sampai empat minggu itik ditempatkan di kandang khusus untuk memelihara itik pada periode starter. Kandang starter atau kandang indukan harus mendukung
pertumbuhan dan menjaga kesehatan, temberatur, serta keamanan DOD. Kebutuhan terhadap temperatur lingkungan tersebut dapat dipenuhi dengan
menyediakan kandang indukan. Kandang indukan merupakan serangkaian sistem yang terdiri dari alat pemanas dan dilengkapi tempat pakan dan air minum, litter,
dan pencahayaan. Kandang indukan dapat menggunakan jenis alat pemanas yang mampu menghasilkan panas secara langsung maupun tidak langsung. Pemanasan
secara langsung yaitu memanaskan udara dengan alat pemanas secara konveksi dan memasukkan udara panas tersebut ke dalam ruangan, sedangkan pemanasan
tidak langsung adalah memanaskan udara yang ada di dalam ruangan dengan alat pemanas secara radiasi sehinggameningkatkan temperatur ruang Risnajati 2011;
Wakhid 2013. Kandang grower merupakan kandang untuk itik yang umurnya telah
mencapai dua sampai empat minggu, kandang ini berukuran lebih besar dan tidak lagi menggunakan lampu pemanas. Terdapat tiga tipe kandang grower, pertama
kandang tertutup, kandang baterai, dan kandang ren yang merupakan kombinasi kandang tertutup dan ruang terbuka. Pada tipe kandang ren terdapat dua
perbedaan jenis kandang yaitu tipe kandang basah ada kolam dan tipe kandang kering Wakhid 2013.
Hasil penelitian Iskandar et al 2009 menjelaskan bahwa kepadatan kandang secara statistik tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan bobot
hidup, pertambahan bobot hidup, konsumsi atau efisiensi penggunaan ransum. Dari hasil penelitian tersebut didapatkan kepadatan kandang 8 ekor 4050 cm2
setara dengan 506 cm2ekor memberikan ruang yang cukup nyaman untuk hidup sesuai dengan potensi genetik unggas.
12
Sumber : Penulis 2014
Gambar 1 Kandang tipe basah ada kolam kiri dan kandang tipe kering kanan
2.3.7 Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam sebuah usaha pertanian. Ratusan hingga seribu ekor itik dapat dipelihara oleh satu orang
pekerja, idealnya satu orang pekerja merawat seribu ekor itik. Berkontribusinya tenaga kerja dalam pemeliharaan tentunya menyebabkan perawatan itik yang lebih
intensif sehingga kualitas itik dapat terjamin Soekartawi 2002; Wakhid 2013.
2.4 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu dilakukan pada usaha ternak itik hibrida pedaging di Peternakan Saonada Kabupaten Jombang yang dilakukan oleh Alfikri et al.
2013. Tujuan Penelitian tersebut yaitu untuk menganalisis kelayakan usaha ternak itik pedaging hibrida dakam kapasitas ternak sebanyak 1000 ekor itik.
Penelitian tersebut menghasilkan nilai RC ratio dari usaha ternak sebesar sebesar 1,19. Net Present Value NPV bernilai positif yaitu sebesar Rp 52 194 068.00.
Internal Rate of Return IRR sebesar 43.70 dan Payback Period PP selama 1.94 tahun. Berdasarkan studi aspek teknis dan finansial yang dilakukan untuk
kapasitas ternak sebanyak 1000 ekor dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan itik layak untuk dijalankan.
Menurut penelitian Fatimah 2004 dalam Sarwanto 2011 menjelaskan bahwa ternak itik memiliki peranan sangat besar dalam pemenuhan kebutuhan
hidup rumah tangga peternak di Kabupaten Mojokerto. Kebutuhan hidup rumah tangga yang dimaksudkan adalah kebutuhan baik untuk makanan dan bukan
13
makanan. Dengan kata lain peranan ternak itik sangat penting dalam rumah tangga peternak sehingga dapat memperbaiki kondisi sosial ekonomi rumah
tangga mereka. Marzuki 2005 melakukan penelitian mengenai program pengentasan
kemiskinan dengan usaha peternakan itik di Kabupaten Magelang. Hasil penelitian menunjukan bahwa bantuan usaha peternakan itik untuk petani peternak
sangat cocok dalam upaya pengentasan kemiskinan. Pelaksanaan paket bantuan peternakan itik sangat baik dan efektif karena dapat menaikkan pendapatan petani
peternak yang mendapatkan bantuan rata-rata mencapai Rp 59 881.35 per bulan. Sarwanto 2011 melakukan penelitian pada salah satu usaha peternakan di
daerah Desa Cikarawang, Kabupaten Bogor menyatakan pada aspek sosial, ekonomi, dan budaya, dampak positif yang ditimbulkan diantaranya menciptakan
lapangan pekerjaan baru dan menambah aktivitas ekonomi pada hulu dan hilir agribisnis.
Penelitian yang dilakukan oleh Ugbomeh 2002 memperhatian karakteristik sosio-ekonomi dari peternak itik di Ughelli Utara dan daerah
Pemerintah Daerah Selatan Delta State of Nigeria, dan implikasinya terhadap ketahanan pangan. Pengalaman peternak itik dalammenjalankan produksi itik
berkisar antara 1 sampai 5 tahun. Itik yang berkembang biak umum adalah itik jenis Muscovy, yang rupanya memiliki kesesuaian untuk berkembang biak untuk
kedua daging dan telur. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa adanya potensi produksi itik untuk menjembatani kesenjangan protein di kalangan
masyarakat. Hasil penelitian Alam et al 2012 mengenai sosial ekonomi dan
manajemen peternak itik di Rajshahi menunjukkan bahwa sebagian besar petani 74 digunakan pakan tambahan yang cukup untuk itik mereka. Sekitar 73
petani dipisahkan itik sakit mereka dari itik yang sehat. Hal ini juga menemukan bahwa sebagian besar petani 89 mengubur itik mati mereka di bawah tanah.
Data menunjukkan bahwa sebagian besar petani 67 memiliki ide parsial tentang penyakit itik. Proporsi tertinggi dari petani 72 diikuti program
vaksinasi ketat. Sekitar 71 petani berkonsultasi dengan dokter desa. Hampir 51 petani memiliki tingkat rendah pengetahuan tentang peternakan itik. Dalam