7
biota sawah sebagai sumber pakan sehingga biaya pakan rendah.Sistem gembala ini mempunyai beberapa ciri, antara lain berskala kecil 50-200 ekor, merupakan
turun-temurun, dan menyebar di areal persawahan yang luas Setioko 2012. Menurut Wakhid 2013 terdapat tiga sistem pemeliharaan itik, yang
pertama sistem gembala, sistem pemeliharaan ini memiliki karakteristik pemeliharaan yang belum terpadu, seperti pemeliharaan dengan penggembalaan,
seluruh pakan itik didapatkan dari penggembalaan, kandang seadanya tanpa disediakan parit, dan belum digunakannya vaksin pada ternak. Sistem yang kedua
adalah pemeliharaan secara semi-intensif, pada sistem pemeliharaan ini itik sesekali digembalakan, pakan sebagian buatan dan sebagian didapatkan dari
penggembalaan. Pola pemeliharaan secara semi-intensif juga memiliki kandang dilengkapi kolam intensif, dan sudah dilakukannya pemberian vaksin meskipun
belum rutin. Sistem pemeliharaan yang ketiga adalah sistem pemeliharaan intensif pada sistem pemeliharaan ini itik tidak lagi digembalakan, pakan yang diberikan
adalah pakan buatan, kandang yang disediakan untuk ternak adalah kandang kering seperti pada pemeliharaan ayam ras, dan pemberian vaksin sudah rutin
dilakukan. Saat ini sistem pemeliharaan penggembalaan sudah mulai tergantikan
dengan sistem pemeliharaan secara semi-intensif dan intensif. Penyempitan lahan sawah yang menjadi sumber pakan utama itik secara tradisional dan jumlah
permintaan yang semakin meningkat akan hasil produksi ternak itik membuat sistem pemeliharaan itik secara semi-intensif dan intensif lebih berkembang
dibandingkan sistem pemeliharaan penggembalaan.
2.3 Faktor-faktor Produksi Usaha Ternak Itik Pedaging
Kegiatan usahatani dalam menjalankan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi di dalam kegiatan produksi pada ternak itik pedaging. Menurut
hasil penelitian Alfred dan Agbede 2012 menunjukkan bahwa ketersediaan pakan, biaya input dan kandang, dan penggunaan tenaga kerja memiliki hubungan
yang signifikan terhadah produktivitas itik. Wakhid 2013 faktor-faktor yang mempengaruhi produksi itik pedaging antara lain Day Old Duck DOD atau bibit,
pakan, air minum, vaksin dan obat-obatan, vitamin, kandang, dan tenaga kerja.
8
2.3.1 Day Old Duck DOD
Day Old Duck DOD atau bibit yang baik berasal dari induk yang produktif. Jenis DOD yang banyak digunakan pelaku usaha ternak selain jenis itik
pedaging adalah DOD itik petelur jantan, karena disamping harganya yang murah pertumbuhannya juga relatif cepat untuk memperoleh DOD dapat melalui
pembibitan yang dilakukan sendiri oleh peternak ataupun dengan pembelian DOD dari toko yang menjual bibit atau DOD itik, ataupun dengan pembelian di
peternak lain Wakhid 2013.
2.3.2 Pakan
Kunci keberhasilan pemeliharaan itik dalah kualitas dan kuantitas pakan. Pakan yang berkualitas mengandung nutrisi yang seimbang. Pakan yang
berkualitas dapat mendukung pertumbuhan ternak yang optimal serta meningkatkan produktivitas daging dengan cepat. Namun, umumnya seadanya,
seperti limbah rumah tangga, sawut, dedak, kepala udang, sagu, dan padi tanpa memperhatikan imbangan kandungan nutriennya. Peternak belum mengetahui
kebutuhan imbangan protein kasar dan energi untuk metabolisme yang ideal Suryana 2008. Bahan pakan yang digunakan untuk ternak itik sebaiknya murah,
tidak beracun, tidak asin, kering, tidak berjamur, tidak busukbauapek, tidak menggumpal, serta mudah diperole mudah diperoleh Ketaren 2002.
Sistem pemeliharaan itik pedaging dapat diklasifikasi menjadi dua tahap pemeliharaan, yang pertama adalah periode starter dan periode finisher. Dalam
periode starter pemberian pakan itik harus mencukupi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh anak itik, karena pada masa starter merupakan masa yang rentan
akan matinya anak itik. Pakan untuk anak itik pada periode starter minimal harus memiliki kandungan protein minimal sebanyak 19 dan energy yang dihasilkan
minimal sebesar 2800 Kkal EMKg. Penyediaan nutrisi ini juga ditujukan untuk merangsang pertumbuhan anak itik. Dalam penyediaan nutrisi yang dibutuhkan
oleh anak itik bisa didapatkan dengan pemberian pakan buatan pabrik yang kandungan nutrisinya sudah disesuaikan atau dengan pemberian pakan buatan
sendiri. Pada periode finisher kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan itik tidak sebesar pada periode starter, pada periode finisher pakan itik harus memiliki kandungan
protein mencapai lebih dari 17 dan energi sebesar 2600 Kkal EMKg. Pakan