BAB VI ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN DAN FAKTOR-
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Proses pendidikan melalui pembelajaran menurut Sudjana 2006 adalah interaksi edukatif antara masukan input sarana dengan masukan input individu
melalui kegiatan pembelajaran. Analisis hubungan dilakukan dengan melakukan uji analisis hubungan silang antara proses pembelajaran dengan masukan input.
Dalam penelitian proses pembelajaran akan dikaji dengan menggunakan peubah kehadiran dan keaktifan. Dari uji hubungan ini terlihat hubungan yang nyata antar
satu peubah dengan peubah lainnya.
6.1 Kehadiran dan Faktor yang Mempengaruhinya
6.1.1 Hubungan antara Usia dengan Kehadiran
Hipotesis awal menyatakan bahwa terdapat hubungan yang nyata antara usia dengan kehadiran. Untuk melihat hubungan keduanya, maka dilakukan uji
hubungan dengan menggunakan tabulasi silang dan uji statistik Crosstabs- Correlations
dengan menggunakan analisis Pearson, antara data ordinal dengan data rasio. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara
usia dengan kehadiran. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai signifikansi Asymp. Sig.. Jika Asymp. Sig. lebih besar dari
α 0,1 maka H0 diterima, artinya tidak terdapat hubungan antar variabel-variabel yang diuji. Untuk lebih jelasnya,
hubungan antara usia dengan kehadiran dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 5. Persentase Usia dengan Tingkat Kehadiran di PKBM Negeri 17 Jakarta, 2011
Tingkat Kehadiran Usia
Rendah Tinggi
Rendah 39,0
50,0 Tinggi
61,0 50,0
Total 100,0
18 100,0
12
Tabel 5 menunjukkan bahwa sebesar 39 persenwarga belajar usia rendah, dalam penelitian ini berumur 20 tahun tahun ke bawah, memiliki tingkat
kehadiran yang rendah dan sebesar 61 persen memiliki tingkat kehadiran yang tinggi. Untuk usia dengan kategori tinggi, yaitu berumur 21 tahun ke atas, terdapat
50 persen warga belajar dengan kehadiran rendah dan 50 persen dengan kehadiran tinggi. Angka tersebut menunjukkan kecenderungan yang tidak terlalu berbeda
antara usia rendah yang tingkat kehadirannya tinggi dengan usia tinggi dengan tingkat kehadiran yang rendah. Warga belajar yang memiliki usia tinggi yang
tingkat kehadirannya tinggi dengan usia tinggi yang memiliki tingkat kehadirannya rendah memiliki jumlah persentasi yang sama yaitu sebesar 50
persen untuk masing-masing kategori. Hal ini disebabkan karena warga belajar dengan usia tinggi sebagian besar sudah memiliki pekerjaan sehingga untuk
datang setiap kali ada jadwal pembelajaran di PKBM mereka sudah merasa capek. Oleh karena itu, frekuensi kedatangan warga belajar ini biasanya hanya dua kali
dari 4 kali pertemuan setiap minggunya. Hasil uji menunjukkan nilai signifikansi Asymp. Sig. untuk hubungan
antara usia dengan kehadiran sebesar 0,547. Nilai signifikansi 0,547 menunjukkan nilai yang sangat besar, nilai tersebut lebih besar dari
α 0,1 maka H0 tidak dapat
ditolak sehingga berarti tidak terdapat hubungan antara usia dengan kehadiran. Tidak terdapatnya hubungan nyata antara usia dengan kehadiran dapat disebabkan
karena Program Paket C didesain untuk kelompok usia yang beragam mulai dari usia 15-44 tahun dengan karakteristik yang yang sangat beragam. Sasaran Paket C
sendiri dari mulai mereka yang lulus Paket BSMPMA, belum menempuh pendidikan SMAsetara, putus SMAsetara, tidak menempuh sekolah formal
karena pilihan sendiri, tidak dapat bersekolah karena berbagai faktor potensi, waktu, kondisi geografis, ekonomi, sosial dan hukum, dan keyakinan. Berbagai
faktor yang telah disebutkan sebelumnya tersebut menyebabkan aktifitas yang berbeda pula bagi setiap peserta sehingga uji hubungan yang menyatakan faktor
umur tidak berhubungan secara nyata dengan kehadiran dapat dipahami.
6.1.2 Hubungan Antara Jenis kelamin dengan Tingkat Kehadiran