Hipotesis Penelitian Definisi Operasional

31

2.6 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: 1. Diduga terdapat hubungan nyata antara usia dengan tingkat kehadiran 2. Diduga terdapat hubungan nyata antara jenis kelamin dengan tingkat kehadiran 3. Diduga terdapat hubungan nyata antara sosial ekonomi dengan tingkat kehadiran 4. Diduga terdapat hubungan nyata antara motivasi dengan tingkat kehadiran 5. Diduga terdapat hubungan nyata antara tingkat dukungan keluarga dengan tingkat kehadiran 6. Diduga terdapat hubungan nyata antara tingkat dukungan lingkungan pergaulan dengan tingkat kehadiran 7. Diduga terdapat hubungan nyata antara jarak lokasi pembelajaran dengan tingkat kehadiran 8. Diduga terdapat hubungan nyata antara kualitas pengajar dengan tingkat kehadiran 9. Diduga terdapat hubungan nyata antara usia dengan tingkat keaktifan 10. Diduga terdapat hubungan nyata antara jenis kelamin dengan tingkat keaktifan 11. Diduga terdapat hubungan nyata antara sosial ekonomi dengan tingkat keaktifan 12. Diduga terdapat hubungan nyata antara motivasi dengan tingkat keaktifan 13. Diduga terdapat hubungan nyata antara dukungan keluarga dengan tingkat keaktifan 14. Diduga terdapat hubungan nyata antara lingkungan pergaulan dengan tingkat keaktifan 32 15. Diduga terdapat hubungan nyata antara lokasi pembelajaran dengan tingkat keaktifan 16. Diduga terdapat hubungan nyata antara kualitas pengajar dengan tingkat keaktifan 17. Diduga terdapat hubungan nyata antara tingkat kehadiran dengan tingkat pengetahuan 18. Diduga terdapat hubungan nyata antara tingkat keaktifan dengan tingkat pengetahuan 19. Diduga terdapat hubungan nyata antara tingkat kehadiran dengan sikap terhadap keberlanjutan pendidikan 20. Diduga terdapat hubungan nyata antara tingkat keaktifan dengan sikap terhadap keberlanjutan pendidikan

2.7 Definisi Operasional

Penelitian ini menggunakan beberapa definisi operasional yang digunakan untuk mencegah terjadinya kesalahan arah terhadap konsep yang ditetapkan dalam mengukur variabel, sehingga pengukuran tehadap variabel dapat dilakukan secara jelas dan terukur. Beberapa definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut I Masukan

1. Faktor individu

Faktor individu merupakan karakter internal peserta didik, karakter internal tersebut meliputi usia, jenis kelamin, kondisi sosial ekonomi dan motivasi peserta. 1. Usia merupakan lamanya tahun selama warga belajar hidup yang di hitung sejak lahir sampai menjadi responden dalam penelitian ini tahun. Usia 33 warga belajar dikategorikan menjadi dua, yaitu: rendah 20 tahun, dan tinggi ≥20 tahun. 2. Jenis kelamin adalah jenis kelamin warga belajar yang dikategorikan 1= laki- laki dan 2= perempuan. 3. Sosial ekonomi adalah keadaan sosial ekonomi warga belajar yang terdiri atas gabungan beberapa jenis pertanyaan seputar kondisi ekonomi dan sosial. Gabungan pertanyaan ini akan menghasilkan jumlah skor paling tinggi 24 dan paling rendah 0. Kemudian berdasarkan jumlah skor gabungan tersebut maka data hasil pengukuran diklasifikasikan dalam dua kategori, yaitu: rendah 12 dan tinggi ≥ 12 4. Motivasi adalah dorongan yang timbul dalam diri warga belajar yang disadari karena adanya kebutuhan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Untuk mengukur motivasi, peneliti mengajukan pernyataan yang dipilih oleh warga belajar berdasarkan tingkat persetujuan masing-masing warga belajar. Setiap pernyataan memiliki lima skala dari yang Sangat Tidak Setuju, skor=1 hingga Sangat Setuju, skor=5. Motivasi warga belajar dikategorikan menjadi dua, yaitu; rendah 55 dan tinggi ≥55

2. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan merupakan karakteristik eksternal peserta didik berkaitan dengan lingkungan kehidupan peserta didik meliputi dukungan keluarga, lingkungan pergaulan, serta lokasi pembelajaran. 1. Tingkat dukungan keluarga adalah dorongan yang diberikan anggota keluarga terhadap warga belajar untuk mengikuti paket C. Dorongan dapat berupa biaya, motivasi, semangat, dan perhatian. Pertanyaan ini menggunakan 34 pengukuran ordinal dengan memberikan pernyataan berskala, dengan nilai sangat tidak setuju skor=1 hingga sangat setuju skor=5. Tingkat dukungan keluarga dikategorikan menjadi dua, yaitu; rendah 34 dan tinggi ≥ 34 2. Tingkat dukungan lingkungan pergaulan adalah dukungan dan dorongan yang didapat oleh peserta didik dari lingkungan pergaulannya. Pertanyaan untuk mengukur variabel ini meliputi jumlah teman yang sebelumnya pernah mengikuti Paket C, tanggapan teman-teman dan tindakan apa yang dilakukan oleh teman warga belajar jika mereka mendukung. Tingkat dukungan lingkungan pergaulan dikategorikan menjadi dua, yaitu: rendah ≤ 6 dan tinggi 6 3. Jarak lokasi pembelajaran adalah jarak antara tempat tinggal peserta didik dengan tempat dimana proses belajar mengajar berlangsung. Pertanyaan mengenai lokasi pembelajaran meliputi jarak antara rumah peserta didik dengan lokasi pembelajaran, alat transportasi yang digunakan peserta didik dan besarnya ongkos yang dikeluarkan oleh peserta didik. Skor tertinggi untuk variabel ini adalah 10. Jarak lokasi pembelajaran dibagi menjadi dua kategori, yaitu: dekat 7 dan jauh ≥ 7.

3. Faktor Sarana

Faktor sarana adalah sarana maupun prasarana yang tersedia di dalam Kelompok Belajar Paket C. Dalam hal ini yang dinilai hanyalah kualitas pengajar karena minimnya sarana yang terdapat di PKBM ini. 1. Kualitas pengajar adalah kemampuan tutor untuk menjalankan tugas dan peranannya sebagai pengajar. Kualitas pengajar ini dinilai oleh responden berdasarkan kedisplinan tutor, penguasaan materi, cara mengajar, dan motivasi 35 terhadap siswa. Kualitas pengajar diukur kepada masing-masing tutor dengan menggunakan skala ordinal dengan skala sangat tidak setuju, skor=1 sampai sangat setuju, skor=5. Kualitas pengajar dikategorikan menjadi dua, yaitu; rendah 86 dan tinggi ≥ 86 II PROSES

1. Tingkat kehadiran

Kehadiran adalah jumlah total kehadiran peserta selama 6 bulan terakhir selama proses pembelajaran berlangsung. Untukmendapatkan data yang lebih valid , selain menanyakan kepada responden, peneliti juga menggunakan absen dari sekretariat. Dari keseluruhan pertemuan dalam 6 bulan terdapat 90 kali pertemuan, namun pada prakteknya paling banyak peserta yang datang hanya 60 kali dalam 6 bulan. Berdasarkan itu maka peneliti merumuskan bahwa tingkat kehadiran dikategorikan rendah jika responden memiliki total kehadiran 30 kebawah dan dikategorikan tinggi jika responden memiliki kehadiran diatas 30 kali dalam 6 bulan terakhir

2. Tingkat keaktifan

Keaktifan adalah intensitas peserta didik dalam bertanya, berdiskusi, mengerjakan tugas yang diberikan oleh tutor maupun sesama peserta didik yang dilakukan di dalam proses pembelajaran maupun di luar jam pembelajaran. Pertanyaan untuk mengukur variabel ini menggunakan jenis pertanyaan ordinal dengan skala nilai 1-5. Tidak pernah, skor=1 sampai Selalu, skor=5. Berdasarkan rata-rata total dari jawaban setiap responden, diperoleh hasil sebesar 43,5. 36 Berdasarkan hasil rata-rata tersebut, maka peneliti mengkategorikan tingkat keaktifan menjadi tinggi dan rendah. Rendah 43 dan tinggi ≥ 43 III OUTPUT

1. Tingkat pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil evaluasi dari nilai hasil ujian sebagai bukti adanya peningkatan pengetahuan. Indikator yang digunakan adalah nilai hasil ujian mereka yang meliputi dua mata pelajaran UAN Matematika dan Bahasa Inggris dan dua mata pelajaran UAS Pkn dan Geografi. Tingkat pengetahuan dikategorikan menjadi dua, yaitu; rendah 26 dan tinggi ≥ 26

2. Sikap terhadap keberlanjutan pendidikan

Sikap adalah perubahan pola pikir, perasaan, nilai, dan dorongan yang terpancar dari perilaku terhadap keinginan melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Variabel ini diukur menggunakan skala ordinal dengan skala sangat tidak setuju, skor=1 sampai sangat setuju, skor=5. Berdasarkan nilai tersebut didapatkan hasil rata-rata total dari seluruh responden sebesar 46. Berdasarkan jumlah rata-rata tersebut, maka peneliti mengkategorikan sikap terhadap keberlanjutan menjadi tinggi dan rendah. Rendah 46 dan tinggi ≥ 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode survei. Dalam penelitian survei, informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner. Umumnya, penelitian survei dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi. Hal ini berbeda dari sensus yang informasinya dikumpulkan dari seluruh populasi Singarimbun dan Effendi, 1989. Metode survei digunakan dalam evaluasi program dengan maksud menjajagi, mengumpulkan, menggambarkan, dan menerangkan aspek-aspek yang dievaluasi. Dalam kegiatan menjajagi, mengumpulkan dan menggambarkan data, metode ini berguna mengungkap situasi atau peristiwa dari akumulasi informasi yang deskriptif. Metode survei dapat menjadi bagian dari metode deskriptif, dan digunakan dalam evaluasi dengan mengumpulkan data dari sampel dengan menggunakan instrumen pengumpulan data, yaitu angket dan wawancara sehingga hasil pengolahan data dapat mewakili populasi yang relatif besar jumlahnya Sudjana, 2006. Metode survei menurut Singarimbun 1989, adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Oleh karena itu, penelitian ini akan dilaksanakan dengan menggunakan kuesioner terstruktur yang berkaitan dengan identitas individu, penilaian tentang motivasi, kondisi sosial ekonomi, dukungan keluarga,

Dokumen yang terkait

Hubungan motivasi belajar peserta didik pada program pendidikan Paket C terhadap prestasi belajar di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri 27 Jakarta

2 24 178

Sistem Informasi Akademik Dalam Ujian Kesetaraan Paket C Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial Pada Sub Bagian Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Lembaga Pendidikan Rama Putra

0 28 180

MOTIVASI WARGA BELAJAR DALAM MENGIKUTI PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM KELOMPOK BELAJAR PAKET C DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT TUNAS BANGSA BREBES

2 21 160

HASIL PENERAPAN PEMBELAJARAN PARTISIPATIF DALAM PROGRAM KEJAR PAKET C DI PKBM (PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT) MERAH PUTIH MEDAN.

0 4 30

PENGELOLAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) MANDIRI KECAMATAN KRETEK KABUPATEN BANTUL.

1 10 209

STUDI EKSPLORASI PELAKSANAAN PROGRAM PAKET C DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) KECAMATAN KERTEK KABUPATEN WONOSOBO.

0 6 199

PARTISIPASI BELAJAR PESERTA DIDIK PROGRAM PAKET C DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT(PKBM) MANDIRI KECAMATAN KRETEK KABUPATEN BANTUL.

0 1 245

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENJAHIT PADA PROGRAM PAKET B DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) WIYATASARI.

0 6 154

IMPLEMENTASI EVALUASI PROGRAM KURSUS DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) CITRA ILMU KABUPATEN SEMARANG -

0 0 56

EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN PAKET C KESETARAAN SMA DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT AL-KHAIRIYAH PANJANG BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 1 145