21
persentase  perubahan  dari  input.  Secara  matematis  elastisitas  produksi  dapat dituliskan dengan Ep = XY . ΔYΔX atau sama dengan Ep = PMPR.
Disajikan  dalam  Gambar  2  merupakan  tahapan  dari  sebuah  proses produksi.    Dapat  dijelaskan  pada  selang  bahwa  tahapan  1  daerah  1  dalam
produksi didapatkan saat nilai PM lebih besar dari PR atau saat nilai nilai Ep  1. Pada titik akhir tahapan  pertama titik B nilai PR mencapai maksimum dan nilai
Ep  =  1.  Pada  selang  ini  pelaku  usahatani  masih  mampu  memperoleh  sejumlah produksi  yang  cukup  menguntungkan  manakala  sejumlah  input  ditambahkan.
Tahapan  II  dimulai  dari  selang  B  sampai  dengan  C  daerah  II  nilai  nilai  PM terlihat lebih kecil dibandingkan dengan PR atau nilai Ep akan lebih besar dari nol
akan  tetapi  lebih  kecil  dari  satu  atau  0    Ep    1.  Pada  selang  ini  merupakan kondisi  dimana  penggunaan  input  produksi  mencapai  nilai  maksimum  dan
merupakan  daerah  relevan  dari  penggunaan  input  dalam  berproduksi.  Pada  akhir tahapan ke II titik C nilai Ep akan sama dengan nol karena nilai bila PM sama
dengan nol. Tahapan III dimulai dari daerah C ke kanan daerah III nilai EP  0, pada  situasi  ini  PT  dalam  keadaan  menurun,  nilai  PM  menjadi  negatif,  dan  PR
dalam keadaan menurun, dapat disimpulkan bila usahatani berproduksi di daerah ini  makan  usahatani  tersebut  sudah  tidak  lagi  menguntungkan  atau  merugi  Doll
dan Orazem 1984; Soekartawi 1990.
Sumber :Soekartawi 1990 Gambar 2
Tahapan dari suatu proses produksi
Ep  1 Ep  0
0Ep1
I
20 40
60 80
100
1st Qtr 2nd Qtr 3rd Qtr
4th Qtr East
West North
II III
PM PR
PT
22
3.1.4 Konsep Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi
Efisiensi  ekonomi  merupakan  kondisi  saat  penggunaan  faktor-faktor produksi  dapat  memaksimalkan  tujuan  dari  individu  ataupun  sosial.  Dalam
perhitungan efisiensi ekonomi dari fungsi produksi dibutuhkan beberapa kondisi. Kondisi  yang  dibutuhkan  dalam  efisiensi  ekonomi  antara  lain  1  tidak  ada
kemungkinan  memproduksi jumlah output yang sama dengan jumlah input yang lebih sedikit; 2 tidak ada kemungkinan memproduksi jumlah output  yang lebih
dengan  jumlah  input  yang  sama.  Dalam  fungsi  produksi  kondisi  yang memungkinkan untuk analisis efisiensi adalah apabila elastisitas produksi  berada
dalam selang 0 ≤ Ep ≤ 1 Doll dan Orazem 1984.
Soekartawi  1991 menjelaskan umumnya  terdapat dua model  yang biasa dipakai untuk memodelkan pengukuran efisiensi, yaitu model fungsi produksi dan
model linear programming. Pengukuran efisiensi dalam penelitian akan dilakukan dengan  menggunakan  model  fungsi  produksi,  yaitu  fungsi  produksi  translog.
Pengertian efisiensi dalam ilmu ekonomi dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu  efisiensi  teknis,  efisiensi  harga  dan  efisiensi  ekonomi.  Penggunaan  faktor
produksi  dikatakan  efisien  secara  teknik  apabila  produksi  yang  dipakai menghasilkan  produksi  yang  maksimum.  Dikatakan  efisensi  harga  apabila  nilai
marginal  sama  dengan  harga  faktor  produksi  yang  bersangkutan  dan  dikatakan efisiensi  apabila  produksi  tercapai  pada  saat  penggunaan  faktor-faktor  produksi
dapat  menghasilkan  keuntungan  maksimum.  Efisiensi  dapat  tercapai  apabila terpenuhi  dua  syarat.  Syarat  yang  pertama  mengacu  pada  hubungan  fisik  antara
faktor-faktor  produksi  dengan  produksi  yang  dihasilkan,  sedangkan  syarat  yang kedua  mengacu  pada  tingkat  efisiensi.  Efisiensi  dengan  keuntungan  maksimum
tercapai  apabila  Nilai  Produksi  Marginal  NPM  sama  dengan  Biaya  Korbanan Marginal  BKM,  artinya  setiap  tambahan  biaya  yang  dikeluarkan  untuk  faktor-
faktor  produksi  mampu  memberikan  tambahan  penerimaan  dengan  jumlah  yang sama dengan tambahan biayanya.
Doll dan Orazem 1984 mejelaskan keuntungan merupakan pengurangan dari  total  penerimaan  dengan  total  biaya.  Secara  matematik  keuntungan  dapat
ditulis sebagai berikut : π = Y.P
y
– ∑X
i
.Px
i
+ TFC  ................................................................................. 8
23
Keterangan : π
= Keuntungan Y
= Output P
y
= Harga output per unit X
i
= Faktor produksi input ke- i yang dipakai dalam proses produksi Px
i
= Harga faktor produksi input ke-i TFC   = Total Fixed Cost Total Biaya Tetap
Keuntungan  maksimal  tercapai  pada  saat  turunan  pertama  dari  fungsi keuntungan  terhadap  masing-masing  faktor  produksi  sama  dengan  nol.  Secara
matematik dapat dituliskan sebagai berikut : =  P
y .
–Px
i
= 0 =
. P
y
= Px
i
................................................................................................. 9
Dimana adalah produk marginal dari faktor produksi ke-i PMx
i
. Soekartawi 1991  menjelaskan  bila  nilai  PMx
i
dikalikan  dengan  harga  Y  Py  maka  akan menghasilkan nilai produksi marginal dari faktor produksi ke-i NPMx
i
. Nilai Px
i
adalah harga faktor produksi atau biaya korbanan marginal x
i
BKMx
i
, maka = PMx
i
. Py = Px
i
= NPMx
i
= BKMx
i
............................................................................................. 10 Persamaan terakhir dapat juga dituliskan sebagai berikut jika harga faktor
produksinya tidak dipengaruhi oleh jumlah dari faktor produksi tersebut. NPMx
i
= BKMx
i
.................................................................................................................. 11
Rasmussen  2011  menjelaskan  bahwa  untuk  penggunaan  lebih  dari  satu  faktor produksi, maka efisiensi atau keuntungan maksimum dapat tercapai dalam kondisi
sebagai berikut