Pengujian Model Fungsi Produksi

33 sebagai sumbu X dan Y yang telah diprediksi pada sumbu Y. Pendeteksian ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan mengamati pola tertentu pada grafik scatterplot dengan dasar analisis uji jika terdapat pola seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu secara teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit pada grafik scatterplot, maka mengindikasikan telah terjadi pelanggaran berupa heteroskedastisitas. Apabila tidak terdapat pola yang jelas pada grafik scatterplot, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terdapat pelanggaran heteroskedatisitas. Pengujian Statistik 1. Pengujian Koefisien Determinasi R 2 Berdasarkan Gujarati 2006a nilai koefisien determinasi R 2 digunakan untuk melihat kebaikan suatu model dengan mengetahui seberapa besar persentase variasi produksi Y dapat diterangkan oleh faktor-faktor produksi Xi yang digunakan.Jika Persentase R 2 tinggi berarti model yang digunakan cukup baik, demikian juga sebaliknya. Koefisien determinasi R 2 dapat dirumuskan sebagai berikut : R 2 = ............................................................... 18 R 2 -adjusted koefisien determinasi yang disesuaikan dalam regresi berganda adalah nilai R 2 yang telah disesuaikan terhadap banyaknya variabel bebas dan banyaknya observasi. R 2 -adjusted dirumuskan sebagai berikut : ....................................................................... 19 Keterangan : n = jumlah observasi k = jumlah variabel bebas 34 2. Uji Simultan Uji-F Berdasarkan Gujarati 2006a nilai F-hitung digunakan untuk melihat apakah parameter bebas yang digunakan yakni X 1 , X 2, X 3 secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap parameter tidak bebas. Bila F-hitung lebih besar dari F-tabel, maka parameter bebas yang dipakai dalam analisis tersebut secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap parameter tidak bebas. Prosedur pengujian uji F adalah sebagai berikut : Hipotesis : H : b1 = b2 = b3 = ….. = bk = 0 H 1 : minimal ada satu k dimana bk ≠ 0 Kriteria uji , F hitung = ..................................................................................... 20 Jika F hitung F tabel k-1, n-k tolak H , jika H ditolak berarti secara bersama-sama variabel dalam proses produksi mempunyai hubungan terhadap produksi. F hitung F tabel k-1, n-k terima H dan jika H diterima berarti secara bersama-sama variabel dalam proses produksi tidak berpengaruh nyata terhadap produksi. 3. Uji Parsial Uji-t Berdasarkan Gujarati 2006a pengujian parsial atau uji t digunakan untuk menguji secara terpisah apakah koefisien regresi dari masing-masing variabel bebas Xi yang dipakai secara terpisah berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel tidak bebas Y. Atau mengetahui apakah faktor-faktor produksi Xi secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap produksi Y. Prosedur pengujian parsial atau uji t adalah sebagai berikut : Hipotesis : H : bi ≥ 0 H 1 : bi ≠ 0 35 Kriteria uji : t hit = , t tabel = t αβ n-k ......................................................................... 21 Keterangan : bi = kofisien regresi suatu variabel bebas Sebi = standar kesalahan n = jumlah pengamatan sampel k = jumlah koefisien regresi dugaan termasuk intersep Jika t hit t tabel atau Sig . α maka terima H , artinya variabel X 1 , X 2 , X 3 tidak berpengaruh nyata terhadap Y pada taraf nyata α. Jika t hit t tabel atau Sig. α maka tolak H , artinya variabel X 1 , X 2 , X 3 berpengaruh nyata terhadap Y pada taraf nyata α. Uji-t juga dapat dilakukan dengan cara melihat hasil olahan data yang dianalisis berdasarkan perhitungan statistik dengan melihat P-value atau nilai Sig. pada masing-masing variabel bebas. Berdasarkan nilai P-value diketahui sampai berapa persen variabel-variabel bebas mempengaruhi variabel tak bebasnya. Nilai P-value pada masing-masing variabel bebas yang lebih kecil dari α maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas X 1 , X 2 , X 3 berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebasnya Y.

4.4.4 Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-faktor Produksi

Efisiensi adalah besaran yang menunjukkan perbandingan antara keuntungan yang sebenarnya dengan keuntungan yang dapat didapatkan keuntungan maksimum dalam sebuah proses produksi. Efisiensi tercapai pada saat Nilai Produk Marginal NPM sama dengan Biaya Korbanan Marginal BKM Doll dan Orazem 1984; Rasmussen 2011. Nilai Produk Marginal NPM merupakan hasil kali harga produk dengan produk marginal sedangkan Biaya Korbanan Marginal BKM adalah tambahan biaya yang dikeluarkan untuk meningkatkan penggunaan faktor-faktor produksi satu satuan atau sama dengan harga dari masing-masing faktor produksi itu sendiri Soekartawi 1990. 36 Pengujian terhadap efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi usaha ternak itik pedaging ditunjukkan untuk mengetahui tingkat pencapaian ekonomis usaha ternak yaitu apakah penggunaan faktor produksi telah dikombinasikan secara optimal sehingga dapat diketahui apakah usaha tersebut telah mencapai keuntungan maksimum. Kondisi optimal dicapai pada saat rasio Nilai Produksi Marginal untuk faktor produksi X i NPMx i terhadap Biaya Korbanan Marginal untuk faktor produksi X i BKMx i dari faktor produksi sama dengan satu Doll dan Orazem 1984; Rasmussen 2011. Soekartawi 1991 menjelaskan kombinasi optimum penggunaan faktor-faktor produksi dapat diperoleh dari rasio Nilai Produksi Marginal NPMx i Biaya Korbanan Marginal BKMx i sama dengan satu yang dirumuskan sebagai berikut : = 1, maka, X i = ........................................................................................................ 23 Keterangan : b i = Elastisitas faktor produksi i = 1,2,3, …..,n X i = Jumlah faktor produksi i = 1,2,3, …,n Px i = Harga faktor produksi BKM i = 1,2,3, ….,n Py = Harga hasil produksi Y Y = Jumlah hasil produksi yang diperoleh Apabila NPMx i lebih besar dari BKMx i atau rasio lebih besar dari satu maka penggunaan faktor produksi ke-i belum digunakan secara optimum. Dapat dijelaskan penggunaan faktor produksi X i sebaiknya ditambahkan agar mencapai keuntungan maksimum. Apabila besar NPMx i lebih kecil dari BKMx i maka atau rasio kurang dari satu penggunaan faktor produksi ke-i