13
makanan. Dengan kata lain peranan ternak itik sangat penting dalam rumah tangga peternak sehingga dapat memperbaiki kondisi sosial ekonomi rumah
tangga mereka. Marzuki 2005 melakukan penelitian mengenai program pengentasan
kemiskinan dengan usaha peternakan itik di Kabupaten Magelang. Hasil penelitian menunjukan bahwa bantuan usaha peternakan itik untuk petani peternak
sangat cocok dalam upaya pengentasan kemiskinan. Pelaksanaan paket bantuan peternakan itik sangat baik dan efektif karena dapat menaikkan pendapatan petani
peternak yang mendapatkan bantuan rata-rata mencapai Rp 59 881.35 per bulan. Sarwanto 2011 melakukan penelitian pada salah satu usaha peternakan di
daerah Desa Cikarawang, Kabupaten Bogor menyatakan pada aspek sosial, ekonomi, dan budaya, dampak positif yang ditimbulkan diantaranya menciptakan
lapangan pekerjaan baru dan menambah aktivitas ekonomi pada hulu dan hilir agribisnis.
Penelitian yang dilakukan oleh Ugbomeh 2002 memperhatian karakteristik sosio-ekonomi dari peternak itik di Ughelli Utara dan daerah
Pemerintah Daerah Selatan Delta State of Nigeria, dan implikasinya terhadap ketahanan pangan. Pengalaman peternak itik dalammenjalankan produksi itik
berkisar antara 1 sampai 5 tahun. Itik yang berkembang biak umum adalah itik jenis Muscovy, yang rupanya memiliki kesesuaian untuk berkembang biak untuk
kedua daging dan telur. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa adanya potensi produksi itik untuk menjembatani kesenjangan protein di kalangan
masyarakat. Hasil penelitian Alam et al 2012 mengenai sosial ekonomi dan
manajemen peternak itik di Rajshahi menunjukkan bahwa sebagian besar petani 74 digunakan pakan tambahan yang cukup untuk itik mereka. Sekitar 73
petani dipisahkan itik sakit mereka dari itik yang sehat. Hal ini juga menemukan bahwa sebagian besar petani 89 mengubur itik mati mereka di bawah tanah.
Data menunjukkan bahwa sebagian besar petani 67 memiliki ide parsial tentang penyakit itik. Proporsi tertinggi dari petani 72 diikuti program
vaksinasi ketat. Sekitar 71 petani berkonsultasi dengan dokter desa. Hampir 51 petani memiliki tingkat rendah pengetahuan tentang peternakan itik. Dalam
14
penelitian ini 10 masalah yang diidentifikasi dari mana harga rendah daging itik dan telur dibuat peringkat sebagai masalah yang paling serius. Jika masalah
tersebut ditangani dengan benar, penggalangan bebek bisa menjadi bisnis yang lebih menguntungkan di Bangladesh.
15
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka pemikiran teoritis merupakan penjelasan-penjelasan mengenai hal-hal yang berdasarkan kepada teori yang digunakan dalam penelitian.
Penelitian ini diantaranya mengenai efisiensi produksi dan pendapatan. Beberapa teori yang dipaparkan untuk menjelaskan penelitian ini adalah mengenai fungsi
produksi, daerah produksi, elastisitas produksi, efisiensi produksi, dan pendapatan, penerimaan, serta biaya.
3.1.1 Konsep Pendapatan
Soekartawi 1991 menjelaskan bahwa pendapatan
π
dalam suatu usaha diperoleh dari total penerimaan Total Revenue TR dikurangi dengan total biaya
Total Cost TC dalam suatu proses produksi. Total penerimaan dari usahatani diperoleh dari produksi fisik Y dikalikan dengan harga produksi P
Y
. Pendapatan yang nilainya positif disebut juga keuntungan. Apabila selisih dari
pendapatan bernilai negatif disebut kerugian. Pendapatan ini mencakup suatu produk yang dijual, dikonsumsi rumah tangga petani, digunakan dalam usahatani
untuk bibit, digunakan untuk pembayaran, dan yang disimpan. Biaya produksi adalah jumlah yang dikeluarkan dalam mengorganisir dan
menjalankan sebuah proses produksi. Komponen yang termasuk biaya antara lain biaya untuk input dan jasa yang digunakan dalam produksi. Sederhananya biaya
total TC adalah penjumlahan biaya tetap Total Fixed Cost TFC dan biaya variabel Total Variable Cost TVC dalam produksi biaya tetap adalah biaya
yang besar kecilnya tidak tergantung pada besar kecilnya produksi. Dalam pertanian pajak, tanah, sewa tanah, penyusutan alat-alat bangunan pertanian,
bunga pinjaman dan biaya sejenisnya termasuk dalam biaya tetap. Biaya variabel adalah biaya yang berhubungan langsung dengan jumlah produksi Doll dan
Orazem 1984. Soekartawi et al 1986 menjelaskan komponen biaya berdasarkan yang
langsung dikeluarkan dan diperhitungkan biaya terdiri dari 1 Biaya tunai adalah biaya tetap dan biaya variabel yang dibayar tunai. Biaya tetap misalnya pajak
16
tanah dan bunga pinjaman, sedangkan biaya variabel misalnya pengeluaran untuk bibit, pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja luar keluarga. Biaya tunai ini berguna
untuk melihat pengakolasian modal yang dimiliki oleh petani; 2 Biaya yang tidak tunai diperhitungkan adalah biaya penyusutan alat-alat pertanian, sewa
lahan milik sendiri biaya tetap dan tenaga kerja dalam keluarga biaya variabel. Biaya tidak tunai ini untuk melihat bagaimana manajemen suatu usahatani
dilaksanakan. Salah satu parameter dalam analisis usaha adalah penerimaan untuk nilai
rupiah yang dikeluarkan atau lebih dikenal dengan RC ratio atau rasio RC. Soekartawi 1991 menjelaska bahwa analisis rasio RC digunakan untuk
mengetahui keuntungan relatif usahatani berdasarkan perhitungan finansial. Rasio RC menunjukkan besarnya penerimaan yang diperoleh dengan pengeluaran
dalam satu satuan biaya. Nilai rasio RC 1 berarti penerimaan diperoleh lebih besar dari pada tiap unit biaya yangdikeluarkan untuk memperoleh penerimaan
tersebut. Apabila nilai RC 1 maka tiap unit biaya yang dikeluarkan akan lebih besar dari pada penerimaan yang diperoleh.
3.1.2 Konsep Fungsi Produksi
Fungsi produksi menggambarkan dari hubungan input dan output dan menjelasakn tingkat dari setiap input yang akhirnya akan menghasilkan produk.
Sebuah fungsi produksi dapat dijelasakan dalam berbagai macam cara seperti ditulis dalam sebuah perhitungan yang dapat menjelasakan bahwa input memiliki
pengaruh terhadap output; dengan mendaftar input dan output dalam tabel; dalam gambar ataupun diagram; atau dalam sebuah rumus aljabar Doll dan Orazem
1984. Secara matematis sebuah fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut Y = f X
1
, X
2
, ... X
i
, .... , X
n
................................................................................. 1 Y
= output atau hasil produksi X
= input atau faktor produksi i, n
= faktor produksi ke-i, ke-n Berdasarkan fungsi produksi seperti tersebut, maka hubungan Y dan X
dapat diketahui dan sekaligus hubungan X
1
, X
2
, ... X
i
, .... , X
n
lainnya juga dapat