36
Pengujian terhadap efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi usaha ternak itik pedaging ditunjukkan untuk mengetahui tingkat pencapaian ekonomis
usaha ternak yaitu apakah penggunaan faktor produksi telah dikombinasikan secara optimal sehingga dapat diketahui apakah usaha tersebut telah mencapai
keuntungan maksimum. Kondisi optimal dicapai pada saat rasio Nilai Produksi Marginal untuk faktor produksi X
i
NPMx
i
terhadap Biaya Korbanan Marginal untuk faktor produksi X
i
BKMx
i
dari faktor produksi sama dengan satu Doll dan Orazem 1984; Rasmussen 2011. Soekartawi 1991 menjelaskan kombinasi
optimum penggunaan faktor-faktor produksi dapat diperoleh dari rasio Nilai Produksi Marginal NPMx
i
Biaya Korbanan Marginal BKMx
i
sama dengan satu yang dirumuskan sebagai berikut :
= 1,
maka,
X
i
= ........................................................................................................ 23
Keterangan : b
i
= Elastisitas faktor produksi i = 1,2,3, …..,n
X
i
= Jumlah faktor produksi i = 1,2,3, …,n
Px
i
= Harga faktor produksi BKM i = 1,2,3, ….,n
Py = Harga hasil produksi Y
Y = Jumlah hasil produksi yang diperoleh
Apabila NPMx
i
lebih besar dari BKMx
i
atau rasio lebih besar
dari satu maka penggunaan faktor produksi ke-i belum digunakan secara optimum.
Dapat dijelaskan penggunaan faktor produksi X
i
sebaiknya ditambahkan agar mencapai keuntungan maksimum. Apabila besar NPMx
i
lebih kecil dari BKMx
i
maka atau rasio kurang dari satu penggunaan faktor produksi ke-i
37
tidak digunakan secara optimum karena biaya yang digunakan lebih besar dibandingkan dengan hasil yang didapatkan dari produksi. Dapat dijelaskan
bahwa penggunaan faktor produksi X
i
sudah berlebih, maka untuk mencapai keuntungan maksimum maka penggunaan sebaiknyadikurangi. Doll dan Orazem
1984; Soekartawi 1991.
38
V GAMBARAN UMUM
5.1 Karakteristik Usaha Ternak Responden
Penelitian mengenai usaha ternak itik pedaging ini dilakukan pada usaha ternak itik pedaging di kawasan Kabupaten Bogor. Berikut gambaran dari usaha
ternak itik pedaging yang menjadi responden dalam penelitian ini :
5.1.1 Umur Pelaku Usaha Ternak
Pelaku usaha ternak dalam penelitian ini dibedakan menjadi enam kelompok umur, yaitu antara 21 sampai 68 tahun. Rata-rata usia responden pelaku
usaha ternak adalah 41 tahun. Sebagian besar usia pelaku usaha ternak terdapat pada kelompok umur 37 sampai 44 tahun sebanyak 15 orang atau 50.00
Keterangan lebih jelas mengenai karakteristik petani berdasarkan kelompok umur disajikan dalam Tabel 4.
Tabel 4 Karakteristik pelaku usaha ternak berdasarkan kelompok umur
Umur Jumlah Orang
21-28 1
3.33 29-36
6 20.00
37-44 15
50.00 45-52
6 20.00
53-60 1
3.33 61-68
1 3.33
Sumber : Data Primer diolah
5.1.2 Jenis Kegiatan Usaha bagi pelaku Usaha Ternak
Jenis kegiatan usaha ternak ini dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai kegiatan atau pekerjaan utama atau menjadi kegiatan atau pekerjaan sampingan.
Berdasarkan hasil penelitian kepada pelaku usaha ternak didapatkan bahwa 19 orang atau sebanyak 63.33 menjadikan usaha ternak itik pedaging sebagai
pekerjaan utamanya. Pelaku usaha ternak lainnya atau sebanyak 36.67 dari pelaku usaha ternak menjadikan usaha ternak itik pedaging sebagai pekerjaan
sampingan. Ketentuan pekerjaan utama dan sampingan ditentukan berdasarkan curahan waktu pelaku usaha ternak dalam menjalankan usahanya.
39
5.1.3 Lama Menjalankan Usaha
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sebanyak enam pelaku usaha ternak atau sebesar 20 menjalankan usaha ternak dalam kurun waktu kurang
dari satu tahun. Sebanyak 14 usaha ternak atau 56.67 usaha ternak sudah menjalankan usaha ternak dengan kurun waktu satu sampai tiga tahun, empat
pelaku usaha ternak atau sebanyak 13.33 sudah menjalankan usaha ternak selama empat sampai enam tahun, dan sebanyak tiga pelaku usaha ternak atau
sama dengan 10 dari jumlah usaha ternak responden sudah dijalankan dalam kurun waktu tujuh sampai sembilan tahun. Keragaman jenis DOD itik yang
digunakan dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Karakteristik usaha ternak berdasarkan lama menjalankan usaha
5.1.4 Jumlah Itik Per Periode Produksi
Jumlah itik atau bibit yang digunakan pelaku usaha ternak bervariasi. Jumlah rata-rata itik per periode dari 30 pelaku usaha ternak adalah sebanyak 335
ekor. Jumlah itik minimal yang digunakan dalam satu periode produksi adalah sebanyak 20 ekor dan jumlah maksimal yang digunakan oleh pelaku usaha ternak
dalam satu produksi adalah 1500 ekor. Jumlah itik yang digunakan masing- masing pelaku usaha ternak dalam menjalankan usahanya dapat dilihat
selengkapnya pada Lampiran 7.