29
RC = .................................................................. 14
Menurut Soekartawi 1991, jika nilai RC 1 berarti penerimaan yang diperoleh akan lebih besar daripada tiap unit biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
penerimaan tersebut maka dapat disimpulkan usahatani merugi. Sebaliknya, jika nilai RC 1 maka tiap unit biaya yang dikeluarkan akan lebih besar daripada
penerimaan yang diperoleh maka dapat disimpulkan usahatani merugi. Jika Nilai RC = 1 dapat diartikan penerimaan yang di peroleh sama besar dengan
pengeluaran, maka terjadi tititk impas atau tidak terjadi keuntungan ataupun kerugian di usahatani.
4.4.2 Model Fungsi Produksi Cobb-Douglas dan Fungsi Produksi Translog
Penelitian ini menduga faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi usaha ternak itik pedaging adalah pakan konsentrat atau pakan pur PU, pakan
campuran PC, kepadatan kandang KK, serta dua variabel dummy yang menjelaskan kelengkapan pakan campuran yang digunakan DPC dan jenis
kandang yang digunakan DJK. Kelengkapan dari pakan dilihat berdasarkan penggunaan kombinasi yang digunakan oleh pelaku usaha ternak apakah sudah
memiliki kombinasi yang sesuai untuk kebutuhan pertumbuhan itik pedaging atau tidak. Jenis kandang yang digunakan dibedakan menjadi tipe kandang basah ada
kolam dan kering. Berikut dirumuskan fungsi produksi Cobb-Douglas untuk usaha ternak itik pedaging.
SBP = a PU
b1
PC
b2
KK
b2
e
d1 DPC
e
d2 DJK
e
u
......................................................... 15 Melalui fungsi produksi Cobb-Douglas keterkaitan antar peubah-peubah
tersebut secara matematis dapat dirumuskan dalam bentuk linier logaritma maka fungsi produksi Cobb-Douglas dari usaha ternak itik pedaging adalah sebagai
berikut : Ln SBP = Ln a + b1 Ln PU + b2 Ln PC + b3 Ln KK + b4 Ln TK + d1 DPC + d2
DJK + u .............................................................................................. 16 Nilai koefisien yang diharapkan antara lain: b1, b2
,
b3
,
d1, dan d2 0. Berdasarkan nilai koefisien tiap variabel apabila dijumlahkan maka akan
30
didapatkan nilai elastisitas total yang dapat menggambarkan skala usaha dari usaha ternak itik pedaging.
Adapun penggunaan fungsi translog dalam penelitian ini juga untuk mengetahui hubungan antar faktor-faktor produksi dalam suatu produksi itik
pedaging. Keterkaitan antar peubah-peubah tersebut secara matematis bila ditulis dalam persamaan linier logaritma dapat dirumuskan sebagai berikut :
Ln SBP = Ln a – b1 LnPU + bβ LnPC + bγ LnKK + b4 LnTK +
12
LnPULnPC +
13
LnPULnKK +
14
LnPULnTK +
23
LnPCLnKK +
24
LnPCLnTK +
34
LnKKLnTK +
11
½ lnPU
2
+
22
½ lnPC
2
+
33
½ lnKK
2
+ d1 DPC + d2 DJK + u .................................................. 17 Keterangan :
Ln SBP = Selisih Hasil Produksi daging itik per periode Kg
Ln PU = Pakan Konsentrat Pur per periode Kg
Ln PC = Pakan Campuran per periode Kg
Ln KK = Kepadatan kandang ekorm
2
Ln TK = Tenaga Kerja HKP
DPC = Dummy Pakan Campuran 1 : Campuran pakan yang
lengkap, 0 : Campuran pakan yang tidak lengkap DJK
= Dummy Jenis Kandang 1 : Kandang Basah ada kolam, 0 : Kandang Kering
a, b i, ij
= Parameter ij = ji
e = logaritma natural; e = 2,718
u = kesalahan galat disturbance term.
Nilai koefisien yang diharapkan antara lain b1, b2, b3, b4,
11
,
12
,
13
,
14
,
22
,
23
,
24
,
33
,
34
,
44
, d1, dan d2 0.
Nilai ij dipengaruhi berdasarkan antara kombinasi antara faktor-faktor produksi seperti PU dengan PU, PU dengan PC,
PU dengan KK, PC dengan PC, PC dengan KK, dan KK dengan KK. Berdasarkan nilai ij dapat diketahui hubungan antar faktor-faktor produksi tersebut terhadap
SBP. Model fungsi produksi akan menghasilkan elastisitas produksi Ep,
apabila lebih besar dari nol Ep 0 secara teknis peningkatan sebesar satu persen