Ruang Lingkup Penelitian Analisis Pendapatan dan Efisiensi Faktor-Faktor Produksi Usaha Ternak Itik Pedaging di Kabupaten Bogor

6 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Ternak Itik Itik merupakan salah satu jenis ungas air omnivorous pemakan segala yang masuk ke dalam kelas Aves, ordo Anseriformes, dan family Anatidae. Itik yang banyak dikembangkan di Indonesia adalah itik spesies Anas sp. yang berasal dari jenis itik liar. Itik merupakan unggas air yang memiliki ciri-ciri kaki relatif lebih pendek dibandingkan tubuhnya dan jarinya dihubungkan dengan selaput renang, memiliki paruh yang ditutupi oleh selaput halus, bulu berbentuk cekung, tebal ke arah tubuh, dan berminyak. Itik dewasa memiliki lapisan lemak di bawah kulit, daging itik tergolong daging gelap dark meat, dan tulang dada itik datar seperti sampan. Di Indonesia masyarakat lebih mengenal itik dengan nama bebek. berdasarkan karakteristik dan tujuan beternaknya itik dibedakan menjadi dua jenis itik yaitu itik pedaging yang ditunjukan untuk menghasilkan daging itik dan itik jenis petelur yang ditunjukkan untuk menghasilkan telur itik. Selain dari pemanfaatan daging dan telurnya dalam usaha ternak itik baik kotoran dan bulu dari itik itu dapat dimanfaatkan kembali untuk usaha-usaha tertentu yang dapat memanfaatkannya. Di Indonesia jenis itik yang berkembang di masyarakat dan termasuk tipe pedaging antara lain itik peking, entok atau itik manila, dan tiktok yang merupakan hasil persilangan antara itik dan entok. Itik tipe petelur yang berkembang di Indonesia antara lain itik cirebon, itik mojosari, itik albino, itik tegal, itik bali, itik magelang, dan itik khaki Campbell . Day old Duck DOD atau bibit itik jantan dari jenis itik petelur dan itik petelur apkir kini dipelihara untuk dimanfaatkan dagingnya sebagai itik pedaging Ketaren 2002; Arifah et al 2013; Wakhid 2013.

2.2 Sistem Pemeliharaan Itik

Usaha pemeliharaan itik di Indonesia sudah berkembang sejak zaman Hindia Belanda.Pada masa itu, itik khaki campbell dan pekin masuk ke Indonesia. Meski itik impor mulai berkembang, itik lokal berkembang pula dan tetap dipelihara oleh peternak. Itik biasanya digembala secara berpindah-pindah di kawasan persawahan setelah panen dengan memanfaatkan padi yang rontok dan 7 biota sawah sebagai sumber pakan sehingga biaya pakan rendah.Sistem gembala ini mempunyai beberapa ciri, antara lain berskala kecil 50-200 ekor, merupakan turun-temurun, dan menyebar di areal persawahan yang luas Setioko 2012. Menurut Wakhid 2013 terdapat tiga sistem pemeliharaan itik, yang pertama sistem gembala, sistem pemeliharaan ini memiliki karakteristik pemeliharaan yang belum terpadu, seperti pemeliharaan dengan penggembalaan, seluruh pakan itik didapatkan dari penggembalaan, kandang seadanya tanpa disediakan parit, dan belum digunakannya vaksin pada ternak. Sistem yang kedua adalah pemeliharaan secara semi-intensif, pada sistem pemeliharaan ini itik sesekali digembalakan, pakan sebagian buatan dan sebagian didapatkan dari penggembalaan. Pola pemeliharaan secara semi-intensif juga memiliki kandang dilengkapi kolam intensif, dan sudah dilakukannya pemberian vaksin meskipun belum rutin. Sistem pemeliharaan yang ketiga adalah sistem pemeliharaan intensif pada sistem pemeliharaan ini itik tidak lagi digembalakan, pakan yang diberikan adalah pakan buatan, kandang yang disediakan untuk ternak adalah kandang kering seperti pada pemeliharaan ayam ras, dan pemberian vaksin sudah rutin dilakukan. Saat ini sistem pemeliharaan penggembalaan sudah mulai tergantikan dengan sistem pemeliharaan secara semi-intensif dan intensif. Penyempitan lahan sawah yang menjadi sumber pakan utama itik secara tradisional dan jumlah permintaan yang semakin meningkat akan hasil produksi ternak itik membuat sistem pemeliharaan itik secara semi-intensif dan intensif lebih berkembang dibandingkan sistem pemeliharaan penggembalaan.

2.3 Faktor-faktor Produksi Usaha Ternak Itik Pedaging

Kegiatan usahatani dalam menjalankan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi di dalam kegiatan produksi pada ternak itik pedaging. Menurut hasil penelitian Alfred dan Agbede 2012 menunjukkan bahwa ketersediaan pakan, biaya input dan kandang, dan penggunaan tenaga kerja memiliki hubungan yang signifikan terhadah produktivitas itik. Wakhid 2013 faktor-faktor yang mempengaruhi produksi itik pedaging antara lain Day Old Duck DOD atau bibit, pakan, air minum, vaksin dan obat-obatan, vitamin, kandang, dan tenaga kerja.