Pada program pembelajaran Paket C pada PKBM ini, setiap warga belajar diwajibkan membayar iuran sebesar Rp. 25.000 per bulan dan uang ujian sebesar
Rp. 600.000 yang dibayarkan secara dicicil tanpa tenggang waktu. Menurut informan, adanya iuran tersebut dikarenakan saat ini pemerintah sudah tidak lagi
mensubsidi anggaran untuk dana bantuan Paket C. Pemerintah hanya mensubsidi anggaran untuk program kesetaraan PKBM lainnya seperti Paket A dan B. Namun
ketika ditanyakan apakah para warga belajar di ikutsertakan dalam membuat keputusan tentang biaya yang harus dibayarkan tersebut, tidak ada satu warga
belajar pun yang merasa pernah dimintai pendapat tentang kebijakan apapun baik soal biaya yang harus dibayarkan per bulan maupun soal ketentuan jam belajar.
Berdasarkan fungsinya sebagai learning society, PKBM Negeri 17 belum menjalankan kelima fungsi yang ada. PKBM, Paket C pada khususnya, hanya
menjalankan salah satu fungsi dari lima fungsi yang ada. PKBM ini hanya menjalankan fungsinya sebagai tempat masyarakat belajar untuk memperoleh
ilmu pengetahuan. Namun PKBM Negeri 17 ini belum dapat menjalankan fungsi- fungsi lainya seperti, tempat tukar belajar, pusat pengetahuan dan informasi atau
perpustakaan masyarakat, sebagai sentra pertemuan berbagai lapisan masyarakat, ataupun pusat penelitian masyarakat karena penulis merupakan peneliti pertama
yang mengkaji tentang evaluasi program Paket C pada PKBM Negeri 17 ini.
4.3.2 Kurikulum
Berdasarkan buku Acuan Proses Pelaksanaan dan Pembelajaran Pendidikan Kesetaraan kurikulum tingkat satuan Pendidikan Kesetaraan, program
Paket A, Paket B, dan Paket C dikembangkan berdasarkan pada prinsip-prinsip
berikut; berpusat pada kehidupan, beragam dan terpadu, tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, menyeluruh dan
berkesinambungan, dan prinsip belajar sepanjang hayat. Namun, pada penerapannya hal tersebut diserahkan kepada masing-masing dinas yang
bertanggung jawab di bidang pendidikan sesuai dengan kewenangannya. Paket C pada PKBM Negeri 17 sendiri menerapkan jenis kurikulum yang
umum digunakan oleh sekolah negeri ataupun program kesetaraan di tempat lain. Tidak terdapat kekhususan dalam metode mengajar yang digunakan pada PKBM
ini. Seluruh tutor menggunakan metode mengajar dengan cara ceramah di depan kelas. Metode tanya jawab maupun diskusi jarang dilakukan oleh tutor.
4.3.3 Sarana dan Prasarana
Jenis dan jumlah sarana dan prasarana yang dimiliki PKBM ini dapat dilihat berdasarkan daftar berikut:
Daftar 1. Jenis dan Jumlah Sarana Prasarana PKBM Negeri 17 Penjaringan, 2011
Jenis Jumlah
Gedung ruang PKBM 1 lantai
Ruang kantor 1 ruang
Ruang kelas 3 ruang
Ruang guru 1 ruang
Kamar kecilWC 1 ruang
Ruang computer 1 ruang
Komputer 10 buah
Meja kantor 4 buah
Kursi kantor 4 buah
Meja belajar 48 buah
Kursi belajar 80 buah
Papan tulis 4 buah
Lemari 2 buah
Rak buku 2 buah
Modul Paket C 78 buah
Sumber: Arsip PKBM Negeri 17 Penjaringan
Dari daftar yang terdapat di atas dapat dilihat bahwa PKBM Negeri 17 ini masih memiliki sarana dan prasarana yang seadanya. Kelas yang ditunjukkan oleh
Gambar 3 adalah kelas yang biasa digunakan oleh warga belajar Paket C kelas 3 untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Kelas ini juga merupakan kelas utama
yang terdapat di PKBM ini
.
Ruang kelas lain yang tersedia lebih sempit dan pengap bila dibandingkan kelas yang terdapat di gambar.
Gambar 3. Situasi kelas yang digunakan warga belajar Paket C
Dari gambar di atas jelas terlihat bahwa sarana dan prasarana yang tersedia di PKBM Negeri 17 ini tergolong dalam kondisi yang cukup baik walupun tata
letaknya kurang rapi dan banyak coretan namun, secara umum kondisinya masih sangat layak pakai. Permasalahan yang dihadapi adalah seiring dengan
meningkatnya jumlah peserta program kesetaraan setiap tahunnya, kursi dan meja yang sekarang tersedia menjadi kurang memadai untuk mencukupi kebutuhan
warga belajar. Pemerintah sebenarnya sudah menawarkan untuk menambah sarana seperti kursi dan meja namun karena keterbatasan ruang maka hal tersebut
urung dilakukan.
4.3.4 Tutor