mendapat motivasi lebih sehingga lebih mudah untuk menerima pelajaran yang diajarkan oleh tutor tersebut. Hal tersebut diperkuat oleh informasi yang
diberikan oleh tutor, tutor mengatakan bahwa warga belajar yang sering berdiskusi dengan mereka, baik tentang pelajaran maupun tentang hal-hal lain
biasanya memiliki nilai yang lebih baik daripada warga belajar yang jarang berinteraksi dengan mereka.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai signifikansi Asymp. Sig. untuk hubungan antara tingkat keaktifan dengan pengetahuan akademik adalah
0,626. Nilai tersebut menunjukkan nilai yang lebih besar dari α 0,1. Maka H0
terbukti bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan pengetahuan akademik. Maka walaupun terdapat kecenderungan bahwa keaktifan
dan pengetahuan akademik berhubungan tetapi hal tersebut tidak terbukti secara statistik.
7.4 Hubungan Antara Tingkat Keaktifan Dengan Sikap
Hubungan antara tingkat keaktifan dengan sikap akan diuji menggunakan tabulasi silang dan uji statistik Pearson. Uji ini dilakukan untuk mengetahui
apakah keaktifan yang berbeda akan diikuti dengan sikap terhadap pendidikan yang berbeda pula. Hubungan antara tingkat keaktifan dengan sikap akan
ditunjukkan pada Tabel 24. Tabel 24. Persentase Tingkat Keaktifan dengan Sikap Warga Belajar di PKBM
Negeri 17 Jakarta, 2011
Keaktifan Sikap
Rendah Tinggi
Rendah 100,0
33,0 Tinggi
0,0 67,0
Total 100,0
3 100,0
27
Tabel 24 secara jelas menunjukkan bahwa 100 persen warga belajar dengan sikap terhadap pendidikan yang rendah memiliki keaktifan yang rendah
pula. Untuk warga belajar dengan sikap yang tinggi terhadap pendidikan, sebesar 33 persen memiliki keaktifan yang rendah dan 67 persen memiliki keaktifan yang
tinggi. Angka tersebut menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan bahwa semakin tinggi sikap terhadap pendidikan yang dimiliki oleh warga belajar maka
akan semakin aktif warga belajar tersebut dalam proses pembelajaran. Sikap warga belajar terhadap pendidikan dilihat dari keingian, keyakinan, dan semangat
warga belajar untuk melanjutkan sekolah maupun kesadaran terhadap pentingnya pendidikan.
Hasil uji menunjukkan bahwa nilai signifikansi Asymp, Sig. untuk hubungan antara tingkat keaktifan dengan sikap adalah sebesar 0,025. Nilai
signifikansi 0,025 tersebut menunjukkan terdapat hubungan yang nyata antara tingkat keaktifan dengan sikap terhadap pendidikan. Nilai tersebut lebih kecil dari
α 0,1 maka H0 ditolak dan berarti terdapat hubungan antara tingkat keefektifan dengan sikap terhadap pendidikan. Nilai ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
sikap yang dimiliki oleh warga belajar maka akan semakin tinggi pula keaktifannya dalam kegiatan pembelajaran.
Di antara faktor-faktor dari proses yang diduga mempengaruhi output ternyata hanya keaktifan yang memiliki hubungan yang nyata dengan sikap warga
belajar terhadap pendidikan. Kehadiran tidak berpengaruh sama sekali baik terhadap pengetahuan maupun sikap terhadap keberlanjutan pendidikan.
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN