rendah memiliki tingkat kehadiran yang tinggi. Untuk warga belajar dengan dukungan pergaulan yang tinggi sebesar 47 persen memiliki tingkat kehadiran
yang rendah dan 53 persen memiliki tingkat kehadiran yang tinggi. Angka tersebut menunjukkan bahwa dalam penelitian ini, khususnya warga belajar di
PKBM Negeri 17 Penjaringan, Jakarta ini dukungan pergaulan tidak terlalu berpengaruh terhadap kehadiran warga belajar. Hal ini juga dapat menunjukkan
bahwa para warga belajar tidak malu untuk mengakui kepada teman-teman sepergaulannya bahwa mereka sedang belajar di Paket C.
Hasil uji dengan menggunakan korelasi Pearson menunjukkan bahwa nilai signifikansi Asymp. Sig. untuk hubungan antara dukungan pergaulan dengan
tingkat kehadiran adalah sebesar 0,713. Nilai signifikansi 0,713 menunjukkan tidak adanya hubungan antara dukungan pergaulan dengan tingkat kehadiran
secara statistik.
6.1.7 Hubungan antara Jarak Lokasi Pembelajaran dengan Tingkat
Kehadiran
Uji hubungan antara lokasi pembelajaran dengan tingkat kehadiran dilakukan dengan menggunakan tabulasi silang dan uji korelasi statistik Pearson.
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara lokasi pembelajaran dengan tingkat kehadiran. Hasil tabulasi silang antara loasi
pembelajaran dengan tingkat kehadiran disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11. Persentase Hubungan Lokasi Pembelajaran dengan Tingkat Kehadiran pada PKBM Negeri 17 Jakarta, 2011
Tingkat kehadiran
Lokasi Pembelajaran Dekat
Jauh Rendah
38,0 47,0
Tinggi 62,0
53,0 Total
100,0 13
100,0 17
Tabel 11 menunjukkan bahwa sebesar 38 persen warga belajar dengan anggapan lokasi pembelajaran dekat memiliki tingkat kehadiran yang rendah dan
62 persen warga belajar dengan anggapan lokasi pembelajaran dekat memiliki tingkat kehadiran yang tinggi. Untuk 47 persen warga belajar dengan anggapan
lokasi pembelajaran yang ditempuh adalah jauh memiliki tingkat kehadiran yang rendah dan terdapat 53 persen warga belajar yang beranggapan bahwa lokasi
pembelajaran jauh memiliki tingkat kehadiran yang tinggi. Angka tersebut memiliki kecenderungan bahwa semakin dekat jarak antara tempat tinggal warga
belajar dengan lokasi pembelajaran maka tingkat kehadiran yang dimiliki oleh warga belajar pun akan semakin tinggi. Hal ini mungkin disebabkan karena
sebagian besar warga belajar sudah bekerja sehingga jika lokasi pembelajaran jauh dari tempat tinggal mereka, warga belajar akan semakin malas untuk
menghadiri proses pembelajaran karena sudah merasa lelah akibat seharian bekerja. Akan tetapi, berdasarkan hasil uji statistik Pearson lokasi pembelajaran
dengan tingkat kehadiran tidak memiliki hubungan secara statistik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi Asymp. Sig. yang cukup besar yaitu 0,638.
6.1.8 Hubungan antara Kualitas Pengajar dengan Tingkat Kehadiran
Uji hubungan antara kualitas pengajar dengan tingkat kehadiran akan diuji menggunakan tabulasi silang dan uji korelasi statistik Pearson. Uji ini dilakukan
untuk melihat apakah terdapat hubungan nyata antara kualitas pengajar dengan tingkat kehadiran. Hasil tabulasi silang antara tingkat kualitas pengajar dengan
tingkat kehadiran akan disajikan pada Tabel 12 di bawah ini. Tabel 12. Persentase Kualitas Pengajar dengan Tingkat Kehadiran di PKBM
Negeri 17 Jakarta, 2011
Kualitas Pengajar Kehadiran
Rendah Tinggi
Rendah 26,7
60,0 Tinggi
73,3 40,0
Total 100,0
15 100,0
15
Tabel 12 menunjukkan bahwa sebesar 73,3 persen warga belajar yang beranggapan kualitas pengajar rendah memiliki tingkat kehadiran yang tinggi
sedangkan 60 persen yang menganggap kualitas pengajar tinggi memiliki tingkat kehadiran yang rendah. Angka tersebut menunjukkan kecenderungan bahwa
semakin rendah anggapan tentang kualitas pengajar maka akan semakin tinggi tingkat kehadiran warga belajar dalam proses pembelajaran. Hal ini memang
cenderung tidak wajar, dimana yang terjadi pada umumnya adalah semakin tinggi kualitas pengajar maka akan semakin tinggi pula tingkat kehadiran mereka.
Kondisi yang tidak biasa ini, bila ditelaah lebih lanjut dapat disebabkan karena anggapan tentang kualitas pengajar yang baik adalah pengajar yang
memiliki disiplin tinggi, penguasaan materi yang baik, penampilan yang baik, serta pembawaan mengajar yang baik pula. Anggapan warga belajar tentang
pengajar yang baik ini, membuat mereka untuk segan bila tidak dapat hadir secara
rutin dalam setiap kegiatan pembelajaran karena bertolak belakang dengan kemampuan mereka untuk dapat hadir secara rutin karena tuntutan pekerjaan.
oleh karena itu semakin rendah anggapan warga belajar tentang kualitas pengajar maka akan semakin tinggi kehadiran mereka.
Hasil uji korelasi statistik Pearson menunjukkan angka signifikansi sebesar 0,065. Angka tersebut menunjukkan angka yang lebih besar daripada
α 0,1 sehingga H0 dapat ditolak dan itu berarti terdapat hubungan nyata antara Kualitas
Pengajar dengan Tingkat kehadiran warga belajar. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kualitas pengajar maka tingkat kehadiran warga belajar dalam
proses pembelajaran pun akan semakin tinggi.
6.2 Keaktifan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya