27
Setelah menlakukan FGD, hasil FGD tersebut akan dijadikan pedoman dalam meningkatkan mutu pendidikan di SLTPN 3 Bengkalis. Adapun hasil FGD yang
telah dilakukan adalah dengan melakukan program peningkatan mutu manajemen pendidikan yang akan dilaksanakan secara partisipatif oleh komite sekolah dan
masyarakat naik secara langsung maupun tidak langsung. Haryati 2007 dalam penelitiannya yang berjudul Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Keefektifan Pembelajaran Kejar Paket B Setara SLTP menemukan bahwa terdapat beberapa faktor internal dan eksternal yang
mempengaruhi keefektifan pembelajaran kejar Paket B. Faktor internal yang berhubungan dengan keefektifan adalah status sosial ekonomi warga belajar.
Sedangkan faktor eksternal yang memiliki hubungan nyata degan keefektifan pembelajaran kejar Paket B adalah tersebut adalah materi, kualitas pengajar,
intensitas pengajaran, dorongan orang tua, dan peluang kerja.
2.5 Kerangka Pemikiran
Pendidikan Luar Sekolah PLS merupakan salah satu jalur pendidikan nonformal disamping pendidikan formal di sekolah. Adanya istilah belajar
sepanjang hayat yang pada intinya menekankan bahwa tidak pernah ada kata terlambat bagi seseorang untuk belajar serta didasari adanya permasalahan
pendidikan, maka pemerintah merintis sebuah wadah untuk menampung kegiatan belajar masyarakat untuk jalur nonformal yang diberi nama Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat PKBM. Beragam program dikembangkan oleh PKBM, salah satunya adalah
program kesetaraan Paket A, B, dan C. Terkait dengan rendahnya angka partisipasi sekolah pada usia sekolah menengah maka penelitian ini akan
28
mengkaji lebih lanjut program kesetaraan Paket C. Secara umum, PKBM terbagi menjadi dua tipe, yaitu: PKBM negeri dan PKBM swasta. Sesuai dengan peranan
PKBM sebagai jawaban pemerintah atas masalah pendidikan yang terjadi maka dalam penelitian ini tipe PKBM yang dikaji adalah PKBM negeri.
Evaluasi program menurut Sudjana 2006 dapat didefinisikan sebagai kegiatan sistematis untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisis, dan
menyajikan data sebagai masukan untuk pengambilan keputusan. Sudjana 2006 juga menyebutkan komponen yang merupakan unsur-unsur terpenting dalam
mengevaluasi Pendidikan Luar Sekolah. Unsur-unsur tersebut adalah: a masukan individu, b masukan lingkungan, c masukan sarana, d keluaran output, e
masukan lain, dan f pengaruh outcome. Namun dalam penelitian kali ini peneliti hanya akan mengevaluasi sampai keluaran output dikarenakan batasan
waktu yang dimiliki peneliti tidak memungkinkan untuk meneliti lebih jauh. Peranan yang dikaji pada penelitian ini adalah keberhasilan PKBM Negeri
17 dalam mengembangkan karakteristik dasar bagi pengembangan PKBM sebagai wadah belajar masyarakat. Karakteristik yang dasar yang harus dikembangkan
oleh PKBM sebagai wadah belajar masyarakat adalah PKBM sebagai tempat belajar, PKBM sebagai tempat tukar belajar bagi sesama warga belajar, PKBM
sebagai sentra bertemunya segala lapisan masyarakat untuk saling bertukar ilmu, PKBM sebagai sumber pertukaran informasi bagi sesama warga belajar dan
PKBM sebagai pusat penelitian masyarakat terkait dengan pendidikan nonformal. Selain itu, penelitian ini juga mengevaluasi keberhasilan program Paket
Cpada PKBM Negeri 17 dengan menghubungkan antara masukan, proses dan keluaran yang dimiliki oleh PKBM ini. Unsur-unsur yang dimiliki oleh masukan
dan proses akan dikaitkan dengan keluaran yang keberhasilannya ditandai oleh tingkat pengetahuan dan sikap terhadap keberlanjutan pendidikan.
29
Evaluasi akan dimulai dengan memasukkan faktor-faktor input yang dibagi kedalam tiga masukan yaitu masukan individu, masukan lingkungan dan
masukan sarana. Masukan individu dibagi ke dalam empat sub variabel, yaitu usia, jenis kelamin, kondisi sosial-ekonomi, dan motivasi warga belajar. Masukan
lingkungan adalah dukungan keluarga, dukungan lingkungan pergaulan serta lokasi pembelajaran. Sedangkan masukan sarana adalah kualitas pengajar yang
disediakan oleh PKBM. Selanjutnya peneliti akan mengevaluasi proses pembelajaran yang akan
diukur melalui interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Menurut Sudjana 2006 interaksi ini menyangkut kehadiran peserta didik, serta keaktifan peserta
baik di dalam maupun di luar kelas. Setelah itu, peneliti akan mencoba mengkaji keluaran output yang diterima oleh peserta didik. Keluaran yang dapat
dievaluasi menurut Sudjana 2006 ada dua, yaitu kuantitas dan kualitas lulusan. Namun dalam penelitian ini hanya membahas kualitas peserta didik dilihat dari
pengetahuan, yang akan dilihat berdasarkan nilai ujian, dan sikap terhadap keberlanjutan pendidikan.
Variabel-variabel yang dievaluasi pada penelitian ini merupakan variabel- variabel yang sebelumnya sudah pernah digunakan oleh peneliti lain.
Digunakannya kembali variabel-variabel yang pernah digunakan oleh peneliti lain dalam penelitian ini adalah untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan yang
terdapat pada PKBM Negeri 17 yang didominasi masyarakat putus sekolah dan nelayan urban dengan PKBM lain yang berbeda komunitas.
MASUKAN
PROSES KELUARAN
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Evaluasi Pendidikan Program Kesetaraan Paket C
30
PROSES
- Tingkat kehadiran - Tingkat keaktifan
Faktor Individu
- Usia
- Jenis kelamin
‐ Tingkat sosial ekonomi
‐ Motivasi
OUTPUT
‐ Tinkat pengetahuan
‐ Sikap terhadap keberlanjutan
pendidikan
Faktor Sarana
‐ Kualitas pengajar
Faktor Lingkungan
‐ Tingkat dukungan keluarga
‐ Tingkat dukungan
pergaulan ‐
Jarak lokasi pembelajaran
31
2.6 Hipotesis Penelitian