Terdapatnya hubungan yang nyata antara motivasi dengan keaktifan berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Haryati 2007 tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan pembelajaran Paket B setara SLTP. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa pada kasus pada Paket B di PKBM Citra
Pakuan Bogor, motivasi tidak memiliki hubungan nyata dengan keefektifan pembelajaran. Haryati 2007 mengatakan bahwa tidak terdapatnya hubungan antara
motivasi dengan keefektifan disebabkan karena program Paket B adalah satu-satunya alternatif pendidikan di jalur pendidikan nonformal yang diselenggarakan setara
SLTP, sehingga warga belajar yang tidak dapat masuk pada jalur pendidikan formal mendapatkan peluang untuk terus melanjutkan sekolah dan mendapat peluang untuk
mendapatkan ijasah untuk bekal mencari kerja.
6.2.5 Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Keaktifan
Hipotesis awal menyatakan bahwa terdapat hubungan yang nyata antara dukungan keluarga dengan keaktifan warga belajar. Untuk mengukur hubungan
tersebut maka penulis menggunakan tabulasi silang dan uji korelasi Pearson. Uji ini dilakukan untuk melihat apakah memang terdapat hubungan antara dukungan
keluarga terhadap keaktifan warga belajar. Hasil tabulasi silang akan ditunjukkan pada Tabel 17 di bawah ini.
Tabel 17. Persentase Dukungan Keluarga dengan Keaktifan Warga Belajar di PKBM Negeri 17 Jakarta, 2011
Keaktifan Dukungan Keluarga
Rendah Tinggi
Rendah 60,0
20,0 Tinggi
40,0 80,0
Total 100,0
15 100,0
15
Tabel 17 di atas menunjukkan bahwa sebesar 60 persen warga belajar dengan dukungan keluarga yang rendah cenderung memiliki keaktifan yang
rendah pula, dan sebanyak 80 persen warga belajar yang memiliki dukungan keluarga yang tinggi memiliki keaktifan yang tinggi pula. Dukungan keluarga
yang tinggi menambah semangat warga belajar untuk belajar lebih baik sehingga mempengaruhi peningkatan keaktifan warga belajar dalam pembelajaran.
Hasil uji menunjukkan nilai signifikansi Asymp. Sig. untuk hubungan antara dukungan keluarga dengan keaktifan warga belajar adalah 0,025. Hal ini
berarti terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan keaktifan warga belajar. Nilai signifikansi sebesar 0,025 merupakan nilai yang signifikan karena
berada di bawah α 0,1 yang menunjukkan bahwa semakin tinggi dukungan yang
diberikan keluarga terhadap warga belajar maka akan semakin tinggi pula keaktifan warga belajar dalam mengikuti pembelajaran. Hubungan yang
signifikan ini menguatkan hipotesis awal yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang nyata antara dukungan keluarga dengan keaktifan. Dukungan
keluarga merupakan faktor pendukung yang sangat dibutuhkan oleh warga belajar yang sedang mengikuti pendidikan baik di pendidikan maupun nonformal. Oleh
karena itu, dorongan keluarga akan menambah semangat belajar yang baik pada warga belajar.
6.2.6 Hubungan antara Dukungan Lingkungan Pergaulan dengan