10
Pemberian vaksin kepada itik dapat dilakukan dengan cara suntik, melalui tetes mata atau tetes hidung, serta melalui air minum. Pemberian vaksin  pertama
pada  DOD  yaitu  vaksin  Duck  Virus  Hepatitis  DVH  untuk  mencegah  hepatitis pada  itik.  Pada  usia  dua  minggu  dan  dua  bulan  itik  diberikan  vaksin  tetelo.  Saat
DOD  terkena  penyakit  kolera  maka  vaksin  kolera  diberikan.  Obat  cacing    juga diberikan  kepada  itik  sejak  berumur  dua  minggu  dan  selanjutnya  setiap  bulan
hingga itik mencapai masa panen. Obat cacing dapat didapatkan peternak dengan membelinya  atau  membuatnya  dengan  campuran  temu  ireng  dan  buah  pinang
Wakhid 2013.
2.3.5 Vitamin
Faktor  produksi  selain  bibit  dan  pakan  seperti  vitamin  untuk  menunjang pertumbuhan  itik  juga  dibutuhkan  dalam  pembesaran  itik  pedaging.  Vitamin
digunakan  merangsang  pertumbuhan  dan  kualitas  itik  pedaging  yang  dihasilkan. Vitamin  dibutuhkan  oleh  unggas  untuk  menjaga  kesehatan  secara  umum,
kesehatan  mata  dan  untuk  membantu  pembekuan  darah,  untuk  kesehatan  otot, fertilitas dan daya tetas telur, untuk proses metabolisme dan pembentukan tulang
Ketaren 2010. North  1984  dalam  Ketaren  2010  menjelaskan  bahwa  sumber  vitamin:
sebagian besar bahan pakan, minyak tanaman.  lemak hewan, daun-daunan seperti tepung  alfalfa,  daun  lamtoro,  daun  gamal,  daun  kaliandra,  dan  premix  campuran
vitamin dan mineral yang dapat dibeli di toko pakan ternak. Wakhid 2013 juga menjelaskan bahwa bahan-bahan herbal seperti kencur, jahe, kunyit, lengkuas dan
bahan-bahan herbal lainnya yang dapat merangsang pertumbuhan itik. Pemberian vitamin  biasanya  dicampurkan  dengan  pakan  yang  nantinya  akan  diberikan
kepada itik.
2.3.6 Kandang
Rasyaf 1991 dalam Sari et al 2012  menyatakan bahwa produksi ternak beberapa  faktor,  antara  lain  keturunan  genetik,  ransum,  pengelolaan,
perkandangan pemberantasan dan pencegahan penyakit dan  yang terakhir adalah faktor  lingkungan.  Sari  et  al  2012  dalam  penelitiannya  menjelaskan  bahwa
kandang  yang  memiliki  suhu  lebih  tinggi  dan  juga  kelembaban  yang  rendah
11
memiliki  pengaruh  yang  lebih  baim  terhadap  ternak  itik  dibandingkan  dengan kandang yang suhu lebih rendah dan kelembabannya tinggi.
Kandang  yang  baik  bagi  ternak  sama  hakekatnya  dengan  rumah  yang nyaman  bagi  manusia.  Udara  yang  segar  dan  tidak  kekurangan  sinar  matahari,
serta  terdapat  ruang  gerak  yang  leluasa  merupakan  kriteria  kandang  yang  baik. Masa starter itik  atau sekitar itik  berumur   satu  hari hingga berumur sekitar dua
sampai empat minggu  itik ditempatkan di kandang khusus untuk memelihara itik pada  periode  starter.  Kandang  starter  atau  kandang  indukan  harus  mendukung
pertumbuhan  dan  menjaga  kesehatan,  temberatur,  serta  keamanan  DOD. Kebutuhan  terhadap  temperatur  lingkungan  tersebut  dapat  dipenuhi  dengan
menyediakan kandang indukan. Kandang indukan merupakan serangkaian  sistem yang terdiri dari alat pemanas dan dilengkapi tempat pakan dan air minum, litter,
dan pencahayaan. Kandang indukan dapat menggunakan jenis alat pemanas yang mampu menghasilkan panas secara langsung maupun tidak langsung. Pemanasan
secara  langsung  yaitu  memanaskan  udara  dengan  alat  pemanas  secara  konveksi dan  memasukkan  udara  panas  tersebut  ke  dalam  ruangan,  sedangkan  pemanasan
tidak langsung adalah memanaskan udara yang ada di dalam ruangan dengan alat pemanas  secara  radiasi  sehinggameningkatkan  temperatur  ruang  Risnajati  2011;
Wakhid 2013. Kandang  grower  merupakan  kandang  untuk  itik  yang  umurnya  telah
mencapai dua sampai empat minggu, kandang ini berukuran lebih besar dan tidak lagi  menggunakan  lampu  pemanas.  Terdapat  tiga  tipe  kandang  grower,  pertama
kandang  tertutup,  kandang  baterai,  dan  kandang  ren  yang  merupakan  kombinasi kandang  tertutup  dan  ruang  terbuka.  Pada  tipe  kandang  ren  terdapat  dua
perbedaan jenis kandang yaitu tipe kandang basah ada kolam dan tipe kandang kering Wakhid 2013.
Hasil  penelitian  Iskandar  et  al  2009  menjelaskan  bahwa  kepadatan kandang  secara  statistik  tidak  berpengaruh  nyata  terhadap  pertumbuhan  bobot
hidup,  pertambahan  bobot  hidup,  konsumsi  atau  efisiensi  penggunaan  ransum. Dari  hasil  penelitian  tersebut  didapatkan  kepadatan  kandang  8  ekor  4050  cm2
setara dengan 506 cm2ekor memberikan ruang yang cukup nyaman untuk hidup sesuai dengan potensi genetik unggas.