Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

5 tersebut bagi pelaku usaha, pemerintah, maupun pemilik modal yang berminat terhadap usaha peternakan itik pedaging.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini hanya memfokuskan permasalahan kepada dugaan faktor- faktor yang mempengaruhi produksi dalam kegiatan proses produksi itik pedaging yang dilakukan pada 30 usaha ternak itik pedaging yang ada di Kabupaten Bogor sebagai sampel. Pengambilan contoh didasarkan dengan jumlah minimum secara statistik untuk penentuan sampel dalam penelitian. Pengambilan jumlah contoh ini juga dikarenakan keterbatasan data dilapang mengenai jumlah pelaku usaha ternak itik pedaging. Analisis yang dikaji dalam penelitian ini menggunakan data primer berdasarkan hasil wawancara dan penelitian di lapang dengan bahasan antara lain mengenai analisis faktor-faktor produksi dengan fungsi produksi Cobb-Douglas dan fungsi produksi translog, perhitungan efisiensi usaha ternak dilakukan dengan menghitung efisiensi dengan pendekatan perbandingan rasio Nilai Marginal Produk NPM dan Biaya Korbanan Marginal BKM. Mengenai analisis pendapatan dilakukan dengan pendekatan penerimaan dan biaya yang dikeluarkan usaha ternak. Analisis pendapatan dilakukan terhadap jumlah rata-rata itik yang digunakan dari 30 usaha ternak itik pedaging dalam satu periode. 6 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Ternak Itik Itik merupakan salah satu jenis ungas air omnivorous pemakan segala yang masuk ke dalam kelas Aves, ordo Anseriformes, dan family Anatidae. Itik yang banyak dikembangkan di Indonesia adalah itik spesies Anas sp. yang berasal dari jenis itik liar. Itik merupakan unggas air yang memiliki ciri-ciri kaki relatif lebih pendek dibandingkan tubuhnya dan jarinya dihubungkan dengan selaput renang, memiliki paruh yang ditutupi oleh selaput halus, bulu berbentuk cekung, tebal ke arah tubuh, dan berminyak. Itik dewasa memiliki lapisan lemak di bawah kulit, daging itik tergolong daging gelap dark meat, dan tulang dada itik datar seperti sampan. Di Indonesia masyarakat lebih mengenal itik dengan nama bebek. berdasarkan karakteristik dan tujuan beternaknya itik dibedakan menjadi dua jenis itik yaitu itik pedaging yang ditunjukan untuk menghasilkan daging itik dan itik jenis petelur yang ditunjukkan untuk menghasilkan telur itik. Selain dari pemanfaatan daging dan telurnya dalam usaha ternak itik baik kotoran dan bulu dari itik itu dapat dimanfaatkan kembali untuk usaha-usaha tertentu yang dapat memanfaatkannya. Di Indonesia jenis itik yang berkembang di masyarakat dan termasuk tipe pedaging antara lain itik peking, entok atau itik manila, dan tiktok yang merupakan hasil persilangan antara itik dan entok. Itik tipe petelur yang berkembang di Indonesia antara lain itik cirebon, itik mojosari, itik albino, itik tegal, itik bali, itik magelang, dan itik khaki Campbell . Day old Duck DOD atau bibit itik jantan dari jenis itik petelur dan itik petelur apkir kini dipelihara untuk dimanfaatkan dagingnya sebagai itik pedaging Ketaren 2002; Arifah et al 2013; Wakhid 2013.

2.2 Sistem Pemeliharaan Itik

Usaha pemeliharaan itik di Indonesia sudah berkembang sejak zaman Hindia Belanda.Pada masa itu, itik khaki campbell dan pekin masuk ke Indonesia. Meski itik impor mulai berkembang, itik lokal berkembang pula dan tetap dipelihara oleh peternak. Itik biasanya digembala secara berpindah-pindah di kawasan persawahan setelah panen dengan memanfaatkan padi yang rontok dan